"Maya!!" Maria panik, membenarkan posisi Maya yang terlungkup.
"Aku pikir bukan kah lebih baik jika Maya tak ada? bebanmu akan hilang." Kata-kataku terdengar sangat kejam. Aku tahu. Tapi aku bahkan tak bisa menghentikan mulutku untuk meluncurkan kalimat-kalimat itu.
Itu adalah sebuah kenyataan. Akan lebih baik jika Maya tak ada. Maka Maria bisa memilih jalan hidup yang lebih baik untuk dirinya sendiri.
"Jangan bicara begitu!!" Maria menangis. memeluk Maya yang juga menangis, "Hanya dia yang aku miliki!"
Aku tak lagi bicara, membiarkan mereka berdua begitu emosional menangis dan memeluk satu sama lain. Meski Maya tak bisa menggerakkan tangannya.
Tugasku adalah mengambil Maya. Mengirimnya ke surga. Setelah sekian tahun penderitaan yang ia alami dan ia tetap sabar. Tapi ketika melihat Maria. Gadis itu menjadi pelacur, menceburkan diri pada kekotoran. Dan Maya adalah alasannya.