Aku masih menepuk-nepuk pelan punggung Taka. Setelah sekian lama ia membenamkan wajahnya di pundakku. Aku yakin tangisnya sudah berhenti sejak tadi.
"Karasu no. 5." Suara paraunya terdengar. Bukan suaranya yang membuatku terkejut tapi, dia tak lagi menyebutku Kanae.
"Hm?" Kami masih pada posisi yang sama. Ia tak mengijinkanku untuk melepaskan pelukannya.
"Jika aku diberi kesempatan untuk hidup di kehidupan yang baru. Maukah kau memberiku kesempatan untuk berjuang dengan baik mendapatkan hatimu?"
"Apa kau yakin?"
Dengan cepat ia melepas pelukannya dan menatapku bingung. Mata keemasannya berkilat.
"Kau yakin akan mendekatiku? Aku ini bodoh dan juga tak terampil. Lalu mungkin saja di kehidupan yang baru aku akan menjadi seorang pria berotot?"
"Maka aku akan jadi wanita sexy, bagaimana?" Taka mulai memperagakan pose-pose sensual para idol grafure.
"Memangnya kau yang tentukan, kau kan bukan Tuhan?!" Aku menepuk keras punggungnya agar Taka berhenti berpose konyol.