"Ma, Makoto-san? maksud anda, bagiamana?" Tubuh Rin kaku, ia benar-benar tak menyangka pria di hadapannya mengatakan hal itu dengan mudahnya.
Makoto mendesah. Ia benar-benar tak tertolong. Otaknya jelas-jelas menolak untuk mengucapkannya tapi bibirnya seakan bicara sendiri. "Aku pikir aku menyukaimu. Jangan tersinggung. Awalnya aku berpikir bahwa gadis dengan seragam sekolah adalah anak-anak. Tak ada yang menarik darimu. Tapi, sejak kejadian itu aku terus terpikirkan tentang dirimu."
"Itu.."
"Aku mencoba mencarimu dan memastikan. Lalu sekarang ketika kita bertemu, sebuah perasaan senang yang sulit aku jelaskan begitu mengangguku. Aku pikir ini yang namanya menyukai."
Makoto yang kokoh, seperti sebuah benteng. Kini seakan membuka pintu besinya pada Rin. Gadis yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Bahkan tak terpikirkan sedikit pun di dalam otaknya. Gadis yang masih berseragam sekolah, gadis yang hanya anak-anak baginya.