"Aku benar-benar minta maaf, aku terpaksa melakukannya!" Rin setengah menangis. Ia meraih tangan Makoto dan mengguncangnya dengan pelan.
"Aku tahu. Yamada-san yang menyuruhmu bukan?" Makoto biasanya akan sangat merasa risih dengan perlakuan seperti itu, tapi kali ini ia membiarkan Rin melakukannya.
"Darimana kau tahu?!" Tubuh Rin yang awalnya condong ke arah Makoto, mundur perlahan. Membuat posisi duduknya kembali normal. Melepaskan genggaman tangannya dari tangan besar Makoto.
Pelayan datang membawakan dua minuman kepada mereka. Meletakkan dua cangkir dengan kepulan uap panas tipis dari dalamnya, di atas permukaan meja cafe yang mengkilat.
Makoto mengangguk tanda berterimakasih. Begitu pula sang pelayan.
"Akane." Makoto menyebutkan nama Akane dengan penuh keseriusan. mata Rin membulat ketika mendengarnya.