Langit sudah gelap sekarang. Pendar-pendar Lampu di perkotaan seperti sebuah dunia lain.
Aku diam-diam mengiyakan apa yang Taka katakan. Aku juga benci kota besar. Begitu berisik dan terang benderang.
"Kalau kau manusia biasa, mungkin kau sudah kesemutan sekarang. Berapa jam aku tidur di pangkuanmu?" Taka melihatku, kepalanya masih dengan nyaman menempel pada pahaku. Mata keemasan menyala dalam gelap, menatapku bagai hewan nokturnal yang mencoba menyapa mangsanya.
Ada perasaan takut yang tak bisa aku gambarkan. Tapi bersamaan dengan itu, Kanae di dalam diriku sangat menikmati setiap detik momen bersama Taka.
"Ini tidur paling nyenyak yang aku rasakan." akhirnya Taka bangkit dan merenggangkan punggungnya.
"Syukurlah kalau begitu." Aku masih tetap duduk dan melihat tingkahnya di sisiku.
"Terimakasih banyak ya, kau mau Mengabulkan permohonanku. Energiku sudah full sekarang." Taka bicara tanpa menoleh padaku. Seakan tak ingin menunjukkan wajah melankolisnya sekarang.