"Kanae.. menyerah saja ya." Taka menatapku, membelai wajahku dengan lembut. "Ikutlah denganku, kita akan abadi bersama, berdua." wajahnya sedih. "Seperti dulu, saat pertama kali aku menciummu. saat pertama kali aku memelukmu hingga pagi."
Aku hanya bisa menatapnya tanpa bicara apa pun. Melihatku tak menjawab keinginannya, ia memelukku lagi.
"Kenapa kau tak menjawabnya? Jadi kau belum mau menyerah?" bisiknya pelan, tepat di telingaku.
Aku mengangguk. "Aku belum mau menyerah." balasku berbisik dengan suara yang tertahan, dengan nafasku yang hampir habis. Dengan rasa sakit yang menyiksa.
Taka menghela nafasnya dengan pelan.
Perlahan tapi pasti rasa sakit yang aku rasakan menghilang. Aku bisa merasakan paru-paru ku kembali bekerja. Dengan spontan aku menarik nafas cepat, lalu menstabilkan nafasku.
Taka menyembuhkanku, dengan suka rela?! tapi kenapa? padahal jawaban yang aku berikan bukanlah yang dia inginkan, kenapa?