"Anda serius?"
"Ya. Kau ingin berterimakasih bukan? maka aku meminta hal yang belum pernah aku rasakan. Bisakah kau kabulkan?" Makoto menarik kembali tangan Rin yang perlahan-lahan di tarik menjauh. "Aku tak memaksa. Jawab saja sejujurnya. Kau bisa kabulkan atau tidak?"
Rin menunduk sebentar, berpikir keras di kepalanya. Lalu mengangguk. Lantas memejamkan matanya.
Makoto menatap bibir kecil Rin perlahan makin mendekat, darah dalam dirinya mendesir, menguatkan perasaan yang menggebu di hatinya, Denyut jantung milik Rin dan miliknya bisa ia dengar dengan jelas. Hidung Makoto menyentuh hidung Rin, membuat Rin sedikit mundur karena terkejut, tapi Makoto tetap melanjutkan niatnya. Bibirnya mengecup pelan bibir Rin yang lembab. Kecupan itu bertahan cukup lama.