Aku mengetuk pintu kamar Rei berkali-kali tapi tak juga ada jawaban dari dalam. Jangankan dibukakan, terdengar suara gerakan dari dalam sana pun tidak. Aku bahkan berpikir bahwa si pemilik kamar tak ada di kamarnya, atau jangan-jangan dia sudah mati karena bunuh diri?! Aku hampir menampar diriku sendiri saat pikiran itu terintas di kepalaku. Tentu saja itu artinya pekerjaanku gagal. Aku tak mau hal itu terjadi.
Dengan penuh rasa penasaran aku memutar knop pintu kamar Rei, dan benar saja. Kamarnya tak dikunci. Kini aku bisa menebak seberapa renggang hubungan ibu-anak ini. Rei tak pernah mengunci pintu karena sang ibu tak pernah masuk sekali pun ke kamarnya. Ia tak perlu merasa khawatir atau mungkin sebenarnya ia berharap sang ibu menerobos masuk ke kamarnya lalu menemukan dirinya dengan keadaan seperti yang saat ini aku lihat.
