"Hentikan kebodohan ini, Taka!!" Aku berteriak padanya. melepaskan evolution pada tanganku. Sehingga tanganku kembali normal. "Banyak manusia di sini!"
Tawanya berhenti, Taka kembali melihatku dengan tatapan tajamnya. "Aku hanya butuh satu. Tapi dia menolak dan membiarkan aku menghancurkan sebanyak ini. Jadi aku harus apa?" dia terkekeh.
"Kau gila!!" ya! sejak awal aku sudah tahu kalau Taka itu gila. Tak waras. Tapi aku tak pernah menyadari bahwa dia menyimpan begitu besar obsesinya terhadap cinta pertamanya itu.
"Sudah aku katakan bahwa aku bukan kana-"
"DIAM!!" Taka kembali emosional. Ia menutup telinganya rapat-rapat dengan kedua tangannya. "Tidak usah bicara lagi! sebagai apa pun kau! Kanae atau bukan, sebagai Karasu atau gadis penyakitan itu! aku tak perduli selama jiwa Kanae masih ada di dalam dirimu! Kau harus ikut denganku!"
Aku mundur perlahan. Jujur saja, aku tak punya ide lain. Kemana pun aku lari, Taka akan cepat menemukanku.
