Ingatan adalah bukti, bahwa kita tidak lupa tentang kejadian dimasa lalu.
••••••••••
Sebuah harap masih aku ingat dengan sangat jelas, itu adalah gambaran bagaimana perasaanmu dulu kepadaku. Aku masih ingat tentang bagaimana kamu pernah memintaku agar tidak pergi, meskipun ada yang lebih baik kamu ingin aku untuk tetap bertahan.
Aku tidak lupa, dengan apa yang pernah 'kita' lakukan dulu. Bersama-sama kita saling ingin mempertahankan satu sama lain, berharap 'kita' sama-sama mampu hidup bahagia dalam satu atap.
Aku masih ingat, bagaimana dulu kamu pernah begitu perhatian terhadapku. Sepertinya itu adalah sebuah bukti, bahwa kamu tidak ingin ada orang lain yang memberi perhatian lebih terhadapku. Perhatian kamu beri, seolah aku sangat menjadi prioritas utama bagimu. Tak jarang, kamu selalu khawatir tentang bagaimana kondisiku.
Ingatan itu sangatlah kuat, meskipun sudah berpisah kini; tapi aku tidak lupa tentang hal yang pernah terjadi dulu.
Aku ingat betul tentang bagaimana 'kita' pernah berjalan berdampingan, 'kita' pernah melangkah bersama untuk menuju tempat dimana 'kita' inginkan dulu. Tujuan yang sama adalah tempat terakhir dimana 'kita' ingin berlabuh, meski banyak rintangan yang menghadang; kamu selalu ingin 'kita' mampu untuk melewatinya bersama-sama.
Dulu, kamu pernah berkata "Aku ingin selalu bersamamu" Sepertinya, kata itulah yang membuatku tidak lupa denganmu walaupun sekarang keadaannya sudah berbeda.
Tangan yang pernah saling menggenggam, bukan sebuah jaminan bahwa 'kita' tidak akan berpisah. Keinginan untuk terus bersama-sama, sepertinya takdir tak tertarik untuk terus menyatukan 'kita'.
Genggaman yang kuat tidak bisa menjamin bahwa dua orang tidak dapat dipisahkan.
Tanganmu, pernah aku genggam ketika 'kita' berjalan berdampingan. Langkah kaki 'kita' pernah sejajar karena 'kita' tidak mau saling mendahului.
"Sama-sama" Adalah harapan yang kamu mau, karena jika sendiri kamu bilang tak mampu.
Jika memang benar demikian, lantas apa kabar denganmu setelah berpisah denganku? Apa kamu masih perlu aku atau kamu sudah menemukan penggantiku? Jika belum, apakah kamu sanggup melalui banyak hal tanpa aku? Bukankah dulu kamu bilang tak akan mampu? Aku harap, kamu tidak lupa tentang ucapanmu itu waktu bersamaku.
Aku ingatkan kembali jika kamu lupa, bahwa 'kita' pernah begitu ingin untuk terus bersama sepanjang waktu.
"Tak ingin ada pemisah" Itulah harapan yang kamu inginkan ketika dulu bersamaku. Bersama-sama adalah keinginanmu tanpa harus berpisah denganku.
"Meskipun pada akhirnya harus berpisah, setidaknya kita pernah bersama walau dalam waktu yang tidak begitu lama"