Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

cerita di hidup ku

🇮🇩PacarnyaNobita
--
chs / week
--
NOT RATINGS
46.4k
Views
Synopsis
menceritakan tentang seorang gadis desa yang lugu dan pemalu, tentang pengalaman pertama, tentang keberanian hidup sebagai perantau. mohon maaf jika penulisan kurang rapi, amatiran heheh just want to tell my life story...
VIEW MORE

Chapter 1 - pengalaman pertama

cerita tentang seorang gadis muda yang lugu, pada hari itu pertama kali bekerja usai kelulusan SMA..

ada seorang anak laki-laki bernama herman mengajak Helen untuk ikut bekerja di Jakarta

"hai Len, mau ikut gak kerja di Jakarta kebetulan di tempat ku kerja sedang butuh karyawan "

dengan perasaan senang helen pun menjawab " wah boleh tuh aku juga mau kerja nih"

keesokan hari nya Helen pun berangkat ke Jakarta bersama teman nya, dengan bekal uang seadanya karena keluarga Helen di kampung keluarga yang biasa saja.

di sepanjang perjalanan Helen merasa sedih karena meninggal kan nenek dan kakek nya tapi di satu sisi Helen juga merasa senang karena dia akan mendapatkan pengalaman pertama.

"kamu kenapa Len, dek dekan ya"

"iya her, baru pertama kali ke Jakarta kan jadi dek dekan nih hehehe"

"tenang kan ada aku, di sana juga ada temen-temen yang lain kok"

sesampainya di Jakarta, Herman pun langsung memperkenalkan Helen kepada bos dan teman-teman nya, di sana Helen dan teman nya bekerja di rumah makan ayam bakar kecil

pekerjaan helen sehari-hari memasak, mencuci piring dan membantu melayani pelanggan.

karena Helen perempuan satu-satunya yang bekerja di rumah makan itu jadi Helen tinggal di rumah bos nya, sedang kan anak laki-laki yang lain tinggalnya di rumah makan itu.

"her siap-siap berangkat sudah sore" kata bos laki-laki

"iya pak sebentar lagi kita berangkat" setiap sore Herman dan karyawan yang lain mendorong gerobak ke citra square, mereka juga berjualan di sana.

sedangkan kan Helen tetap di rumah makan membantu bos perempuan.

"Len ibu mau ke ATM dulu ya mau setor uang"

"oh iya bu"

"kamu bisa kan jaga warung sendiri, saya cuma sebentar kok"

"bisa Bu kan sudah di ajarin kemarin2"

"ya sudah titip Galuh ya, kalo di ajak takut rewel di jalan" Galuh anak pemilik rumah makan "iya Bu"

tidak berapa lama ada seorang laki-laki datang ke rumah makan.

"hai kamu kerja di sini ya"

"iya baru tiga hari"

"oh pantes gak pernah liat"

"mau beli apa" saut Helen "engak cuma mau nyamperin kamu aja"

singkat cerita mereka pun akhirnya berteman, dan lama kelamaan Helen jatuh hati kepada laki-laki tersebut, akhirnya mereka pacaran

ketikan sore bos perempuan nya bertanya,

"kamu pacaran sama Ilham Len"

"iya Bu"

"hati-hati ya kamu kan di sini baru jadi jangan gampang percaya sama laki-laki"

Helen cuma mengangguk dan tidak menjawab

pada suatu sore Herman tidak ikut jualan ke citra square karena pemilik rumah makan mau pergi ke acara pernikahan temannya jadi Herman menemani Helen, tidak berapa lama datanglah pembeli "mas saya pesan tujuh ekor ayam bakar ya"

dengan perasaan senang Herman menjawab

"oh iya pak saya siap kan dulu ya ayam nya, tunggu mau di bakar dulu"

"ya sudah saya tinggal belanja dulu ya"

"oke pak"

Helen ikut merasa senang karena malam itu mereka dapat banyak pesanan, mereka pun bergegas menyiapkan ayam nya

"wah kita banyak pesenan her, pasti si bos senang ya kan" kata Helen.

"iya lah pasti langsung sumringah hehe"

"ya sudah ayo kita cepet-cepet soalnya kita cuma berdua"

di tengah-tengah kesibukan mereka yang sedang mempersiapkan pesanan, pembeli tadi pun datang dan bertanya

"sudah belum mas pesanan saya"

"belum pak soalnya nya tujuh ekor jadi agak lama"

pembeli pun mengerutkan dahi sambil berkata "loh siapa yang pesan tujuh ekor, saya bilang kan tujuh potong"

Herman dan Helen pun kaget, sambil saling memandang satu sama lain

"saya dengar nya tujuh ekor pak" ujar Herman

sambil ngeyel

"engak mas saya pesan tujuh potong bukan tujuh ekor" ternyata Herman salah dengar.

akhirnya dengan perasaan takut Herman menyiapkan tujuh potong ayam bakar, pembeli pun membayar dan segera pergi

"duh gimana ya, ayam-ayam nya sudah di di bakar pasti si bos marah nih"

"iya aku juga jadi bingung pasti kita kena marah" kata Helen

Meraka pun merasa bingung dan takut karena ayam yang belum di beli tidak boleh di bakar dulu, supaya ayam yang di beli nanti fresh jika di bakar dadakan

pemilik rumah makan pun datang bersama istri nya dan bertanya

"ini ada pesanan ya kok di bakar semua" tanya bos laki-laki

dengan perasaan takut Herman menjawab "tadi ada pembeli saya dengar nya tujuh ekor, ternyata tujuh potong"

"kamu gimana sih her, terus mau di apakan ayam-ayam ini"

"iya pak maaf tadi kita salah dengar" saut helen dengan muka memelas

"kalian ini makanya yang bener kalo kerja, kalau seperti ini kan ayam nya jadi gak fresh nanti" lanjut si bos dengan muka marah sambil meninggalkan Herman dan Helen

singkat cerita lagi kejadian malam itu berlalu dan setiap malam Helen selalu di dekati laki-laki meski Helen sudah pacaran dengan Ilham sampai pada suatu pagi bos perempuan memanggil Helen

"Len sebelum nya saya minta maaf karena warung kami sedang sepi jadi kamu sudah gak bisa kerja lagi di sini"

"nanti kalau sudah ramai lagi kamu saya panggil" lanjut ibu pemilik rumah makan

"oh gitu ya Bu, ya sudah tidak apa-apa" jawab Helen.

ternyata pemilik rumah makan itu merasa risih karena setiap malam pasti ada laki-laki yang datang menemui Helen

Helen bergegas membereskan barang-barangnya yang ada di rumah bos nya dan berpamitan dengan teman-teman nya yang lain, tetapi Helen juga sedikit bingung karena uang nya tidak cukup banyak buat ongkos karean gaji di rumah makan itu sedikit akhirnya Helen meminjam uang sama Herman untuk ongkos dan pegangan selama tidak bekerja.

Helen sempat bingung mau kemana sedangkan dia baru pertama kali ke Jakarta, akhirnya Helen menghubungi saudaranya yang ada di Jakarta juga, helen pergi ke rumah saudara nya dengan naik angkot meski bingung tapi akhirnya Helen sampai di rumah saudaranya...

Next story yaa bersambung dulu heheh, oh ya soalnya Ilham pacar Helen mereka putus tanpa kejelasan karena Helen pergi tanpa berpamitan dengan Ilham