sesampainya Helen di rumah saudaranya
"eh Helen sudah sampai" sambut bude
"iya bude ternyata gak terlalu jauh ya" Jawab Helen sambil melepas sepatu
"Deket lawong cuma lurus aja kok jalan nya" kata bude
bude Helen langsung mengajak Helen masuk rumah.
"oh iya pakde belum pulang" tanya Helen kepada bude
"belum Len, pakde pulang nya agak sore nanti"
"kamu gimana kemarin kerja bareng Herman" lanjut bude bertanya
"yah biasa lah bude kerja di rumah makan lumayan capek, cuma di sana gak ada pekerja perempuan nya cuma aku aja, yang lain laki-laki"
"namanya juga kerja Len pasti capek, buat pengalaman kamu aja, kamu kan juga baru mulai kerja" kata bude
mereka asik berbincang, langit pun gelap beserta angin kencang hari semakin mendung menandakan hujan akan segera tiba.
tidak berapa lama terdengar suara motor datang
"pakde pulang tuh Len" kata bude sambil berjalan keluar rumah
Helen juga langsung bergegas mengikuti bude
"sini pakde aku bantu"
"eh Helen sudah datang ya" saut pakde sambil menurunkan ember tahu
"Ayuk cepet masuk sudah mulai hujan" kata bude
pakde Helen penjual tahu keliling sementara bude nya bekerja di pabrik garmen, mereka belum mempunyai momongan meski sudah menikah sekitar 10th.
tetapi meskipun mereka belum mempunyai momongan dan kehidupan mereka yang seadanya mereka terlihat bahagia
"oh iya Len nanti kamu tidur di ruang tengah ya soalnya kamar cuma ada satu"
"iya bude aku mah tidur di mana saja bisa kok heheh" Jawab Helen sambil tersenyum
setelah itu mereka bertiga berbincang, asik mengobrol, tetapi Helen merasa tidak enak hati karena menumpang tinggal bersama mereka.
hari pun semakin larut pakde dan bude beranjak ke tempat tidur mereka,
Helen juga akan segera tidur beralaskan karpet kecil
"apa besok aku ketempat Fitri ya" gumam Helen sambil berfikir
Helen sedang bingung karena besok harus mencari pekerjaan baru.
keesokan harinya Helen menelfon fitri teman Helen dari kampung, kebetulan Fitri sudah bekerja di pabrik sablon.
"halo Fitri, kira-kira di pabrik tempat kamu kerja masih ada lowongan gak ya" tanya Helen di telefon
"kayanya sih ada Len, kamu coba siapin lamarannya aja nanti ke pabrik bareng aku buat narok lamaran" jawab Fitri
"yasudah aku siapin dulu tinggal butuh beberapa aja sih ini" jawab Helen lagi
"kabarin nanti kalau sudah jadi ya Len"
"oke fit makasih ya"
Helen langsung menyiapkan lamaran
"mau ngelamar di mana Len" tanya bude
"itu bude pabrik sablon tempat Fitri kerja" jawab Helen sambil ngecek berkas-berkas lamaran
"Fitri itu siapa teman kamu sekolah dulu"
"bukan teman sekolah sih bude, itu anak nya lek Slamet depan rumah" jawab Helen
"yasudah kamu siapin yang agak banyak saja lamarannya" ujar bude
Helen hanya mengangguk
setelah selesai menyiapkan lamarannya Helen langsung bergegas menuju lokasi pabrik sablon tempat Fitri bekerja, disana juga Fitri sudah menunggu.
mereka berdua pun bertemu dan Fitri langsung memberikan lamaran Helen ke office.
karena Fitri sudah lama bekerja di situ dan kebetulan pacar Fitri bagian office juga, jadi tanpa berlama-lama Helen pun di terima di pabrik itu.
singkat cerita Helen pun sudah bekerja di pabrik sablon itu selama satu bulan, di sana juga Helen punya banyak teman baru.
Helen merasa senang bekerja di pabrik itu karena di tempat sebelumnya bekerja tidak ada teman perempuan, sedangkan di pabrik banyak sekali teman-teman yang lain
Helen memutuskan untuk pindah dari tempat budenya dan mencari kontrakan bersama teman nya, bude dan pakde nya juga menyetujui karena di tempat bude nya pun cuma ada satu kamar
setelah mencari kontrakan ke sana ke sini akhirnya Helen menemukan kontrakan bersama Yuli teman baru Helen
"eh Yul ingat gak tadi ada anak baru nama nya Okta" tanya Helen kepada Yuli
"iya ingat kenapa memangnya" jawab yuli
"kalo ngeliatin perempuan tuh beda iya gak sih, kayak aneh gitu loooh padahal kan dia juga perempuan" lanjut Helen
"hah, maksudnya gimana sih gak ngerti" jawab yuli sambil mengerutkan dahi
"ah yaudah lah gak usah di bahas lagi hahaha"
Helen tertawa
"lah aneh tuh kamu, wong nanya kok gak jelas" Yuli sambil geleng-geleng kepala
"aku berangkat kerja dulu ya Len" Yuli bagian masuk malam
"yaudah hati-hati, aku tidur dulu" helen menjawab sambil menarik selimut
keesokan harinya Yuli pulang dan memanggil Helen
"Len"
"Len"
"Helen"
"ih bocah kebo malah belum bangunan"
"kamu kerja gak sih, sudah jam tuhuh" teriak Yuli
"hah, kerja kok" Helen kaget dan langsung berlari mencuci muka, ganti baju dan langsung berangkat kerja
"lah gak mandi" tanya Yuli
"duh udah telat" jawab Helen sambil berlari
kontrakan Helen cukup dekat dari pabrik jadi biasa nya mereka cukup berjalan kaki
sambil terengah-engah Helen berteriak kepada scurity yang siap menutup gerbang pabrik
"tungguuuuu"
"aduhh capek juga ternyata" Helen menggerutu
"kenapa kamu lari larian" kata teman Helen
"telat bangun, mandi aja enggak langsung berangkat" jawab Helen masih terengah-engah
"ihh jorok banget hahaha" teman Helen sambil tertawa
hari yang sibuk, Helen dan yang lain melanjutkan pekerjaan nya, ada suka dan duka yang di lalui Helen.
akhirnya Helen akrab sama teman yang di ceritakan Helen kepada Yuli kemarin nama nya Okta dan Okta ternyata juga tinggal berdua bermasa temanny namanya Ria
tetapi ada yang aneh dengan Okta dan Ria karena penasaran dan begitu polosnya Helen, Helen pun bertanya
"kamu pacaran ya sama ria" tanya Helen kepada Okta
Okta terdiam sejenak dan menjawab
"enggak"
"udah lah bilang aja iya, aku tau kok" saut Helen
"lagian kalo iya juga gak masalah" lanjut Helen
Okta tidak menjawab cuma tersenyum sambil mengangguk.
ternyata Okta dan Ria itu lesbian,
mereka pun berteman seperti biasa Helen juga berteman dengan ria.
dan pada hari Senin pagi sebelum jam kerja di mulai Helen dan Yuli sedang duduk di warung depan pabrik
"gajian kurang sepuluh hari lagi nih Len tp uang sudah habis" Yuli berbicara
"gimana ya, uang ku juga sudah habis tinggl sepuluh ribu kemarin buat bayar cicilan celana" jawab Helen sambil berfikir
"besok aku pulang dulu kali ya ke serang buat ambil beras di rumah" usul Yuli
kebetulan kampung halaman Yuli di Serang jadi lumayan dekat.
bel jam kerja pun berbunyi, Helen dan Yuli menghentikan perbincangan mereka sambil berlari masuk ke pabrik
"eh Len Deket pabrik besok kan ada yang mau nikahan" ungkap Yuli tiba-tiba
"iya terus kenapa" Jawab Helen agak bingung
"besok kita datang aja pura-pura jadi tamu lah" usulan Yuli yang sangat membengongkan Helen
" gimana-gimana" " maksudnya kita datang pura-pura jadi tamu terus numpang makan gitu" jawab Helen
"iya" Yuli mengangguk
"terus nanti kalo ada yang kenal gimana kan kita gak di undang"
"udah pokonya kamu ikut aja besok kita dandan aja" kata Yuli sambil cekikikan
"dasar bocah edan" Helen sambil berpaling dari Yuli
hari di mana dekat pabrik ada pesta pernikahan hari itu Helen masuk kerja sore dan Yuli masuk malam
"Len ayok cepat dandan" ujar Yuli
"lah emang jadi mau kondangan pura-pura nya" tanya Helen
"iya jadi lah ayok"
akhirnya mereka berdua datang ke pesta pernikahan itu dan makan sepuasnya
sepulang nya dari pesta itu Yuli pulang ke serang.
tidak berapa lama ada yg ketuk pintu dan memanggil Helen
tok..tok..tok ketukan pintu
"Len, Helen "
Helen yang lagi tiduran langsung bergegas membuka pintu
"Bu Ita ada apa ya tumben"
ibu Ita yang punya kontrakan
"ini ada sayur nangka buat kamu sama Yuli, tadi masak banyak" kata bu Ita
"oh iyaa terimakasih ya Bu" saut Helen sambil berkata dalam hati " pas banget lagi gak punya uang ada kasih lauk"
sepuluh hari belum berlalu Yuli kembali ke kontrakan membawa beras dari rumah nya,
dan sayur nangka yang di kasih ibu Ita pun lumayan banyak cukup bisa bertahan selama dua hari.
Helen tidak mau meminjam ke Okta dan Ria karena ria punya cicilan motor dan Okta juga baru bekerja jadi tidak punya cukup uang untuk di pinjam kan
pada hari ke tiga sebelum gajian Helen demam tinggi muntah-muntah, sementara Yuli masih bekerja lembur
pada hari itu Helen masuk kerja bagian malam dan Helen tetep berangkat kerja karena bagian malam tidak ada mandor yang jaga jadi Helen bisa sambil tiduran di pabrik dan beniat meminjam uang kepada scurity
"loh Len kamu pucet banget badan kamu juga panas loh" kata teman Helen sambil memegang kening Helen
"iya tidak apa-apa kok cuma demam biasa" jawab Helen lirih
"duh kenapa tidak istirahat saja di kontrakan" teman helen khawatir
"sengaja aku masuk sekalian mau pinjam uang ke pak jamal buat berobat besok"
"yaudah atuh kamu tiduran aja di bawah meja sablon sambil nunggu pak Jamal datang"
Helen pun segera tiduran di bawah meja
setelah berapa lama di tunggu pak Jamal tak kunjung datang
"Len"
"Len" teman Helen sambil menggoyang-goyangkan badan Helen
"pak Jamal nya gak masuk kerja hari ini, kamu pulang aja istirahat di kontrakan" kata teman Helen
"hmmm"
"yasudah aku pulang deh kalo gitu"
dengan perasaan sedih Helen pulang berjalan kaki, Helen berjalan sambil menangis bingung mau gimana uang buat makan tidak ada, apa lagi buat berobat.
keesokan harinya Yuli pulang
sambil melepas sepatu Yuli bertanya "Len kamu sakit ya"
"iya demam biasa mungkin" Jawab Helen
"aku kompres ya biar enakan"
Yuli menyiapkan air dan kain untuk mengompres Helen
"kamu semalam berangkat kerja mau minjam uang ke pak Jamal Len" tanya Yuli
"iya tadinya mau pinjam uang pak Jamal buat ke klinik hari ini, tapi pak Jamal nya gak masuk"
"Yul aku pengen makan yang kuah-kuah" pinta Helen
"duh yang kuah-kuah apa ya Indomie sudah habis kan kemarin buat makan kita" jawab yuli tengak tengok cari yang bisa di masak
"cuma ada seledri sama daun bawang lagi" lanjut Yuli
"yaudah itu saja di rebus di kasih garam tidak apa-apa Yul yang penting kuah" ujar Helen
Yuli segera menyiapkan permintaan Helen merebus seledri dan daun bawang, Yuli juga menggoreng kerupuk kebetulan kemarin Yuli bawa kerupuk mentah dari rumah nya
"makan ya Len, sama kerupuk"
"makasih ya Yul" Helen sambil makan
dua hari Helen sakit dan tidak masuk kerja
Okta dan Ria juga menjenguk Helen di kontrakan tak lupa Okta dan Ria membawakan makanan untuk helen, Ria berinisiatif membawa Helen ke klinik karena melihat kondisi Helen tak kunjung pulih
akhirnya ny Helen pergi ke klinik bersama ria karena naik motor jadi cuma bisa berdua
"Ri kamu kan mau bayar cicilan motor" tanya Helen
"tidak apa-apa lah telat dikit, nanti juga di bayar yang penting kamu ke klinik dulu" jawab ria dengan lembut
meski terkadang suka cemburu sama Helen karena Okta dekat dengan Helen ternyata ria sangat peduli sama Hellen.
tetapi Helen tidak ada apa-apa ya dengan Okta karena Helen bukan lesbian
thanks for reading my story,
will be continued later
mohon maaf penulisan dan kata kurang rapih hanya penulis amatir