Chereads / Introvert vs Ekstrovert / Chapter 4 - bagian 3 unik

Chapter 4 - bagian 3 unik

Jrenggg...

Suara gitar mengalun di kantin saat jam istirahat pertama. Di temani suara gendangan meja dan botol kaca yang di pukul menggunakan sendok menambah kekhusyukan dari konser dadakan trio internasional.

...

Dia milik ku,

Bukan milik mu,

Di untuk ku bukan untuk mu.

...

Sarah melompat turun dari kursi yang di pijaki nya dengan gitar di gendongan nya sambil melantunkan sebuah lagu. Dia berjalan menghampiri Akira yang baru saja masuk bersama seorang perempuan manis yang tak lain adalah ketua kelas.

...

Pergi lah kamu,

Jangan kau ganggu,

Biar kan aku memiliki nya.

...

Sarah mendorong tubuh Merlin menjauh dari sosok Akira yang terlihat cuek dan malah meraih lengan Merlin agar menjauh dari Sarah.

...

Terlalu sadis cara mu...

Menyingkir kan diri ku....

...

Sarah merubah lirik lagu nya membuat gaya tak berdaya saat di tinggal pergi oleh Akira.

...

Dari Percintaan ini...

Agar kau bahagia dengan nya..

Tampa perduli sakit nya aku...

...

Sarah merubah sedikit lirik lagu dan berjalan dengan ekspresi sedih nya mendekati Akira yang memesan beberapa makanan. Seperti nya sangat bayak.

...

Semoga tuhan membalas...

Semua... Yang terjadi....

Kepada mu suatu saat nanti...

...

Sarah berdiri di hadapan Akira menyungging kan senyum jahil dan wajah sedih yang sebenarnya tidak cocok sama sekali dengan tingkah bar bar nya.

...

Hingga kau sadari sesungguhnya...

Hanya aku...

Tempat mu kembali...

Sebagaaaai....

Cintaaaa... Muuu...

...

Sarah mengakhiri lagu nya lalu mengeluarkan kantong kresek hitam dari balik gitar nya.

"sumbangan nya bg!" ujar nya polos seraya menyodorkan kresek terbuka.

Akira yang pertama kali melihat aksi ngamen Sarah hanya melongo tak percaya.

"bg?" panggil nya menyadarkan Akira yang terdiam. Pemuda itu langsung gelagapan.

"ni, sana gih!" usir Merlin memasukkan uang receh.

"babay!"  ia melambai lalu memutari setiap meja meminta sumbangan bagi yang rela dan biasa ia selalu mendapatkan  uang takaran 1000, 2000, 5000, paling banyak 10.000.  Dan kalau di jumblahkn mungkin hampir menyentuh angka 200ribu  sekali ngamen,entah untuk apa.

AKira berlalu pergi menenteng plastik berisi makanan menuju ruangan guru. Tadi itu Akira mengantar buku dari guru matematika nya, saat di kantor para guru itu malah meminta tolong kepada Akira untuk membelikan mie ayam di kantin lantai 3, tentu uang nya dari para guru. Hanya saja Akira nyaris tak pernah ke kantin, terutama yang di lantai 3.

Beruntung Tuhan baik hati kepada nya mengirimkan Merlin sebagai penolong nya. Dan berakhir lah mereka dengan menenteng kresek yang berisi mie ayam.

"dasar!"  gerutu Merlin bersungut sejak meninggalkan kantin.

"kenapa?" tanya Akira pelan nyaris tak terdengar namun cukup untuk Merlin.

"ya, ngak kenapa kenapa sih, sebel aja sama Sarah itu kerjaan nya minta uang padahal anak orang kaya dia!" sungut Merlin seperti anak kecil yang mengadu pada gurunya.

AKira hanya diam tak menanggapi meski ia setuju dengan apa yang di kata kan Merlin. Ia teringat Sarah pernah membeli boneka dalam etalase mini market yang harga nya hampir mencapai 1 juta an. Di tengah lamunan nya ia teringat saat sarah mencium pipi nya, spontan ia menyentuh pipi nya.

"kenapa pipi kamu?" tanya merlin melihat Akira yang mengusap kasar pipi nya sendiri.

"enggak!" jawab nya singkat.

"kamu kayak anak gadis abis di cium, muka nya merah gitu!" kekeh Merlin asal malah membuat wajah Akira kian memerah.

Beruntung mereka sudah sampai di kantor dan ia tak perlu mencari pembelaan diri terhadap ucapan Merlin.

"saya permisi!" ucap Akira melesat pergi meninggalkan Merlin yang sudah biasa di gitukan olehA kira.

Akira melesat pergi menuju kelas, harus nya ia tidur saat ini, mengingat nanti adalah jam matematika tentu menguras banyak tenaga.

Sesampainya di kelas,  ia di kejut kan dengan kehadiran mahluk aneh berwujud manusia dan dalam balutan baju sma Unilever.

"hey...  Dari mana?" ternyata dia Sarah yang sedang asik bermain game onet dengan setumpuk makanan ringan di hadapan nya.

"minggir!"  sarkas nya mengusir Sarah tanpa perasaan.

"gak mau,  sebelah kan kosong!" Sarah membantah sambil menunjuk kursi di sebelah nya dengan mulut nya yang di manyun kan.

"kamu bikin meja aku kotor!" kesal Akira melipat tangan nya tak senang kehadiran Sarah.

"kok judes banget sih sama aku? Padahal tadi sama merlin alus ngomong nya!" lirih Sarah seolah terluka.

"ngak cocok!" ketus Akira berlalu pergi meninggal kan Sarah. Ia tak mau menghadapi gadis over dosis itu, mengingat yang waktu di mini market aja dia kesal nya minta ampun.

"dasar ya!"  membereskan meja Kira lalu berlari menyusul kira yang ternyata entah di mana.

Senyum Sara mengembang saat mengingat rotoof,  namun belum semenit kebahagiaan itu sirna di gantikan dengan rasa sakit yang menjalar dari hati naik ke telinga.

"kamu....  Mau cabut ya?!" ternyata seorang guru BK sedang menarik telinga nya.

"adu...du...du... Ibuk sakit... Awhhh...  Nanti kalau telinga saya copot gimana?" Kesal Sarah mengusap telinga nya. Seperti nya memerah.

"biarin kamu yang bandel, ngapain kamu di lantai 4 di jam pelajaran? Kelas kamu kan di bawah!" cerca guru itu.

"minjem pena buk!" kilah nya mencari cari.

"aduhhhh... Bingung Ibuk harus gimana in kamu...nanti pulang sekolah kamu sapu halaman belakang sekolah  ngak pake tapi!"

Mulut Sarah yang sempat terbuka hendak membela diri kembali tertutup mendengar kalimat akhir sangguru. Hanya sebentar wajah sedih Sarah, seketika wajah nya berubah sumrigah.

"Ibuk ini orang nya buk,  dia yang ngajak saya bolos dia ngajak ngapel buk!" Sarah menunjuk Akira yang kebetulan lewat. Ia habis dari rotoof.

"enggak!" balas Akira.

"kamu dari Mana?" galak guru itu.

"emm..." Akira mulai bingung, tak mungkin ia bilang dari rotoof, bisa bisa pintu rotoof di gembok dan ia tak bisa kesana untuk menenangkan diri.

"tuh kan buk dia ngak bisa jawab. Masa saya sendiri yang di hukum!" Sarah mulai mengeluarkan jurus pupy eyes andalan nya.

"huh..  Nanti kalian berdua bersihkan halaman belakang auditorium. nama kamu siapa dan dari kelas berapa?" tanya guru itu kepada Akira.

"Akira 12 ipa 4 buk!" jawab nya sopan.

"ohhh... Anak nya buk Wati...  Yaudah sekarang kalian kembali ke kelas!"  usir sang guru. Mengingat ingat wajah Akira, ternyata wali kelas nya adalah buk Wati yang terkenal tingkat disiplin tinggi.

"aduhhhh... Anak zaman sekarang bukan nya sekolah malah pacaran!"

***

Daun berserakan di halaman belakang auditorium sekolah seperti setahun tak di sapu. Membuat jengkel Sarah yang bahkan belum menyentuh sapu sejak 5 menit yang lalu setelah di tinggal kan oleh guru BK. Berbeda dengan Akira yang sedang menyapu dengan telaten tanpa banyak bicara seperti sarah yang mengerutu sejak tadi.

"halaman nya ngak akan rapi kalau kamu omelin!"  ternyata sang guru kembali.

Mendadak Sarah menyapu daun daun mengumpulkan di dalam gerobak sampah. Akira mengambil alih sebuah kanan sedangkan ia sebelah kiri.

"udah?" tanya sarah melihat Akira duduk.

Akira menggangguk.

"tolongin dong!" pintar Sarah memohon.

"saya disini juga sudah membantu kamu, jela jelas saya tidak salah.!" sungut Akira dengan suara rendah.

"ihhh... Kamu kerja kan sore ini, kalo aku ngak kelar kamu ngak bisa pulang loh... Ingat ngak kata buk garong?"  Sarah membuka aksi membujuk nya.

Akira menghela nafas lelah, ia bangkit dari duduk nya meraih sapu kembali menyapu bagian Sarah agar cepat selesai. Di dalam hati ia sangat kesal dengan tingkah Sarah,namun ia tak bisa mengungkapkan kekesalan nya. Ia takut Sarah tersinggung dengan ucapan nya.

Setengah jam kemudian mereka selesai. Akira mengantar gerobak ke tempat semula dan Sarah mengantar sapu dan sekop ke gudang, lalu kembali ke belakang auditorium untuk mengambil tas.

"belum kembali ya?" gumam nya melihat tas Akira masih tersadar di bawah pohon mahoni. Ia memilih duduk menunggu kira.

"langsung pulang nih?" tanya Sarah saat mendapati Akira menggedong tas nya.

Akira mengangguk sebagai jawaban.

"makan dulu yuk, gue traktir semacam ucapan terima kasih!" modus.

"gak usah saya harus segera ke tempat  kerja!" tolak kira halus.

"ayo aku antar,  jemputan ku udah nunggu dari tadi!"sarah menarik tangan Akira. Sebenarnya lebih ke menyeret kira dengan paksa.

Dengan sedikit paksaan ia mendorong Akira masuk kedalam mobil lalu di susul diri nya.

"mini market sendayu pak!" ujar Sarah menepuk pundak sopir.

"baik nona" jawab supir datar.

Akira hanya diam melihat sarah yang duduk menyandar menatap luar jendela. Ia sedikit rileks, mobil pajero yang luas memberikan akses kenyamanan yang luas pula itu menurut Akira, lagian jarang jarang bisa naik mobil.

"nih!" Sarah menyodorkan sebotol air mineral.

Belum sempat di tolak Sarah menaruh di pangkuan nya tanpa peduli di terima atau tidak.

"kamu kerja sift untuk nambah uang jajan atau apa?" tanya Sarah ke nada suara formal dan tidak terkesan bar bar.

Akira tak menjawab, hanya diam dan diam saat satu persatu pertanyaan mulai meluncur meski terdengar lain di telinga Akira.

"nona,  tidak sopan bertanya seperti itu!"  sang supir mengingat kan.

Sarah menghela nafas lalu membuang nya, menekan kekesalan nya.

"seperti nya saya perlu cari sopir baru, bapak udah 12  tahun jadi supir saya ngak bosen Pak?" kekeh Sarah menyindir.

"maaf nona saya tak bermaksud menyinggung anda!"

Sarah malah cuek memutar mata nya jengah. Sudah biasa dengan sifat supir nya itu.

Mobil berhenti di muka mini market sendayu, entah kenapa kira mulai merasa perasaan tak enak, Sperti ada hal buruk yang terjadi.

"pak tunggu saya di luar 5 menit, sekarang dan jangan tanya kenapa!" sarkas Sarah menatap spion tengah  mobil sebagai perantara.

"baik nona,saya akan menunggu!"  jawab sang supir segera keluar sebelum majikan muda nya itu mengamuk.

"aku harus kerja!" suara Akira menghentikan gerakan Sarah yang ingin mengambil kunci mobil.

"no!" sarah menekan tombol lock pintu agar Akira tak bisa keluar.

"buka pintu nya!" ujar Akira dengan nada suara rendah masih menahan emosi nya.

"kemarikan ponsel mu!" Sarah mengulurkan tangan nya minta ponsel Akira.

Akira tak merespon beberapa saat lalu tersadar bahwa di hadapan nya saat ini adalah tuan putri yang harus di turuti keinginan nya, Seperti nya.

Akira mengeluarkan ponsel dari dalam tas menyerahkan ke tangan sarah.

"nah gini kan enak ngak perlu pakek pemaksaan!" kekeh sarah renyah seraya menghidupkan layar ponsel Akira, Sesekali ia terkekeh kecil.

sebenarnya ini juga termasuk dalam kategori pamaksaan_Batin sarah tertawa.

Beruntung hp Akira tak menggunakan kode keamanan langsung saja ia menekan layar ikon telpon.

_

Si cantik

08xxxxxxx

_

Setelah memasukkan nomor milik nya, sarah menyerahkan ponsel Akira kembali kepemiliknya. Akira menoleh pada layar ponsel yang sedang  dalam mode menghubungi si cantik. Lalu menoleh pada Sarah yang tersenyum mengangkat panggilan dari ponsel Akira.

"jagan di hapus!" ujar nya pada ponsel nya dan di dengar oleh Akira lewat ponsel nya maupun secara langsung.

"yang rajin kerja nya!" Sarah menekan tombol kunci pintu mobil.

Akira tak merespon memilih bangkit dari posisi duduk nya,membuka pintu mobil dan berlalu meninggalkan Sarah yang tersenyum bangga mendapatkan no Akira.

"dasar aneh!" gerutu Akira memasuki pintu samping mini market yang di khususkan untuk pekerja.

Tbc