Savira terus berjalan-jalan kedalam hutan karena rasa penasaran nya sekaligus untuk mencari jalan keluar agar bisa untuk keluar dari negeri yang sangat aneh dan asing baginya itu.
"Wah ternyata disini terdapat banyak buah-buahan yang segar." ucap Savira dengan senang tersenyum manis langsung memanjat pohon apel.
"Seperti nya gadis itu seorang manusia, yang bisa aku manfaat untuk menghilangkan rasa haus ini." ucap laki-laki yang mengikuti Savira.
Ternyata Savira di ikuti oleh seorang vampir yang terlihat sangat mengincar darah Savira yang berbau harum dan menenangkan. Laki-laki itu yang mengikuti Savira terus itu terus bersembunyi sampai setengah Savira benar-benar masuk kedalam hutan baru bertindak cepat untuk mengajak mangsanya itu.
"Ha.... gadis... manusia.... Seperti nya darah mu sangat manis...." ucap laki-laki vampir itu dengan menunjukkan taringnya yang tajam. bahakan matanya mulai memerah uang menandakan bahwa vampir sangat kehausan.
"Kau vampir..... hahahaha...," ucap Savira yang malah tertawa keras.
Bukannya tidak takut Savira mati-matian untuk berusaha melawan ketakutannya itu tapi demi agar mengulur waktu agar vampir itu tidak jadi meminum darahnya Savira pura-pura tertawa keras.
"Seharusnya jika manusia normal dan biasa pada umumnya tentunya akan memilih kabur dari pada tertawa, Apa yang membuat mu tertawa?" tanya laki-laki vampir itu dengan herannya.
"Tidak ada.... aku hanya makan beberapa buah apel manis dan kau sengaja memasang taring palsu mu itu agar aku takut dan meninggalkan tempat ini, lalu setelah itu kau dapat dengan mudah mengabiskan buah-buahan segar ini sendirian." ucap Savira dengan sewot, kemudian melanjutkan makan apel yang dengan santai.
"Kamu adalah manusia yang berjenis perempuan tergila yang pernah ku temui seumur hidup ku." ucap Vampir biru merasa kesal karena Savira remehkan sebagai semua vampir, bagaimana bisa gadis manusia didepannya itu mengatakan bahwa taring nya adalah palsu, padahal taring itu sangat nyata.
Vampir laki-laki itu mengapa Savira manusia yang sangat menarik, harum mu mamang berbeda dari manusia biasanya, atau jangan-jangan perempuan manusia itu adalah pasangan sejatinya.
"Siapa nama mu?" tanya laki-lak vampir itu dengan tenang.
"Savira..., hemmm rasa buah-buahan ini sangat manis..." ucap Savira dengan mulut yang terisi potong buah apel.
"Aku Zack, bagaimana kau bisa sampai ke daerah ini dan bahkan menyusup ke istana wolf?" tanya Zack penasaran.
"Aku tidak tau, mereka yang membawa ku secara tiba-tiba dan menghormati ku layaknya seorang Ratu." ucap Savira dengan jujur, setelah selesai mengunyah dan menelan buah apel.
"Mengapa kau mengatakan hal yang mustahil dan sangat tidak masuk akal seperti itu jika hal itu benar-benar terjadi pasti semua orang saat ini sangat panik karena mencari Queen mereka yang menghilang. Lagi pula setahuku Para Alpa sudah menemukan mete mereka." ucap Zack.
Zack menyangka bahwa Savira telah berbicara bohong kali ini, tapi tatapan polos Savira membuat Zack yakin bagaimana waniata secantik dan polos seperti Savira bisa berada di istana King wolf yang terkenal kejam. Saat Zack yang berusaha mendekati Savira untuk menyentuh tangannya agar membaca pikiran dari waniata cantik itu sehingga Zack bisa tau akan kebenaran nya.
Tapi sepertinya rencana Zack Karena mendapat Ssrengan tiba-tiba dari seseorang yang sepertinya sangat kuat sehingga membuat Zack terpental lumayan jauh dan juga langsung mendapat luka dalam yang lumayan parah, untungnya Zack masih bisa sadarkan diri dan langsung menghubungi kakaknya untuk meminta bantuan.
"Bagaimana bisa dia menemukan ku secepatnya ini." gumam Savira yang merasa sangat syok, karena saat ini James sudah di hadapannya dan terlihat sangat khawatir Savira.
"Apakah kau terluka Queen, mengapa kau harus jalan-jalan sejauh ini jika hanya ingin makan buah-buahan, di kebun istana ada banyak buah." ucap James yang telah memutar tubuh Savira untuk memeriksa bahwa belahan jiwanya itu dalam keadaan baik-baik saja, dan James hanya menemukan beberapa apel seger yang di pegang oleh kedua tangan Savira.
"Aku takut kau masih marah dan tidak mengizinkan ku makan buah-buahan di istana, dan aku juga tidak tau jika jika Istana ada kebunnya." ucap Savira dengan polos.
"Kau membuat ku sangat khawatir, ayo kita pulang." ucap James yang langsung memeluk erat tubuhku mungil Savira yang kemudian mengendong dan bergerak dengan sangat cepat dengan mengunakan kekuatan setengah Demon nya.
Savira merasa gagal karena tidak bisa pulang kerumahnya untuk saat ini, dan bahkan dia kembali ke istana karena James sendiri yang menjemput nya. Bahkan James Sampai memebuat Zack yang mengaku Vampir itu seperti tadi terpental sangat jauh tapi Savira dapat melihat dengan jelas seperti nya Zack terluka tapi tidak bisa berbuat banyak karena mungkin James akan membuat Vampir itu lebih terluka parah jika Savira membantu Zack.
Savira tidak ingin membantah keinginan James karena bisa saja James langsung membunuh Zack saat ini juga karena menganggap Zack yang seorang vampir, karena Savira telah menyimpulkan bahwa Zack adalah vampir yang baik kalau tidak mungkin saja darahnya sudah habis saat itu.
"Queen sayang lain kali tetap lah berada di istana demi keselamatan mu, dan kau bisa melakukan apapun sesuai keinginan mu. emuach, emuach, emuach....." ucap James ketikan mereka telah Sampai istana hanya dalam hitungan detik. Dan Pria tamapan itu terus mengecupi seluruh wajah Savira.
"Hentikan.... kita akan di lihat bayak penghuni istana, apakah kau tidak merasa malu..." ucap Savira dengan wajah nya yang sudah memerah menahan rasa kesal dan malu.
"Aku tidak peduli dengan menghuni istana lain, jika berani berulah aku langsung bisa memenggal kepala mereka dengan sekejap, atau mungkin mengubah mereka menjadi abu. Kamu tidak perlu malu Queen. Kamu bisa berada di sekitar kau apa saja selain dari Vampir, lain kali jangan pernah berada di sekitar kaum Vampir lagi." ucap James.
Karena Savira masih sibuk mengunyah apel yang di dapatkannya tadi sehingga sulit bicara, Savira memutuskan untuk menganguk dan terus menggerogoti apel manis yang ada di tangan nya.
"Kau selalu saja terlihat mengemaskan Queen. Aku tidak bisa marah lama pada mu... aku terlalu takut kau kabur dan meninggalkan ku." ucap James yang langsung memeluk erat tubuh mungil Queen setelah mereka sampai di dalam kamar milik James.
Savira kemudian berfikir secara keras, bangaimana mungkin James tau jika ditanya berniat untuk kabur dari James yang kadang-kadang bersifat pemarah, arogan, lembut, baik, penyayang dan keras kepala itu.
"Jika kau lupa aku bisa membaca pikiran mu sayang...., tolong jangan pernah berfikir untuk pergi dari istana ini karena kamu harus disini bersama ku, menjadi Ratu bagi rakyat ku dan menjadi Ibu dari anak-anakku nanti." ucap James dengan tegas.
Ya Tuhan Savira baru tersadar bahwa telah melupakan fakta penting itu, bagaimana bisa dirinya lupa bahwa laki-laki dihadapannya itu bukan makhluk biasa dan sangat spesial dan terlalu pintar dan kuat.
"Hemmmmm.... aku hanya sedikit takut pada mu.... kamu yang tiba-tiba marah dan pergi, aku pikir kau tidak mau melihat ku lagi...." ucap Savira dengan jujur.
James dapat melihat kejujuran dari gerak tubuh dan tatapan lembut Savira, tentunya James memang bersalah karena telah membuat Queen itu takut padanya. Tapi sampai kapan pun James tidak akan membiarkan Savira jauh dari nya karena separuh jiwanya seperti sangat kosong hanya keren kehilangan bau tubuh Savira yang menghilang pergi jauh dari istana.
"Maafkan aku Queen lain kali aku akan mengontrol emosinya ku dengan lebih baik." ucap James yang kemudian menenggelamkan kepalanya ke cekukan leher Savira dan menghirup aroma harum dari tubuh Savira dengan rakusnya.