"Sas," Raka tiba-tiba menyapaku dengan nada pelannya.
"Iya ka?" aku meresponsnya dengan nada lembut.
"Terima kasih." Dia menjawabnya pelan dengan memasang senyum tipisnya meski terlihat dipaksakan.
"Eh, ah~ soal apa?" tanyaku dengan heran, aku hanya memastikan kalau dia harus makan dan sembuh!!
"Soal perhatianmu ... padaku ...."
Aku? Perhatian padanya? Kurasa dia salah deh, sebenarnya teman-temanlah yang menaruh perhatian padanya, aku hanya membantu menyampaikannya dengan caraku sendiri.
"Ah, mungkin kau salah paham ... aku hanya bertindak seperti ini dengan mempertimpangkan perasaan teman-temanku. Mereka sangat mengkhawatirkanmu tapi, mereka tidak bisa menolongmu ...."
"Oh, begitu, ya ...." Raka hanya menjawabnya pelan dengan nada lesunya.
Dalam hatiku, "Ketahuilah ka, mereka ingin menaruh perhatian padamu juga ...."