Raka pantas menjadi pemimpin kami.
Dia dipilih bukan karena tampan wajah saja dan auranya bak pangeran tapi, dia tegas dan bijaksana, walaupun sikapnya yang terlalu santai membuatku jengkel.
....
"Tapi, surat izin tugasnya kita kebagian 1 doang," kata Ida dengan muka sedihnya.
"Oh, tenang saja ... nanti kita bisa minta lagi ke balai desa." Jawab Raka dengan serius.
"Oh, bisa toh." Ida yang tahu kalau bisa mendapatkan surat izinnya di sana dia merasa semangat kembali.
"Jadi, siapa yang sekarang dari kalian yang mau melaksanakan program kecilnya?" tanya Raka memastikan mereka yang siap di sini karena begitu membahas program kecil ini mereka semua menjadi hening.
Begitu pula denganku yang tidak pernah memikirkan program kecilnya, aku hanya bergantung apa kata Bayu.
". . . ."
"Emm~" gumam Raka melihat semua orang.
Dia sempat berpikir kalau semua orang yang ada di sini belum siap menjalankan programnya.