"Semua orang pasti akan menjadi bisa kalau mereka berusaha, semua orang pasti bisa karena mereka punya." Ucap Ana dengan kata-kata bijaknya, sudah lama aku tidak mendengar kata-kata bijaknya itu.
"Iya, na." Jawabku dengan singkat.
Benar yang Ana katakan. Karena aku ini tidak punya dan tidak mau berusaha, maka aku tidak akan bisa. Seperti Ayah sendiri yang meskipun bertahun-tahun tidak punya mobil, ayah bisa menyetir mobil ... karena ayah berusaha untuk bisa.
Beberapa menit kemudian, kami pun sampai di rumah sakit itu.
Tapi, kenapa ya, waktu itu saat Riki dan aku mengungjungi Lidya, dia tampak seperti tidak kepikiran dengan saudara kembarnya sama sekali!?
"Biasanya jam kunjung itu jam setengah 8, dan aku sudah meminta izin dari dokter yang menanganinya." Ucap Ana lirih dan seperti nada bisik-bisik di dekatku dengan sungguh-sungguh.
"Eh, begitu ya, sepertinya kau bertanggung jawab penuh atas hal ini." Ucapku dengan sedikit curiga.