Saat kami pulang dari melaksanakan remidi, kami berdua segera pulang tapi ....
"Loh!" begitu Ivy hendak memanaskan mesin motornya, dia berceletuk heran saat melihat bar meter yang ada di motornya.
"Kenapa vy?" aku juga bertanya heran hingga memiringkan kepalaku.
"Bensinnya habis, sas." Jawab Ivy dengan sangat murung.
"Heeee!?" aku pun terkejut kemudian mencoba fokus juga pada bar meter yang ada di motornya itu. Bar motor untuk bensinnya ada di warna merah sendiri yang menandakan itu akan habis/habis sekalian.
"Lah, terus gak bisa dipakai, dong?" tanyaku memastikan dengan begitu murungnya.
"Hmm, bisa lah kalau di isi bensin lagi." Jawab Ivy dengan nada datarnya.
"Eh, enggak maksudku bukan gitu." Ucapku yang memandang dirinya dengan ekspresi dan nada malasnya.
Bisa-bisanya dia membuat lelucon segaring ini dalam keadaan genting.
"Ah~ maksudku ... kalau kita bawa ke pom bensin terdekat apa masih bisa dinaiki atau masih bisa sampai?" tanyaku memastikan dengan serius.