"Loh, kalau kekasihmu itu, kan bisa dijadikan teman ngobrol!?" ujarku.
"Iya, loh! Tampaknya dia sudah menemanimu seharian ...." Raka juga menambahkan dari perkataanku.
"I-iya juga sih." Jawab Lidya dengan agak ragu saat hendak mengatakan apa yang ingin dia katakan sebenarnya.
"Tapi, dia dan aku kalau ngobrol pakai bahasa Jepang, dan sementara aku di sini terbiasa sudah bicara Indonesia." Jelas Lidya dengan ekspresi sedikit kecewa.
"Oh~" aku hanya menjawabnya dengan suara gumaman.
"Tapi, tidak apa-apa sih, beb. Aku juga senang dia ada di sini .... Kekasihku menemaniku." Ucapnya yang terdengar romantis dengan sikapnya yang malu-malu manja seperti itu.
....
Kami berbicang-bincang cukup lama.
Melihat dirinya yang sudah bisa bicara dengan cepat itu membuatku yakin kalau dia sudah agak sembuh.
"Kamu dapat waktu berapa hari beb, dirawat di sini?" tanyaku memastikan.
"Dua minggu beb," ucap Lidya menjawabnya dengan sejujurnya.