Semoga kekhawatiran ini tidak terjadi.
Begitu aku selesai sholat dan menata rapi mukena di sana ke tempat seperti semula, aku menghampiri Raka, dan kemudian kami berdua bersiap pulang.
Kulihat dari kejauhan, dia sedang minum teh Oolong lagi, kurasa dia benar-benar haus.
....
Aku tersenyum tipis dari kejauhan itu, dan berpikir, 'Benar! Untuk apa aku berpikir buruk padanya, Raka tidak mungkin kan berbohong padaku kan? Hanya saja banyak suatu hal yang tidak bisa dijelaskan dengan sesuatu yang nyata ....'
****
Begitu kami berdua selesai sholat, kami segera pulang, Raka mengantarkanku pulang ke rumah. Aku juga sempat curiga kenapa dia hanya berhenti di jalan raya? Apakah dia lupa dengan rumahku?
"Ka, tidak mampir dulu?" tanyaku dan bermaksud menawarkan suguhan padanya.
"Ah~ um~" Raka bergumam dengan sedikit ragu.
"Ng ... enggak deh sas," akhirnya dia menjawab dengan ekspresi keraguan.
