Sore itu ....
Bayu sudah rapi dan telah memakai wewangian mengajakku untuk ke rumah pak kepala desa, kali ini tidak bersama Raka lagi karena Raka sibuk bersama Ana dan yang lain.
Aku juga bersiap-siap dan membawa buku yang menjadi catatan kegiatanku seperti biasa ....
Kenapa pas aku hendak masuk ke rumah pak kepala desa, baru pegang gerbangnya saja sudah agak gemetaran, saking gugupnya aku. Bayu pun demikian, dia hanya memasang muka kaku saat melihat suasana di rumahnya.
Padahal tidak ada yang aneh di rumah ini, itu karena suasananya berbeda saja, dan yang kami kunjungi adalah rumah petinggi desa tentu saja orang penting dan pemimpin desa ini ....
Ya, bertemu orang penting rasanya itu beda, padahal mereka sama-sama orang seperti kita entah mengapa bisa demikian?
Rumahnya luas, memiliki halaman luas yang cukup bersih. Ada mobil di samping rumahnya, dan ada seseorang yang sibuk beres-beres. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, apa itu pembantunya?