Chereads / Dua Penguasa / Chapter 64 - Bab64. Rencana

Chapter 64 - Bab64. Rencana

Dengan bergabungnya Wu Long dalam tim mereka, Ne Zha berencana untuk segera ke desa terdekat, tapi ketika saat mereka hendak keluar dari desa tiba-tiba dua sosok pria berjubah hijau dan merah menghentikan mereka.

"Kaisar Yang Qian memberi perintah baru untuk Berburu Siluman." Pria berjubah merah itu maju lalu membungkuk memberi hormat pada Han Xiao. Ketulusan yang dalam dapat dilihat dari mata pria tersebut.

Setelah itu dia menjelaskan tentang rencana Kaisar Yang Qian, para Jenius akan diarahkan ke setiap Desa dan juga akan ada pelindung disetiap tim, tetapi pelindung itu akan bersembunyi agar para jenius mengeluarkan semua potensi mereka.

Para pelindung ini hanya akan bergerak jika para jenius dalam keadaan berbahaya.

"Lalu kenapa kalian menunculkan diri?" tanya Han Xiao.

Pria berjubah hijau maju dan menjelaskan bahwa mereka selain pelindung tim Pangeran Ketiga yakini Han Xiao tetapi mereka juga yang menyebarkan berita tersebut membantu Yang Huang.

"Baiklah, kalian jangan bergerak jika aku meminta bantuan kalian," ucap Han Xiao lalu mengalihkan pandangannya.

"Kita akan mendatangi Desa terdekat dan melindunginya dari para Siluman jelek itu," ujar Han Xiao pada tim nya.

"Dengan kompasku kita bisa menemukan desa yang sedang dalam posisi bahaya dari Siluman," kata Wu Long.

Han Xiao mengangguk lalu tersenyum lebar, sepertinya tim yang dimilikinya ini akan menjadi nomor satu dengan mudah.

Sebelumnya dia sedikit ragu karena tim Yang Qianfan sangatlah kuat karena berisi para Jenius nomor satu dari setiap keluarga bangsawan. Selain Zhao Jun semua jenius nomor satu keluarga Bangsawan ada bersamanya.

Ne Zha dan kelompok ya telah tiba disebuah desa yang bisa dibilang hidup daripada desa-desa sebelumnya yang mereka kunjungi.

"Mereka tidak mengetahui ada ancaman yang berbahaya akan datang, maka dari itu mereka masih melakukan aktifitas normal mereka," ucap Ne Zha saat pertama kali masuk kedalam desa.

Han Xiao mengangguk, dia sungguh tidak sabar ingin mencari makanan enak sebelum bertarung nanti malam.

Ne Zha melihat wajah Han Xiao yang bersemangat tiba-tiba memukul pelan kepala pemuda riang tersebut.

"Sekarang giliranku, sejak berburu kau terus yang berlatih," tukas Ne Zha.

"Baiklah-baiklah, aku hanya akan menonton seperti yang kau lakukan kemarin," balas Han Xiao dengan tawa lalu menerjang lari mencari makanan yang menurutnya menarik.

Nuren Yexing juga penasaran dengan kekuatan Ne Zha, pemuda itu selalu tenang dalam kondisi seperti apapun. Saat di keroyok oleh ratusan Siluman bahkan pemuda itu tidak bergeming, tapi sesaat kemudian para Siluman terbelah dua.

"Gawat!" Wu Long yang biasanya pendiam segera tersentak saat melihat kompas pada jubahnya bergetar kencang.

"Ada apa?" tanya Ne Zha.

"Disini ada Raja Siluman yang memiliki Keistimewaan! Selain itu ada juga puluhan Jendral Siluman!" ujar Wu Long dengan cemas.

Ne Zha sedikit terkejut mendengar apa yang keliar dari mulut Wu Long, dia mengetahui bahwa Kompas Pengejar Siluman milik Kuil Intan Matahari sangatlah akurat.

"Kita harus tetap tenang, kita susun rencana saat kita berada di tempat makan," balas Ne Zha.

Wu Long mengangguk, disisi lain Han Xiao sudah berkeliaran mencari makanan dengan Xia Shiva.

Ne Zha, Su Lihwa, Nuren Yexing dan Wu Long mencari tempat makan di desa ini, mereka mendapati sebuah restoran kecil disini.

Tak lama mereka duduk disana dan memesan Han Xiao dan Xia Shiva tiba dengan berbagai macam makanan di tangan mereka.

"Daging tusuk ini enak sekali." Han Xiao mengigit daging di tangannya seraya duduk.

"Kau mau?" Pemuda riang itu mengatahkan daging tusuk itu pada Wu Long.

Wu Long menyatukan tangannya untuk menolak daging dari Han Xiao, dia menjelaskan bahwa mereka sebagai biksu tidak memakan daging.

"Ah aku hampir lupa," rutuk Han Xiao.

"Sudahlah Han, kita disini untuk membahas sesuatu yang lebih penting." Ne Zha angkat suara.

Han Xiao mengangguk lalu duduk dengan tenang, sesekali mengigit daging di tangannya karena pesanan mereka belum datang.

Ne Zha menjelaskan rencana yang sudah tersusun rapi dikepalanya, pertama adalah membuat warga masuk kedalam rumah mereka, tidak satupun dari warga boleh keluar dari rumah sampai besok siang.

Setelah para warga masuk kedalam rumah maka giliran Wu Long menempelkan Talisman Pengusir Siluman di setiap rumah warga agar terjamin keselamatan mereka.

Para Siluman akan keluar saat mendekati pertengahan malam sekitar pukul sembilan, dengan itu pasti rencana pertama mereka akan berjalan mulus.

Lalu disini peran Han Xiao dibutuhkan untuk melindungi rumah warga dari dampak pertarungan, bukan hal sulit bagi pemuda riang tersebut.

Ne Zha akan manu di garis depan menggantikan peran Han Xiao untuk memerangi Jendral Siluman dan para Siluman dengan Wu Long.

"Itu sedikit sulit." Wu Long mengeluarkan pendapatnya, para Siluman tidak akan berkumpul sesuai dengan rencana Ne Zha karena mereka biasanya akan berpencar diseluruh desa.

"Aku lupa memberitahumu, tapi sepertinya kau akan sulit mempercayainya. Kau lihat saja nanti malam," ucap Ne Zha.

Wu Long tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Ne Zha, jadi dia memilih diam dan mengikuti rencana pemuda tersebut.

"Untuk Raja Siluman..." Ne Zha menggantungkan perkataannya.

"Untuk Raja Siluman apa?" Su Lihwa kesal dengan Ne Zha yang menggantungkan seperti itu.

"Aku memilki pertunjukan menarik." Sebuah senyum yang sangat jarang muncul pada sudut bibir Ne Zha.

"Ehk...!!!" Han Xiao tersedak daging yang digigitnya saat Ne Zha tersenyum, dia sangat paham arti dari senyum tersebut.

"Sebaiknya tidak mengecewakan penonton." Han Xiao tertawa setelah melarutkan daging yang menyangkut di tenggorokannya.

Hidangan mereka kini sudah tiba, Ne Zha dan lainnya memesan berbagai makanan mulai dari sayur-sayuran hingga daging.

Wu Long hanya mengambil benerapa sayuran untuk dia makan, sangat berbeda dengan Xiao Shiva yang notabene nya seorang putri raja dari Kerajaan Xia, dia mengambil segunung makanan seperti yang dilakukan oleh Han Xiao.

Gadis itu sepertinya tertular kebiasaan Han Xiao karena selalu berdekatan.

Su Lihwa mengambil makan secukupnya, sedangkan Ne Zha mengambil porsi lebih banyak setelah merasakan rasa dari makanan rstoran kecil ini cukup nikmat di lidahnya.

Suara dentingan sendok dan piring serta gurauan canda tawa menghiasi suasana makan mereka.

Ne Zha yang biasanya menutup diri kini sudah mulai terbuka pada teman barunya setelah menghadapi beberapa situasi hidup dan mati membuat hati batunya sedikit melunak.

Belum lagi terhadap Su Lihwa, dia merasakan sebuah perasaan yang tidak jelas pada dirinya, rasa tidak mendasar rasa yang belum pernah hadir dalam kehidupannya.

Ne Zha menatap Su Lihwa yang kini tengah menyantap makanan dihadapannya.

Merasa ada tatapan yang mengisinya Su Lihwa mengarahkan pandangannya pada Ne Zha, dia tersenyum manis pada pemuda itu membuat Ne Zha sedikit memalingkan wajahnya lalu menyantap makanannya.