Yang Shui melesat kearah enam anggotanya untuk membantu mereka, dia melihat ekspresi kesal pada enam anggotanya itu. Entah karena apa dia tidak mengetahuinya mungkin dia bisa bertanya setelah mengatasi Jendral Siluman ini.
Pedang biru Yang Shui ditarik dari sarungnya, dia membantu Bi Laolu dan Zhao Tang karena kondisi merekalah yang paling parah dari empat lainnya.
"Mereka masih berlagak sok kuat, mereka telah sampai batas hanya dengan Perubahan Tubuh mereka bisa melawan Jendral Siluman." Han Xiao berkomentar seraya mencibir enam orang tersebut.
***
Sementar disisi lain...
Tubuh Zhao Jun memancarkan sengatan petir ringan dengan perlahan mulai meninggi, bulu-bulu juga tumbuh pada sekujur tubuh besar Zhao Jun, cakar-cakar tajam yang besar serta tajam tumbuh dikedua tangannya.
"Perubahan Tubuh!" Su Lihwa menatap penuh antisipasi pada Zhao Jun.
"Kenapa bukan Gajah atau badak? Dan malah seekor beruang." Ne Zha berkomentar lagi.
Komentar Ne Zha lagi-lagi membuat Su Lihwa tertawa.
"Kenapa tertawa?" Ne Zha bertanya bingung.
"Kau selalu menyebutkan gajah padanya," jawab Su Lihwa lalu tertawa lagi.
"Dia memiliki tubuh yang besar, Gajah atau Badak akan cocok dengannya ditambah kedua kulit dari Binatang itu sangat keras itu akan cocok jika digabungkan dengan Roh Beladiri Petirnya," jelas Ne Zha.
Su Lihwa memang merasakan hal tersebut benar dan masuk akal, tapi tetap saja menurutnya menghubungkan Gajah pada Zhao Jun itu terasa sangat lucu.
Jendral Siluman yang menyerang Zhao Jun lebih banyak dari yang menyerang Yang Shui, ada empat diantara mereka.
Zhao Jun menghadapi satu Jendral Siluman sendiri dengan berani setelah melakukan Perubahan tubuh, sementara itu sembilan Anggotanya dibagi menjadi tiga dan menyrang tiga Jendral Siluman.
"Apakah kita akan membantu sekarang?" tanya Su Lihwa.
Ne Zha menggelengkan kepalanya.
"Kini saatnya kita berburu," ucap Ne Zha seraya berdiri.
"Lalu mereka?"
***
"Mereka bagaimana?" Pertanyaan hanpir serupa keluar dari mulut Xia Shiva.
"Bukan masalah," jawab Han Xiao. Kini pemuda itu menatap pada satu arah yang juga tengah ditatap oleh Ne Zha dari kejauhan.
"Kita akan berburu Jendral Siluman lainnya," ujar Han Xiao lalu memasukan semua makanan yang ada dan lompat dari atap rumah ke atap lainnya menuju arah yang tadi dipandangnya.
Xia Shiva hanya bisa mengikuti Han Xiao.
***
Su Lihwa mengikuti Ne Zha berlari pada arah timur, Desa ini ternyata cukup besar untuk daerah terpencil seperti ini. Akan butuh waktu beberapa jam untuk mengelilingi Desa dengan berlari. Kini dia merasa Ne Zha semakin misterius baginya, walaupun begitu Su Lihwa menepis pikiran liar yang memenuhi kepalanya.
Sekitar beberapa menit mereka berlari akhirnya bertemu dengan Han Xiao dan Xia Shiva. Ketika Ne Zha milhat Han Xiao yang mulai kehilangan ketenangannya dia sudah mengerti apa yang terjadi dengan anak itu.
Tanpa disadari sekumpulan Esensi Darah dalam jumlah besar masuk ke tubuh Han Xiao, itu seperti air terjun yang mengamuk. Mata Han Xiao sudah mulai memerah.
"Zha." Han Xiao berkata dengan lirih, sia berusaha keras menahan Esensi Darah yang masuk kedalam dirinya.
Ne Zha paham hanya dengan satu kata dari Han Xiao, segera pemuda dingin itu membawa mereka kesebuah tempat, itu terlihat seperti balai desa. Ketika keempatnya turun beberapa sosok bermunculan.
Mata Han Xiao kini sudah memerah dia tidak memperlihatkannya pada Su Lihwa atau Xia Shiva, dia berjalan mendekati sosok besar berkulit hijau.
Sosok itu adalah Jendral Siluman, berbeda dengan yang terakhir kali mereka temui. Jendral Siluman itu memiliki kulit sehijau akik dengan mata merahnya serta kuku panjang ciri khas Siluman.
"Santapan." Han Xiao berkata dengan pelan lalu menerjang kelompok Jendral Siluman sendirian.
Disisi lain kedua gadis terkejut dengan apa yang dilakukan Han Xiao, setidaknya ada lebih dari selusin Jendral Siluman mereka memandang Ne Zha kini hanya duduk diiatas atap dengan santai.
"Ne Zha kita tidak membantunya?" Su Lihwa heran pada tunangannya tersebut.
"Dengan kondisi Han Xiao saat ini kita tidak perlu membantunya," ucap Ne Zha.
Dengan kondisi Han Xiao saat ini? Kedua gadis itu bingung dengan apa yang dikatakan oleh Ne Zha, mereka sekarang hanya melakukan apa yang dilakukan Ne Zha yaitu menonton Han Xiao bertarung melawan belasan Jendral Siluman, sebelumnya mereka juga pernah melawan Jendral Siluman lebih banyak. Tapi karena tidak mengetahui apakah Jendral Siluman saat ini lebih kuat dari yang terakhir kali atau lebih lemah.
Melihat Han Xiao yang menyerang lusinan dari mereka seorang diri salah satu Jendral Siluman terlihat bingung dan terkejut, walau tingkat kecerdasan mereka diatas Siluman biasa tetapi itu cukup untuk membuat mereka menilai Han Xiao adalah anak yang mencari kematiannya sendiri.
"Anak sombong!" Jendral Siluman itu berteriak keras lalu mengajak teman-temannya untuk menghabisi Han Xiao.
"Gruaaaaa!" teriakan nyaring para Jendral Siluman mengiringi mereka saat menyerang Han Xiao.
Dua tongkat pendek muncuk di tangan Han Xiao, itu adalah Tongkat Naga Penghancur, dengan kekuatan Qi dan Esensi darah yang meledak sekarang. Han Xiao bisa memasok kekuatan pada Tongkat Naga Penghancur tanpa masalah.
Jendral Siluman menyerang dengan cakarnya pada Han Xiao yang ditepis oleh pemuda itu dengan salah satu Tongkat pendeknya.
"Ne Zha, apakah Han Xiao akan baik-baik saja? Dia menggunakan Tongkat Naga Penghancur." Xia Shiva memandang Han Xiao sedikit khawatir, terakhir pemuda itu menggunakan Tongkat Naga Penghancur membuat dirinya terbarung lemah.
Ne Zha mengangguk ringan, "Dia akan baik-baik saja."
"Mati kau!" Jendral Siluman lainnya menyakar dari seluruh arah.
"Hahaha kalian yang akan mati!" Tawa Han Xiao terdengar kencang seolah dia menikmati pertarungan yang kini dihadapinya.
Tongkat Naga Penghancur diayunkan dengan keras dan cepat sepenuh tenaga mengenai empat Jendral Siluman dihadapan Han Xiao. Kepala empat Jendral Siluman segera menjadi bubur daging berdarah, tidak memiliki bentuk.
"Egh... dia terlalu berlebihan." Su Lihwa menutup matanya enggan melihat hal menjijikan dihadapannya.
Dalam satu tebasan empat Jendral Siluman mati ditangan Han Xiao, aliran Esensi darah dan Qi mengalir hangat keseluruh tubuh Han Xiao membuat pemuda itu bersemangat.
"Ayo mati kalian... Hahaha." Han Xiao berteriak seraya tertawa riang.
Jendral Siluman yang tersisa sangat marah ketika mengetahui Han Xiao berhasil membunuh rekan mereka. Mata mereka semakin memerah, cakar mereka memanjang lalu menatap Han Xiao dengan ganas menyerangnya.
"Datang... Datang... Datang... Hahaha." Ayunan Tongkat Naga Penghancur tidak melemah, Han Xiao melakukan sebuah teknik pedang dengan kedua Tongkat Naga Penghancur.
Mata Han Xiao sudah sangat memerah, vena darahnya telah membengkak menonjol seolah akan meledak kapan saja.