Saat dua sosok itu menghilang dari tepi sungai, sebuah kejadian yang menakjubkan terjadi di sepanjang sungai.
Kabut merah terkumpul menjadi satu dan terbang menuju arah Han Xiao pergi.
***
"Semoga senior Han baik-baik saja," gumam murid luar Sekte Musin Semi Kosong yang Menjemput Han Xiao dan lainnya di kamar.
"Yingtai, apakah kau tidak melihat dia bisa menahan teknik terkuat dari nona Bing? Akan gila jika dia mati dengan hanya suara retakan seperti itu," komentar gadis yang mengejek Han Xiao tadi, dia sangat ketakutan saat Han Xiao mengeluarkan kekuatannya dia sangat menyesal telah mengejek Han Xiao. Jika saja dia bertemu dengan Han Xiao hal pertama yang dia lakukan adalah meminta maaf dengan tulus. Sungguh tidak lucu memiliki masalah dengan Kultivator sekuat Han Xiao menurutnya.
Murid luar Sekte Musim Semi Kosong yang menjemput Han Xiao adalah Cui Yingtai, dia memiliki kekuatan terkuat di kelompok ini hanya saja Yingtai memiliki pikiran yang sangat naif. Kalau saja dia tidak ditipu oleh saudaranya Cui Yingtai mungkin sekarang sudah menjadi Murid dalam Sekte Musim Semi Kosong dan belajar serta menikmati sumber daya yang lebih baik daripada menjadi Murid luar.
Cui Yingtai menggaruk kepalanya lalu tertawa malu. "Aku lupa hal itu."
Gadis tadi menggelengkan kepalanya dan mengajak Cui Yingtai dan lainnya mempercepat langkah mereka untuk segera sampai di tempat Bing Xing membawa Ren Yanyu lalu menunggu Han Xiao.
Sekitar dua ratus meter jauhnya dari kelompok gadis tersebut, Han Xiao sedang berjalan dengan santai dia sedang memikirkan langkah berikutnya yang akan dia ambil. Karena dia tahu salah satu masalah di Kekaisaran Yang adalah siluman, sudah bukan rahasia umum bahwa Kekaisaran Yang dan Kekaisaran Ming melakukan perang secara tertutup.
Kekaisaran Ming adalah tempat para Kultivator aliran hitam berkumpul, memang di Kekaisaran Yang ada beberapa Sekte aliran hitam tetapi Kekaisaean Yang masih di dominasi dengan aliran putih dan netral.
Ada sebuah Sekte di Kekaisaran Ming bernama Mansion Siluman, dimana itu adalah tempat berkumpulnya Kultivator yang memelihara siluman dan menggunakan siluman untuk bertarung atau kepentingan pribadi mereka.
Mereka seperti Kultivator Binatang tetapi yang membedakan adalah mereka memelihara siluman, bukan Binatang Iblis atau Binatang Roh.
Han Xiao tidak akan khawatir jika Mansion Siluman bersikap seperti sekte hitam lainnya, tapi yang membuatnya khawatir adalah Mansion Siluman berada di bawah kendali keluarga Bangsawan kekaisaran Ming. Maka dari itu pasti banyak siluman tingkat rendah yang dikirim ke Kekaisaran Yang untuk membuat ulah.
"Aku harus membersihkan mereka dalam perjalanan ini." Ini adalah tekad Han Xiao, dia ingin mengurangi siluman-siluman yang berada di Kekaisaran Yang.
Swoshhh...
Aliran angin berhembus kencang meniup rambut Han Xiao, dia segera kembalikan tubuhnya dan terkejut melihat sebuah fenomena di depan matanya.
Sekelompok kabut merah seperti darah berkumpul dan seolah itu berlari mengejarnya.
"Apa itu?" Han Xiao mengernyitkan dahinya bingung.
Kabut merah itu terus menghampiri Han Xiao, saat kabut itu melewati Han Xiao. Sebuah kejadian yang mencengangkan terjadi.
Jumlah kabut yang sangat banyak dan pekat merah darah itu berhambur memasuki tubuh Han Xiao, membuat pemuda itu terkejut dan sempat kehilangan napasnya.
"Sialan! Esensi darah?" gerutu Han Xiao. "Darimana Esensi darah sebanyak ini?"
Sekarang Han Xiao terlihat sangat kebingungan, dia tidak membunuh Kultivator ataupun Binatang Iblis jadi sangat kebingungan dengan hal yang terjadi barusan.
Memang Manual Kultivasi Han Xiao adalah menyedot dan Esensi Daran tetapi itu hanya bisa menyedot dari Kultivator ataupun Binatang Iblis yang dibunuh olehnya, jikapun dia tidak membunuhnya dia bisa menyerap Esensi Darah dan Qi itu hanya akan bekerja jika Han Xiao menginginkannya.
"Aaaaarggh!" Han Xiao mengerang kesakitan karena banyaknya Esensi Darah yang memasuki tubuhnya.
"Harus cepat ku ubah menjadi Qi murni untukku, jika tidak aku tidak ingin menjadi mesin pembunuh," pikir Han Xiao dia sangat mengetahui efek samping dari penyerapan terlalu banyak Esensi Darah, jika tidak menjadi mesin pembunuh dia akan menjadi orang yang gila dengan seksual.
Dia tidak menginginkan keduanya!
Han Xiao segera duduk dan mengambil posisi berkultivasi, secara perlahan dia menyalurkan semua Esensi Darah yang masuk ke dalam tubuhnya ke jalur-jalur meridian di tubuhnya.
Kabut terus menerus masuk kedalam tubuh Han Xiao seperti tidak ada habisnya, sudah berjam-jam kabut itu memasuki Han Xiao tetapi tidak menunjukan akan mereda.
"Sialan! Jika seperti ini terus aku akan mati!" garutu Han Xiao dalam hati, sungguh dia sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit yang menjulur ke sekujur tubuhnya.
Rasa sakit itu bagaikan ditusuk oleh ribuan jarum dan terkadang dia merasakan dirinya dihantam oleh palu.
"Aaaaaaaargghhhh!!!" Han Xiao berteriak keras pandangannya menggelap lalu kehilangan kesadarannya.
Sementara Han Xiao pingsan, kabut merah terus memasuki tubuhnya seperti air terjun.
***
"Xing'jie, apa yang dilakukan Abang Han hingga sangat lama sekali," keluh Ren Yanyu dengan khawatir.
Bing Xing menggelengkan kepalanya lagi dan lagi, dia saja bingung kenapa Han Xiao tidak kembali, tetapi Bing Xing ingat pesan yang Han Xiao sampaikan sebelum dia pergi. Apapun yang terjadi jika Han Xiao sangat lama lebih baik mereka berdua menunggu di penginapan.
"Han Xiao tidak akan kenapa-napa, mari kita tunggu di penginapan," ucap Bing Xing.
"Tidak! Aku ingin menunggu Abang Han!" tolak Ren Yanyu.
Bing Xing butuh waktu sangat lama namun tidak berhasil membujuk Ren Yanyu, hingga datang sekelompok gadis yang mereka kenal.
Kelompok itu adalah kelompok Cui Yingtai.
"Ternyata kalian disini." Cui Yingtai berkata untuk menyapa.
Kelompok Cui Yingtai mencari Bing Xing dan Ren Yanyu cukup lama karena tidak tahu posisi pastinya, sekarang mereka bertemu membuat Cui Yingtai cukup senang.
"Kemana senior Han?" tanya Cui Yingtai.
Bing Xing mengernyitkan dahinya.
"Jika kalian bertanya padaku, aku bertanya pada siapa? Yu'er?" Bing Xing balik bertanya.
"Oh jadi senior Han belum kembali." Cui Yintai mengangguk.
"Kita akan menunggunya di penginapan, mari kita kembali ke kota Daun," ajak Bing Xing.
"Abang Haaan!!!" suara nyaring disertai sentakan di tangan Bing Xing membuat gadis cantik itu terkejut dan sedikit kesakitan.
"Yu'er, percayalah Han Xiao akan kembali ke penginapan paling lambat saat matahari terbit," bujuk Bing Xing.
"Senior Han sangat kuat, tidak banyak yang bisa menyakitinya jadi kita lebih baik menunggu di penginapan." Cui Yingtai juga ikut membujuk Ren Yanyu.
Melihat banyak yang membujuknya, Ren Yanyu setelah lama dia juga pasrah mengikuti apa kata Bing Xing dan pergi menuju penginapan.
***
Gelap, hanya itu yang bisa menjelaskan situasi yang dialami oleh seorang pemuda berkaos hitam polos tersebut.
Sejauh matanya memandang dia hanya bisa melihat kegelapan bahkan lebih cocok jika disebut dia memejamkan matanya.
"Argh!" Pemuda itu mengerang kesakitan hingga mengguling-gulingkan tubuhnya.
"Kenapa sakitnya masih terasa?" heran pemuda itu, dia terus mengerang kesakitan.
Perlahan matanya terbuka, pandangannya tidak lagi gelap tetapi dipenuhi dengan langit merah dan awan yang sangat merah.
"Dimana ini?" dia mengedarkan pandangannya tetapi sejauh mata memandang hanya ada langit yang dipenuhi awan merah.
"Setelah sekian lama, ada juga yang berkultivasi dengan Manual itu," suara tua yang disertai kekehan terdengar di telinga pemuda tersebut.
Pemuda itu mengedarkan pandangannya pada asal suara tersebut, tepat di belakangnya berdiri seorang pria tua mengenakan pakaian merah.
Pria itu memiliki alis yang panjang berwarna putih tetapi janggut, kumis dan rambutnya berwarna merah seperti pakaiannya, dia memiliki wajah yang ramah dan bersahabat.
"Kapan kau disini?" tanya pemuda itu bingung karena tadi dia sudah yakin bahwa tidak ada siapapun di sini selain dia.
"Kapan? Aku saja sudah lupa, kemungkinan sudah jutaan tahun lalu." Pria itu menjawab diiringi kekehan.
Pemuda itu tersedak saat mendengar jawaban dari pria tua tersebut, jutaan tahun lalu?
"Jika di duniaku sebelumnya ada kemungkinan dia hidup pada jaman dinosaurus ah tidak dia hidup sebelum itu sepertinya," pikir pemuda tersebut.
Pemuda itu adalah Han Xiao, dia pingsan di tengah hutan tetapi sekarang berada di tempat lain membuatnya semakin bingung.
"Nak, sepertinya kau ceroboh dengan menyerap banyak Esensi darah atau Qi dengan Manual Kultivasimu," ucap pria tua itu.
"Hah? Kenapa kau tahu? Aku saja bingung kenapa ada banyak Esensi Darah yang memasuki tubuhku," ujar Han Xiao.
Pria itu terkekeh lagi sebelum bertanya. "Apakah kau membunuh sebelum kau masuk ke sini?"
Han Xiao berpikir sebelum menjawab. "Aku hanya membunuh siluman, bukankah siluman tidak bisa diserap oleh Manual kultivasiku?"
Lagi lagi pria itu terkekeh. "Semua yang memiliki darah bisa kau lahap."
"Semua yang memiliki darah bisa ku lahap?" Han Xiao mengulangi kata-kata pria tua itu.
Pria tua itu mengangguk, "Ya semua yang memiliki darah, atau lebih tepatnya memiliki Esensi Darah dan."
"Sepertinya kau lebih paham Manual ini," ucap Han Xiao.
Tawa lantang terdengar dari pria tersebut, setelah cukup lama tertawa pria itu berhenti dan memandang Han Xiao. "Tentu saja aku lebih paham, aku adalah yang menciptakan Manual itu sendiri."
Han Xiao terkejut saat mendengar apa yang dikatakan oleh pria tua itu, memang Han Xiao mengetahui bahwa Manual yang diberi oleh Harimau putih adalah buatan seorang legenda tapi dia sungguh tidak menyangka bahwa orang tersebut masih hidup. Jika di dunia sebelumnya pria itu hanya terlihat seperti pria yang berumur 40 hingga 50 tahun.
"Kau tidak akan datang kemari jika Esensi Darah yang kau lahap sedikit, berapa jumlah siluman yang kau bunuh?"
"Tidak tahu." Han Xiao menggelengkan kepalanya, dia tidak mungkin masuk ke air dan menghitung siluman air itu dahulu baru membunuhnya kan?
"Aku sudah memperhitungkan, hanya jika Kultivator yang berkultivasi dengan Manualku akan datang kesini kalau dia sudah menelan empat ribu Esensi Darah, dalam artian ini kau sudah membunuh ribuan siluman," ucap pria tua itu.
"Ehk... Em... Empat ribu?" Han Xiao tersedak saat mendengar jumlah yang disebut oleh pria tersebut.
Empat ribu Esensi Darah berarti empat ribu Jiwa, tetapi Han Xiao yakin bahwa jumlah manusia dan Binatang Iblis yang dibunuhnya tak akan sampai jumlah lima ratus. Apalagi sampai empat ribu.
"Sebanyak itu siluman sungai di kota Daun?" Han Xiao terlihat bingung lalu bergidik ngeri, akan sangat merepotkan melawan ribuan siluman.
"Kau haus darah, sangat cocok dengan kriteria ku." Pria tua tersebut tertawa lantang lalu berjalan mendekati Han Xiao.
"Aku? Haus darah?" Han Xiao menunjuk wajahnya dengan bingung.
Shwoosshh...
Awan di langin segera berkumpul dan memasuki tubuh Han Xiao.
"Ini adalah Awan darah, mereka terbentuk dari jutaan Esensi Darah dan Darah Panjang Umur. Aku ingin memasukan semua kedalam tubuhmu, tetapi dengan basis Kultivasimu yang masih rendah kau tidak akan bisa menahannya," jelas pria itu.
"Awan Darah? Jutaan Esensi Darah dan Darah Panjang Umur?" Han Xiao sekarang ketakutan, dia membayangkan betapa sakitnya itu hanya dengan ribuan Esensi Darah dari siluman saja dia tidak kuat apalagi jutaan.
"Tenang saja anak muda, aku tidak akan memasukan semua Awan Darah ini kedalam tubuhmu sekarang. Awan Darah akan masuk secara perlahan saat kau menaikan kultivasimu," kekeh pria berambut merah tersebut. "Juga kau berkultivasi dengan Manual Devourer Essence Blood kau tidak akan memiliki kemacetan dalam kenaikan kultivasimu," lanjutnya.
"Namaku Han Xiao, siapa namamu?" Han Xiao mengangguk lalu memperkenalkan diri.
"Kau akan tahu namaku nanti." Pria itu tersenyum misterius.
"Tugasmu sekarang adalah mengambil senjata milikku yang berada di Benua Angin Selatan."
"Senjata?"
Pria itu mengangguk. "Senjata itu sangat cocok dengan kau, setelah kulihat kau memiliki selera yang cocok denganku, jika aku tidak salah senjata itu turun-temurun dijaga oleh keluarga Penempa di Benua Angin Selatan."
"Aku sekarang berada di Benua Angin Selatan! Apa tingkat senjata itu?" Han Xiao sangat antusias, dia sangat senang karena akan ada senjata yang turun-temurun dari seorang legenda.
"Sebuah takdir." Pria itu terkekeh lagi.
"Tunjukan tanda ini pada penjaga senjata itu dan dia akan dengan senang hati memberikannya padamu, untuk tingkat apa senjata itu. Kau akan mengetahuinya, aku tahu kau sangat berpengetahuan." Lagi-lagi pria itu tersenyum misterius.
Pria itu memberikan sebuah lencana pada Han Xiao, lencana itu tampak seram dengan sepuluh ukiran yang tidak Han Xiao kenal.
"Baiklah, hanya mengobrol seperti ini aku sudah bosan, apakah aku bisa kembali ke Benua Angin Selatan?"
"Teteskan darah ini pada Inti Perubahan milikmu itu akan memperkuat Perubahan Tubuh milikmu." Setelah memberikan sebuah botol giok pada Han Xiao pria itu menghilang, secara perlahan pandangan Han Xiao juga menggelap lagi.
***
Uu...aa...uu...aa
Suara bising membuat pemuda yang sedang terbaring membuka matanya.
Dia mengedarkan pandangannya dan terkejut.
"Dimana lagi ini?" Pemuda itu adalah Han Xiao, dia telah bangun dari pingsannya.
Sekarang dia mendapati dirinya berada di sebuah kandang kayu besar, Han Xiao melihat di sekilingnya banyak monyet yang dialami besar dari tubuhnya. Itu sangat mirip gorilla di dunia sebelumnya hanya saja yan membedakan adalah bulu monyet besar itu berwarna emas.
"Monyet Anggur Emas!" batin Han Xiao senang.