Han Xiao duduk dengan posisi terlentang di kedai Tofu dia terlihat sangat puas dengan apa yang dirasakannya.
"Aku akan mengajak Ne Zha makan disini nanti," batin Han Xiao bersemangat.
Perut Han Xiao sudah terisi dengan penuh, sekarang dia ingin mencari penginapan terdekat. Sebenarnya hanya tinnggal dua jam untuk sampai di Istana Kekaisaran hanya saja Han Xiao malas untuk masuk ke tempat itu dengan cepat.
"Pak tua, dimana penginapan bagus dekat sini?" Han Xiao betanya pada pelayan kedai.
Orang tua itu tersenyum lalu memberi petunjuk untuk Han Xiao pada penginapan terdekat dari kedainya, Han Xiao melemparkan satu koin emas pada pelayam tersebut lalu bangun dari duduknya. Dia ingin segera sampai di penginapan dan istirahat dengan nyenyak.
"Tuan muda! Yang kau berikan ini terlalu banyak ini kembaliannya," ucap pelayan tersebut seraya membawa beberapa koin perak dan berlari mengejar Han Xiao.
Han Xiao membalikan tubuhnya lalu menggibas-gibaskan tangannya.
"Ambil saja semua, anggap uang tip," ucap Han Xiao lalu membalikan tubuhnya keluar dari kedai dan menaiki kuda Bergas.
Kuda Bergas memiliki tubuh yang lebih besar dan kekar dari kuda lainnya jadi penampilannya sangat mencolok, tetapi di Kota Xianxie tidaklah aneh ada Kuda Bergas karena para Kultivator atau Bangsawan menggunakan Kuda tersebut, tetap saja Kuda Bergas adalah kuda yang sangat mahal tidak sembarang Kultivator bisa membeli Kuda Bergas jadi penampilan Han Xiao yang membawa Kuda Bergas bersamanya menjadi sorotan saat mengarah menuju Penginapan.
"Sepertinya aku salah membawamu Sha Houzi." Han Xiao bergumam seraya menengok Po Houzi yang terbaring pada pundaknya.
Kuda Bergas berhenti didepan sebuah bangunan cukup besar, arsitektur bangunan ini sangat familiar dan Han Xiao kenal. Itu adalah Penginapan Musim Semi kota Xianxie bagian luar.
Kota Xianxie sangat unik karena memiliki kota didalam kota, saat ini Han Xiao barusaja memasuki kota luar yang dimana saat masuk tidak perlu membayar pajak juga pajak bangunan di kota luar lebih murah dari kota dalam.
Di kota dalam yaitu tempat Istana Kekaisaran berdiri, ditengah kota ini terdapat sebuah benteng yang sangat besar tinggi dan tebal terbuat dari material yang sangat kuat. Juga jika ingin masuk ke kota dalam akan ada jam dimana kota menerima pengunjung atau penduduk.
Orang-orang hanya akan bisa keluar dan masuk saat pagi saat matahari terbit lalu siang tepat pada saat matahari diatas kepala dan malam yang tepat saat matahari mulai tenggelam, gerbang kota dalam hanya akan terbuka setiap dua jam sebelum ditutup kembali. Tentu saja pajak di kota dalam sangatlah mahal bisa berkali-kali lipat dari kota luar.
Di kota dalam berisikan Klan Ne, Klan Su, Klan Bi dan keluarga Bangsawan di Kekaisaran Yang seperti keluarga Bangsawan Xia, Zhao, Ling, Ma dan She. Rata-rata penduduk kota dalam adalah kalangan Bangsawan atau pedagang besar.
Penginapan Musim Semi di kota luar jauh lebih besar dari Penginapan Musim Semi yang berada di kota Daun, sudah pasti karena ini adalah kota kekaisaran. Tapi Penginapan Musim Semi di kota dalam dua kali lebih besar dari ini tentu saja harga yang diberikan akan berkali-kali lipat juga.
Han Xiao melangkahkan kakinya masuk kedalam Penginapan Musim Semi seraya mencerna semua informasi tentang Kota Xianxie yang berada di kepalanya, dia tidak pernah berpikir bahwa akan ada sebuah kota didalam kota. Tanpa sadar langkah kakinya terhenti saat dia menabrak seseorang.
"Hey apakah kau memiliki mata?!" Bentak orang tersebut seraya mendorong Han Xiao.
Han Xiao menatap pemuda gendut yang dia tabrak dan menjawab, "Tentu aku memilikinya." Han Xiao mendekatkan wajahnya pada pemuda gembul tersebut.
Pemuda itu menyipitkan matanya. Tidak, ia lebih seperti menutup matanya karena kelopaknya tertimbun oleh pipi besarnya.
"Wajahmu seperti tidak asing," kata pemuda gendut tersebut.
"Aku memang tampan, baiklah menyingkir aku sangat lelah ingin beristirahat." Han Xiao menggibas-gibaskan tangannya mengusir pemuda gendut tersebut.
"Kau pikir kau siapa huh?! Kau telah menabrakku Tuan Muda Zhao Jun!" Teriak pemuda gendut tersebut.
"Oh kau si Zhao gendut ternyata." Han Xiao mengangguk setelah teringat sebuah ingatan dalam kepalanya.
Zhao Jun, pemuda gendut ini adalah anak dari kepala keluarga bangsawan Zhao. Walaupun tubuhnya sangat besar dan gendut nyatanya dia bisa berlari lebih cepat dari Kuda Bergas tanpa menggunakan Qi sedikitpun. Zhao Jun adalah jenius dari bangsawan Zhao karena dengan umurnya yang masih 17 tahun sudah menginjak alam Emas Kedua.
"Baiklah Tuan Muda Zhao." Han Xiao mendekatkan tubuhnya pada Zhao Jun lalu mendekatkan bibirnya pada telinga kecil Zhao Jun. "Biarkan Pangeran Ketiga Han Xiao ini lewat ya?"
Tubuh penuh lemak Zhao Jun bergetar saat mendengar bisikan Han Xiao, sekarang dia ingat bahwa pemuda riang didepannya ini adalah Pangeran Ketiga dan putra kesayangan Kaisar Yang Qian!
"Pantas wajahnya tidak asing!" batin Zhao Jun.
Han Xiao! Bagi Zhao Jun adalah idolanya, Zhao Jun sangat kagum pada taktik perang Han Xiao dan keberanian dalam mengambil keputusan dalam perang dari bayang-bayang. Zhao Jun bahkan memiliki peta beserta pion yang digunakan oleh Han Xiao dalam mengatur peperangan satu tahun kemarin. Dia mendapatkan peta dan pion itu dari pamannya seorang jendral di pasukan Han Xiao. Zhao Jun menghabiskan banyak uangnya untuk benda tersebut.
Mata bulat kecil Zhao Jun berbinar menatap Han Xiao.
Pak... pak... pak...
Lamunan Zhao Jun tersadar saat Han Xiao memukul pelan pipinya tiga kali.
"Oke Tuan Muda Zhao? Aku ingin segera beristirahat," ucap Han Xiao.
Zhao Jun mengangguk-angguk lalu memberikan jalan untuk Han Xiao.
Han Xiao tersenyum lalu melanjutkan langkahnya, semakin banyak orang yang menatapnya dengan heran. Sebagian besar orang disini mengenal Zhao Jun adalah karakter yang meledak-ledak tetapi dia terlihat sangat jinak dihadapan pemuda riang tersebut.
Mereka berpikir itu adalah hal yang aneh karena tidak mengetahui Han Xiao. Jika mereka mengetahui bahwa pemuda riang yang menabrak Zhao Jun mereka tidak hanya akan memperlakukan secara wajar juga mereka pasti akan membungkuk dan memberi hormat pada Han Xiao.
Hanya saja Han Xiao saat ini berpakaian sangat sederhana sehingga dia tidak terlihat seperti Pangeran ketiga yang mereka ketahui, juga dengan seekor monyet dipundaknya itu sedikit aneh. Tetapi rasa kagum mereka tidak turun karena aura yang terpancar dari tubuh Han Xiao.
"Aku pesan kamar satu," pinta Han Xiao pada resepsionis.
"Maaf Tuan Muda kamar biasa sudah penuh tinggal beberapa kamar mewah," ucap gadis resepsionis tersebut.
"Apapun itu." Han Xiao memberikan limapuluh Koin Kristal pada gadis tersebut.
Gadis itu terkejut dengan Han Xiao yang dengan mudahnya melempar Koin Kristal karena dia menyangka bahwa Han Xiao adalah manusia fana karena tidak merasakan sedikitpun aura Kultivator dari Han Xiao, tetapi keterkejutannya hanya sebentar setelah dia mengingat ini adalah kota kekaisaran. Bayak orang kaya yang membuang uang mereka disini.
Segera gadis itu mengambil sebuah kunci dan memanggil gadis lainnya yang sedang duduk dibelakangnya, " Antar Tuan Muda ini ke kamarnya."
Gadis itu mengangguk lalu mengantar Han Xiao menuju kamarnya.
"Terimakasih." Han Xiao membalikkan tubuhnya seraya menggoyangkan kunci ditangannya.
***
"Anak itu seharusnya sudah memulai perjalanan untuk ke sini, jika begitu seharusnya Elang Gelap sudah sampai disini dan menbawa pesan balasan hari ini." Seorang pemuda terlihat sangat santai disebuah gazebo seraya menyesap teh nya saat dia bergumam pelan. Dia adalah Ne Zha yang sedang menunggu balasan surat dari Han Xiao.
Ne Zha sebenarnya sangat cemas karena dia tidak bisa mengakses Istana Takdir nya sejak dia menghancurkannya, dia sangat menyesal menghancurkan Istana Takdir nya jika dia tahu bahwa metode itu akan menghancurkan Istana Takdir nya dia tidak akan melakukan hak tersebut.
Memang dia memiliki banyak pengetahuan dari Harimau Suci tetapi ingatan dan pengetahuan yang didapatnya berbeda dengan milik Han Xiao juga tidak ada ingatan yang membahas efek samping dari metode yang telah dia gunakan.
"Ne Zha? Kenapa kau melamun seperti itu?" Suara halus memasuki pendengaran Ne Zha.
Perlahan sosok gadis cantik berpakaian merah muncul di samping Ne Zha dan memeluknya.
"Hwa'er." Ne Zha melepaskan perlahan pelukan Su Lihwa.
"Kau memikirkan apa? Saat ini tidak ada perang yang sedang kau dalangi," ucap Su Lihwa karena dia tahu jika Ne Zha melamun seperti itu pasti sedang menyusun rencana dalam peperangan, hanya saja dia tidak tahu bahwa ini bukanlah Ne Zha yang dikenalnya dulu. Maka dari itu Su Lihwa masih menganggapnya sama.
"Aku hanya memikirkan kapan Han Xiao bocah itu sampai di kota Xianxie," ujar Ne Zha seraya menyesap teh nya lagi.
"Kenapa dipikirkan? Bukankah kau bilang bahwa kekuatan Han Xiao lebih besar darimu?" Su Lihwa bertanya dengan bingung.
"Bukan soal kekuatan tapi soal kapan dia sampai."
"Berpikirlah dengan logis, jika kau hanya butuh beberapa hari mungkin akan sama dengan Han Xiao," tukas Su Lihwa.
Ne Zha hanya memejamkan matanya dia sangat tidak terbiasa berbicara dengan lawan jenis sehingga memilih diam. Tapi memang ada benarnya jika Han Xiao telah menerima pesannya jika tidak ingin membalas, Han Xiao akan tiba dengan kecepatan penuh dan akan sampai beberapa hari lagi.
"Bagaimana persiapannu untuk Pertarungan Keajaiban?" Ne Zha mengalihkan pembicaraan dengan bertanya persiapan Su Lihwa.
"Setelah aku menembus Alam Emas kultivasiku sangat lancar tanpa bantuan sumber daya, aku merasa dalam beberapa hari lagi kultivasiku akan naik." Su Lihwa tersenyum senang.
Ne Zha mengangguk sebagai jawaban, ini sudah dalam harapannya karena dia mengetahui jelas Manual Kultivasi dan keadaan kekuatan Su Lihwa dalam berkultivasi.
Manual yang digunakan oleh Su Lihwa akan menahan Kultivator di Alam Perak hingga kebutuhan Qi dalam Dantian dan Roh Beladiri terpenuhi, tetapi karena Manual tersebut juga merubah struktur dalam Dantian dan Roh Beladiri sehingga Qi yang dibutuhkan tidaklah sedikit dan juga sumberdaya untuk manual teraebut samgat langka.
"Sebaiknya kau berlatih terus, akan ada banyak musuh yang kuat nanti. Kompetisi ini tidak hanya untuk Kekaisaran Yang tetapi juga Kekaisaran Ming dan Ren," kata Ne Zha dengan Serius.
Su Lihwa mengangguk dengan penuh semangat, "Jika begitu ayo kita berlatih bersama!"
Ne Zha segera tersedak teh nya saat mendengar permintaan Su Lihwa.
***
"Baiklah terimakasih," ucap Han Xiao pada gadis pelayan tersebut.
Gadis itu tersenyum lalu pergi.
Han Xiao memasuki kamarnya lalu melompat ke tengah ranjang.
"Aaargh nyaman sekali." Han Xiao berteriak senang.
"BOCAH SIALAAN!" Teriakan terdengar dari ranjang membuat Han Xiao terkejut dan segera bangun dari ranjang.
Yang berteriak adalah Po Houzi yang terimpa oleh tubuh Han Xiao.
"Aku lupa ada kau bersamaku." Han Xiao tertawa seraya menggaruk kepalanya.
"Hampir saja aku mati kehabisan napas!" omel Po Houzi.
"Terlalu berlebihan," komentar Han Xiao.
Slap...
Sebuah benda runcing melayang dan tertancap pada lemari dekat Han Xiao.
"Serangan!" Po Houzi segera memperbesar tubuhnya ke ukuran normalnya.
"Tenang saja tidak usah panik." Han Xiao menepuk pundak Po Houzi lalu berjalan pada lemari dan menyabut benda tersebut.
Itu adalah sebuah kuas dengan gulungan kertas pada tangkainya.
"Kultivasi Kaisar Yang Qian berada di Inti Void, dia pasti sudah merasakan kehadiranku saat tiba di gerbang kota," jelas Han Xiao.
"Juga Hal ini sering terjadi," lanjut Han Xiao seraya membuka gulungan yang berada pada kuas tersebut.
"Anak nakal, cepat pulang ke Istana jangan singgah ke tempat lain seperti itu. Kau adalah Pangeran jadi kau tidak perlu menunggu gerbang kota dalam terbuka seperti yang lainnya."
Han Xiao tertawa saat membaca isi surat tersebut, itu adalah pesan dari Kaisar Yang Qian.
Bukan Han Xiao tidak ingin menuju Istana tetapi dia merasa tidak perlu terburu-buru juga dia tidak menyukai memakai jubah dari kekaisaran.
Han Xiao menuliskan balasan surat tersebut lalu menggulungnya pada kuas lalu memberikannya pada Po Houzi.
"Seharusnya kau juga bisa melakukan hal seperti ini," ucap Han Xiao.
Po Houzi mengambil kuas lalu bertanya lokasi Kaisar Yang Qian, dengan beberapa arahan Han Xiao Po Houzi mengetahui lokasi Kaisar Yang Qian lalu melemparkan kuas tersebut.
"Baiklah kita nikmati dulu istirahat kit..." Belum sempat Han Xiao melanjutkan perkataannya sebuah kuas lain melayang dan mendarat tepan disampingnya.
"Ayah sialan! Awas saja kau nanti!" gerutu Han Xiao dan membuka gulungan surat lagi.
"Tidak ada alasan, atau aku sendiri yang menjemputmu." Itulah isi pesan dari Kaisar Yang Qian.
"Apa-apaan," ujar Han Xiao kesal.
"Kau yang apa-apaan, ayo kita pulang." Sebuah suara mengejukan Han Xiao.
Sesosok tinggi dan gagah tiba-tiba datang dihadapan Han Xiao, itu adalah Kaisar Yang Qian!
Kaisar Yang Qian tidak banyak bicara segera meraih tangan Han Xiao dan melompat menuju Istana Kekaisaran.
"Sha Hou ayo cepat!" pekik Han Xiao pada Po Houzi yang masih mematung ditempatnya.
Po Houzi segera berubah menjadi kecil dan meluncur terbang ke arah Han Xiao lalu mendarat di pundak Han Xiao.
"Monyet ini peliharaanmu?" Tanya Kaisar Yang Qian.
"Ya aku menemukannya dalam perjalanan."
"Tidak Buruk." Kaisar Yang Qian mengangguk.