Chereads / Dua Penguasa / Chapter 1 - Bab1. Lelang

Dua Penguasa

🇮🇩Han_disini
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 838.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab1. Lelang

Di sebuah gedung besar sedang berlangsung acara lelang, acara ini sangat besar karena munculnya barang-barang yang sangat antik dan kuno.

Dua pemuda duduk di ruang khusus di acara lelang tersebut, ini menunjukan bahwa mereka adalah tamu penting.

"Han, kau bilang ada barang yang menarik. Tapi mana? Dari tadi barang-barang ini biasa saja," ucap salah satu pemuda di dalam ruangan tersebut.

"Tunggu saja ini sudah sesi terakhir. Setelah dua barang ini aku yakin kau akan menyukainya." Pemuda lainya mengatakan dengan riang dan antusias.

Lelang terus berjalan dan mengeluarkan barang-barang antik dari guci hingga senjata namun tak ada satupun yang masuk pandangan dua pemuda tersebut, setelah cukup lama panggung hening dan naik seorang gadis membawa sebuah benda berbentuk piringan tapi itu bukan sekedar piringan itu seperti Chakram senjata yang memiliki motif naga dan phoenix saling berhadapan dan membentuk seperti Yin dan Yang, ketika barang itu datang dua pemuda tadi dengan cepat bangkit dari kursi mereka.

"Ini dia," ucap dua pemuda tersebut serempak.

"Item ini adalah Dragon and Phoenix Yin Yang, barang ini kami dapatkan dari..." Pembawa acara menjelaskan detail dari barang tersebut, "Namun kami tidak dapat memverifikasi asal usul dari item ini, item ini dimulai dari 100juta setiap kelipatan 20juta."

"150juta!"

"170juta!"

"210juta!"

Tawaran semakin tinggi dan semakin tinggi hingga menyentuh angka 700juta untuk item tersebut. Namun sebuah suara segera mengheningkan ruangan tersebut.

"1,5Miliar." Segera semua mata mengarah pada ruang khusus berisikan dua pemuda tampan dengan hanya memakai kaos oblong.

"1,5miliar pertama..."

"1,5miliar kedua..."

Pembawa acara melirik semua ruang khusus namun tak ada yang menaikan harga lagi.

"1,5miliar ketiga... Item ini dimenangkan oleh tuan muda Han dan tuan muda Eja."

Palu di ketukan dan item ini laku dengan harga 1,5miliar.

"Yah, cukup bagus kita dapat barang itu. Aku tidak berbohong kan Ja," ujar pemuda bernama Han.

"Kita lihat apa uniknya barang ini, seperti yang ada di mitologi atau cuma karangan belaka," jawab pemuda bernama Eja itu.

Mereka berdua adalah orang yang kurang kerjaan dengan meneliti dan mencari mitologi ataupun urban legend, uang mereka selalu habis untuk membeli item atau artefak yang tidak jelas.

Mereka berdua terlahir dari keluarga kaya raya, namun baik orang tua Han dan Eja itu sudah tak ingin mengurusi mereka dan hanya memberi materi seperti uang serta fasilitas tidak dengan kasih sayang layaknya seorang anak.

***

Sesampainya di hotel tempat mereka menginap di Negara Tirai Bambu tersebut mereka bergegas memeriksa item yang mereka dapatkan dari lelang tadi.

Mereka memeriksa dengan baik. Namun tak ada yang unik atau aneh dari piringan tersebut itu hanya piringan dengan pahatan Naga dan Phoenix.

Saat memeriksa mereka berdua tak sengaja menyentuh ukiran dua telur yang di genggam oleh naga dan phoenix. Itu terhilat biasa saja. Namun sebuah keanehan segera terjadi, muncul cahaya sangat terang dari piringan tersebut cahaya merah masuk ke tubuh Han dan cahaya kuning keemasan masuk ke tubuh Eja, mereka berdua tak bisa melihat apapun selain cahaya merah dan emas.

Saat cahaya mulai meredup seolah mataharipun ikut meredup dan mereka mendapati bahwa hari sudah malam, Han meraba tempat ia duduk dan mendapati ia duduk di rumput ia segera mengedarkan pandangannya dan mendapati bahwa ia dan Eja berada di tengah hutan!

"En... Ja kenapa kita di hutan? Bukankah tadi kita di kamar hotel?" Pemuda bernama Han tersebut bertanya.

Eja yang masih melamun segara bangkit dia juga memandang sekitar dengan bingung.

"Kau bertanya padaku, aku bertanya pada siapa." Eja menatap temannya dengan malas.

Mereka berdua bingung apakah harus tertawa atau menangis mendapati mereka tiba-tiba di teleport ke tempat yang entah dimana, tapi dipikir oleh akal sehat tidak ada yang namanya teleport seperti itu. Ya, tidak ada jika mereka tidak mengalaminya sendiri.