Raffael mengendikkan bahunya.
"Entahlah rin... aku juga gak tahu kenapa.. tapi entah kenapa aku merasa jika dia tidak bisa menerima bila kamu menjadi milik orang lain..." ucap Raffael.
Airin menghela nafasnya.
"Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran bang Naufal.. selama ini dia pergi karena marah sama aku.. masa iya sih sekarang dia justru seperti itu??" Ucap Airin.
"Hmm rin, sebelum ibu kamu meninggal, apa ibu kamu ada menitip pesan??" Ucap Raffael.
Airin mulai mencoba untuk mengingat.
"Waktu itu-" ucapan Airin terpotong ketika terdengar suara ketukan pintu yang berasal dari pintu utama rumah Raffael.
Tok Tok Tok...
"Sebentar rin.. sepertinya ada yang datang.. aku periksa dulu ya.." ucap Raffael.
Airin mencegah Raffael dengan memegang tangan Raffael.
"Aku ikut ya kak.." ucap Airin.
Raffael pun mengangguk.
"Ya sudah... ayo.." ucap Raffael.
Mereka kemudian beranjak dari sana menuju pintu utama rumah.
Ceklek..!!