Airin duduk di samping Alvino lalu mengambil piring makan Alvino.
"Kakak makan lagi ya??" ucap Airin.
Alvino pun menggeleng.
"Aku gak akan makan sebelum kamu cerita, kenapa wajah kamu memerah dan terlihat seperti orang yang baru saja menangis??" ucap Alvino.
Airin mengangkat wajahnya perlahan. Ia menunjukkan senyum palsu di depan Alvino.
"Aku baik-baik aja kok kak.. aku gak habis nangis kok.." ucap Airin dengan senyum palsunya.
"Airin.. kamu mungkin bisa mengatakan bahwa kamu baik-baik aja.. tetapi wajah dan getaran dari nada bicara kamu gak bisa berbohong. Mata kamu memerah dan wajah kamu sedikit sembab.. ada apa??" ucap Alvino.
"Kak, aku mohon tolong jangan ikut campur dengan urusan pribadi aku.." ucap Airin.
"Oke maaf.. tapi apa Raffael menyakiti kamu?" ucap Alvino.
Airin menggeleng.
"Kak Raffael sama sekali gak pernah menyakiti aku.. dia selalu berbuat baik sama aku.." ucap Airin.
"Lalu siapa tadi yang menghubungi kamu?" ucap Alvino.
"Kak Raffael.." ucap Airin.