Chereads / AIRIN'S LOVE JOURNEY / Chapter 13 - Part 12

Chapter 13 - Part 12

"Iya kak.." ucap Airin.

"Kenapa harus ke warnet sih rin?? Kan bahaya.. di sana itu tempat cowok-cowok.." ucap Alvino.

"Karena keadaan kak.. kalau aku gak ke sana, otomatis aku gak bisa selesaikan tugas aku.." ucap Airin.

"Lo gak ada laptop??" ucap Alvino.

Airin pun menggeleng lemah.

"Gak ada kak.. waktu itu ada kak, tapi itu punya abang aku.. dan sejak dia kuliah di Jogja, laptop itu pun dibawa dia untuk mengerjakan tugas-tugas dia.." ucap Airin.

'Kasihan banget Airin.. harus ke warnet dulu untuk mengerjakan tugas.. pokoknya gue harus bantuin Airin supaya dia gak perlu pergi ke warnet lagi untuk mengerjakan tugas.. anak-anak di warnet kan bandal-bandal.. gimana kalau terjadi sesuatu sama dia?? Gak! Pokoknya gue akan bantu!' batin Alvino.

"Hm iyaiya rin.." ucap Alvino.

"Ya udah sini rin duduk sebelah gue.. kita kerjain tugas lo.. Cuma buat tabel doang kok.. palinngan juga lima menit selesai.." ucap Raffa.

"Iya kak.." ucap Airin lalu duduk di samping Raffa..

Mereka pun mulai mengerjakan tugas Airin di laptop Raffa.

Alvino?? Dirinya hanya mengamati mereka.

….

"Kamu butuh berapa tabel rin??" ucap Raffa.

"Disesuaikan dengan jumlah anggota osisnya kak.." ucap Airin.

"Gak perlu rin.. lo Cuma butuh lima anggota OSIS untuk nantinya lo mintai tanda tangan.. ketua OSIS, Wakil KETOS, Sekretaris, Bendahara dan cukup pilih salah satu dari anggota OSIS biasa untuk lo mintai tanda tangan.. cukup itu.." ucap Alvino.

"Oh gitu.. iya kak.. makasih kak.." ucap Airin.

Alvino pun hanya mengangguk.

"Nah ini udah gue buat rin.. udah selesai.." ucap Raffa.

"Oke sekarang tinggal dicetak kan?? Lo gak perlu jauh-jauh ke warnet kok.. Raf, lo kirimin filenya ke nomor gue, besok lo rin, temui gue di ruang OSIS buat ambil tugas lo.. ingat, temui gue sebelum bel masuk bunyi." Ucap Alvino.

"Iya kak.." ucap Airin.

"Gue aja yang print deh.." ucap Raffa.

"Lo mau print di mana Raffael?? Kalau lo print nya entar sepulang dari rumah Airin, warnet dan fotocopy tuh udah tutup.. udah kirimin aja filenya ke gue biar bisa gue print di rumah." Ucap Alvino.

Raffa pun berdecak kesal.

"Iya.. iya ya udah gue kirimin filenya ke lo!" ucap Raffa kesal.

"Bagus!" ucap Alvino.

"Hmmm makasih banyak ya kak Al, kak Raffa karena udah bantuin aku selesaikan tugasnya.." ucap Airin.

"Hmm.." balas Alvino hanya dengan deheman.

"Iya sama-sama rin.." ucap Raffa.

...…

Keesokkan paginya..

Airin seperti biasa, ia sedang sarapan pagi sendirian di meja makannya dikarenakan ibunya yang sudah beerangkat untuk bekerja setelah selesai sholat subuh.

Saat Airin baru selesai sarapan, terdengar sebuah suara motor gede yang berhenti di depan rumahnya.

"Suara motor siapa ya??" gumam Airin seraya mengikat tali sepatunya.

Tok Tok Tok..

Suara ketukan yang berasal dari pintu rumah Airin.

"Assalamualaikum rin.." ucap seseorang yang mengetuk pintu rumah Airin.

"Suaranya kayak suara kak Raffa… tapi ngapain kak Raffa pagi-pagi seperti ini sudah sampai di depan rumah aku?? Ada keperluan apa ya dia??" gumam Airin.

Ia pun melangkahkan kakinya untuk membuka pintu rumah. Dan, saat ia membuka pintu rumah, ia mendapati Raffa dengan seragam sekolah yang lengkap yang ditutupi oleh hoodie pun berdiri di depan pintu rumah Airin.

"Waalaikumsalam.. kak Raffa??" ucap Airin.

Raffa pun tersenyum.

"Yups aku.. maaf ya karena aku gak bilang dulu ke kamu kalau aku mau datang ke sini." Ucap Raffa.

Airin pun mengangguk kaku.

"Hmmm iya kak.. hmm ada keperluan apa ya kak, kok kakak pagi-pagi udah datang ke sini??" ucap Airin.

"Gak ada keperluan apa-apa sih.. aku Cuma mau ajak kamu berangkat bareng buat ke sekolah.." ucap Raffa.

"Berangkat bareng kakak??" ucap Airin.

"Iya rin.. kamu mau kan??" ucap Raffa.

"Tapi kak aku gak bisa.. aku gak mau ada kesalahpahaman yang terjadi kalau kita berangkat bareng.. aku gak mau cari masalah kak.." ucap Airin.

"Kenapa gitu?? Masa Cuma berangkat ke sekolah bareng gue aja bisa membuat kamu bermasalah sih.." ucap Raffa.

"Kakak sendiri tahu kan kalau aku adalah murid baru.. aku juga masih kelas sepuluh kak.. dan kakak adalah most wanted sekolah sekaligus wakil ketua OSIS, kakak juga berasal dari keluarga berada.. sedangkan aku enggak kak.. aku gak mau nantinya dibully oleh kak Sandra karena dekat dengan salah satu most wanted sekolah.. aku gak mau kak ketenangan aku di sekolah menjadi terusik hanya karena aku pergi ke sekolah dengan kakak .." ucap Airin.

"Kamu gak perlu takut sama Sandra, rin.. aku tentu akan jagain kamu kok.. aku juga gak akan membiarkan Sandra menjadikan kamu sebagai korban bullying yang selanjutnya di sekolah.. aku tentu gak akan terima, rin.." ucap Raffa.

"Tapi kak tetap aja.. kita gak dua puluh empat jam bersama.. kelas kita dan rumah kita itu beda kak.. oke kalau aku bareng kakak, mungkin kak Sandra gak bisa bully aku tapi apakah akan menjamin jika kakak gak ada, kak Sandra juga gak akan bully aku?? Gak bisa menjamin kan kak.. aku gak mau cari masalah kak.. aku hanya orang kecil kak.." ucap Airin.

"Please lah rin.. kamu berangkat sama aku.. masa aku udah jauh-jauh ke sini buat jemput kamu terus kamu tolak gitu aja sih?? Jangan dong rin.. lagi pula kan kamu harus ke ruangan OSIS untuk mengambil tugas kamu sama Alvino.. kalau kamu naik kendaraan umum, kamu akan terlambat… ayolah rin.. atau kalau gak aku turunin kamu di halte aja.. iya.. mau ya rin??" ucap Raffa.

Airin pun sedikit berpikir.

'Kalau aku tolak, kasihan juga kak Raffa.. ya udah deh kan kak Raffa gak turunin aku di sekolah.. dia kan turunin aku di halte.. ya udah deh gak apa-apa..' batin Airin.

"Hmmm ya udah deh kak.. gak apa-apa.." ucap Airin.

"Ya udah ayo rin.." ucap Raffa.

"Aku kunci pintu rumah dulu ya kak.." ucap Airin.

"Iya rin.. aku juga mau nyalain motor dulu.." ucap Raffa.

Airin pun mengangguk. Ia lalu mengunci pintu rumahnya. Kemudian, ia pun menghampiri Raffa dan menaiki motor Raffa dengan berpegangan pada pundaknya.

"Udah rin??" ucap Raffa.

"Udah kak.." ucap Airin.

" Ya udah kita jalan ya.." ucap Raffa. Airin pun mengangguk.

Raffa pun melajukan motornya dan membelah jalanan.

….

Di lain sisi, Alvino sudah sampai di parkiran sekolah. Ia pun memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Setelah itu, ia pun melangkahkan kakinya melewati koridor untuk menuju ruangan OSIS.

Saat ia sedang berjalan di koridor, banyak pasang mata yang menatapnya dengan kagum.

......

Thank you for reading..

Follow my ig : @lizakarennita01

Please share, subscribe, collection, review and leave the powerstone..

Thank you…

❤❤❤