Chereads / SULTAN FAMILY My Brother is My Bodyguard / Chapter 97 - KEJUTAN RACHEL PART II

Chapter 97 - KEJUTAN RACHEL PART II

Waktu pun berputar begitu cepat. Hari sudah mulai sore. Suasana sekolah sudah mulai sepi. Seluruh murid telah meninggalkan pekarangan sekolah beberapa menit yang lalu. Termasuk Rafa dan yang lainnya.

Jam di ponsel menunjukkan pukul 16.35 WIB. Mungkin penghuni rumah sultan masih belum pulang dari tempat kerja mereka masing-masing. Maka dari itu Rachel memilih pergi ke sekolah dari pada harus menunggu sendirian dirumah. Yang memang kebetulan sang oma juga sedang tidak ada dirumah.

Meskipun ia hanya tidur dirooftop, bermain ponsel atau mengelilingi sekolah selama seharian sampai sekolah bubar.

Tiba dirumah, Rachel bergegas pergi ke kamar miliknya. Ia merebahkan tubuhnya sejenak di kasur kesayangannya untuk melepas rasa rindu. Tak ada yang berubah, meski kamarnya selalu ditempati oleh Laura.

Tak lama kemudian, Rachel segera turun kebawah usai membersihkan badannya. Ia ingin duduk santai diruang keluarga seraya menunggu keluarga yang lainnya pulang. Terutama menunggu Cellyn, sang ibu.

Tepat pukul 5 sore, Cellyn dan Rere tiba didepan rumah. Rachel pun bersemangat untuk memberi mereka kejutan. Ia mengintip dari balik jendela rumahnya. "KEJUTAAANNN!!!" ucapnya antusias seraya merentangkan kedua tangannya ke samping saat Cellyn hendak masuk rumah.

"Aaahhh!" Cellyn pun merasa terkejut sampai terhyung kebelakang. "Ra-Ra-Racheeelll...!" teriaknya ketika tahu siapa gadis yang sedang berdiri didepannya. Lalu ia memeluk erat Rachel melepas rasa rindu yang sudah lama terpendam karena jarak. "Kenapa gak bilang mamih, kalau kamu sudah di Jakarta?" tanyanya.

"Jangankan sama tante, sama kita aja dia gak bilang." timpal Rafi tiba-tiba nongol dari balik tangga. Rachel hanya tersenyum jahil.

Rere pun kaget bukan kepalang, melihat cucu perempuan satu-satunya sudah pulang dari Jepang tanpa sepengetahuannya. "Kapan kamu pulang, sayang?" tanyanya seraya peluk rindu juga. "Oma rinduuu sama kamu." ungkapnya. "Bagaimana sekolahnya? Kamu suka? Kita ngobrol didalam yuk, sambil nunggu eyang kamu dan yang lainnya pulang." ajak Rere sedikit bawel.

"Ini yang Rachel rindukan." terangnya sembari tersenyum bahagia. Kemudian mereka berkumpul diruang keluarga, melepas kerinduan pada putri dan cucu kesayangannya.

***

Malam harinya, keluarga Winata merayakan kepulangan Rachel dari Jepang. Dengan menyediakan makan malam yang spesial. Meskipun tidak semua anggota keluarga ada. Tetapi Rachel berhasil memberi kejutan yang tiba-tiba sudah di Jakarta.

"Kapan kamu tiba di bandara Rachel?" tanya Andrian penasaran. "Om kan bisa jemput kamu."

"Ayah, ayah. Rio yang bisa banget jemput dia,kagak dikasih tahu." sambar Rio.

"Jadi, kalian juga gak tahu?" tanyanya tak percaya yang langsung dapat gelengan pelan dari Rio, Rafi dan Rafa. Andrian pun sontak kaget dengan kelakuan Rachel.

"Heh! Asal kalian tahu, gue ngelakuin itu demi kenyamanan bersama." tukas Rachel.

"Kenyamanan apaan? Dikira elo lagu Rizki Febian." timpal Rafi. "Berada, dipelukanmu mengajarkanku apa artinya kenyamanan." lanjut Rafi dengan sedikit bernyanyi. "Kesetiaan, kesempurnaan..."

"Teh kotak!" potong Rachel cepat yang membuat yang lainnya tertawa dengan tingkah mereka.

Suasana dirumah sultan kini kembali lebih hangat. Rachel dan Rafi selalu seperti kucing dan tikus. Walaupun seperti itu, mereka tetap saling menyayangi satu sama lain. Keluarga Winata terlihat sangat berbahagia pada malam ini.

"Elo kapan mulai sekolah?" tanya Rio.

"Senin nanti gue udah masuk kok." jawab Rachel seraya menyantap sate iga bakar kesukaannya. "Semua berkasnya sudah gue taken. Tinggal nunggu sertifikat aja." jelasnya.

"Lalu, besok kak Rachel masih belum boleh pergi ke sekolah dong?" Rey pun ikut nimbrung dan bertanya.

"Siapa bilang gak boleh, Rey?" kata Rere. "Kak Rachel kan The Queen of Antariksa." ujarnya seperti nada mengejek.

"Ih! Oma..." rengek Rachel. "Gak gitu juga." Rachel pun sedikit cemberut. Semua orang hanya tertawa girang melihat tingkah gemesnya Rachel.

***

Usai makan malam, Rachel dan yang lainnya berkumpul di teras atas seperti biasa. Mereka melanjutkan kesenangannya dengan bermain game. Tak lupa, Rachel juga menayangkan siaran langsungnya diakun Instagram miliknya.

"Eh Ra, sekolah gimana? Aman gak?" tanya Rachel pada Laura disela sela game nya.

"Aman-aman aja sih." jawabnya ragu.

"Not safe for Rafa!" ujar Rio.

"Why?" tanya Rachel heran.

"Yoyoy! Dia dikejar-kejar gadis gak waras."

"Maksud elo, si Melani?"

"Wait, wait, wait!" sarkas Rafi. "Kok elo bisa tahu? Dia kan anak baru disekolah."

"Yes, I know!" ucap Rachel. "And I know everything about her." terangnya.

"Everything?" tanya Rafi memastikan lagi. Rachel pun mengangguk.

Pengakuan Rachel membuat Laura sedikit tersentak dan bertanya-tanya. Apa mungkin Rachel juga mengetahui masalah dirinya? Laura juga berpikir apakah Rachel diam-diam mengawasi situasi sekolah? Apa mungkin diantara Rafa, Rafi dan Rio yang telah memberitahunya?

Laura masih bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan dipikirannya. Ia juga tak tahu harus bersikap bagaimana didepan Rachel saat disekolah?

Selang dua jam lebih, Laura pamit tidur duluan. Diikuti oleh Rafi juga Rio. Tinggal Rachel berdua bersama Rafa si abang tertua. Masing-masing mereka fokus dengan kegiatannya sendiri.

"Elo lagi ngerjain apa ?" tanya Rafa basa-basi.

"Kemarin ada yang request, katanya suruh bikin jaket atau hoodie Bottom'Squad pakai sketsa foto kita." jawab Rachel yang tetap fokus pada layar laptopnya. "Gambarnya udah mau selesai. And then, jaket baru siap produksi."

"Wow!" ucap Rafa singkat setelah melihat desain jaket yang dibuat oleh Rachel.

Kemudian Rachel menutup laptopnya dengan cepat. Dan segera mengalihkan pembicaraan mumpung lagi berdua bersama Rafa.

"Jelaskan sama gue! Apa yang sebenarnya elo sembunyiin dari gue?" tanya Rachel mengintimidasi.

"Melani itu berbahaya dan sangat licik." ungkap Rafa.

"Lalu, apa elo takut?"

"Gue bukan takut. Tapi dia ancaman bagi Laura. Dan gue adalah umpannya."

"Kalau gitu, serahkan sama gue."

***

Hari ini hari kamis. Sekitar pukul 10 pagi, Rachel pergi ke tempat Lolly Cloth untuk pertama kalinya. Toko baju milik dirinya yang baru dibuka tiga bulan yang lalu.

Mobil sport berwarna merah itu telah terparkir didepan toko yang membuat semua orang tak ingin melewatkan momen tersebut. Apalagi yang mengendarainya seorang gadis SMA.

Rachel keluar dari mobilnya dengan sedikit menebar senyumnya yang manis pada semua orang yang melihatnya. Lalu menyapa seorang satpam saat hendak masuk ke toko.

Tak disangka tak diduga, Rachel mendapat sambutan dari semua pelayan toko termasuk cleaning service. Mereka berdiri dipintu masuk membentuk dua barisan saling berhadapan.

"Good Morning and Welcome to Lolly Cloth, Ms.Rachel." sapa seorang perempuan tinggi yang usianya sekitaran 25 tahun memakai rok span hitam dengan kemeja putih yang dibalut blezzer merah maroon. "Perkenalkan, nama saya Mega. Saya kepala toko disini." ucapnya dengan senyum ramah.

"Ok! Thank you for all. And, kalian gak usah melakukan semua ini." kata Rachel sedikit terharu. "But, saya hargai itu. Salam kenal semuanya and nice to meet you."

"Baik, ada yang bisa saya bantu?" tanya Mega. "Ms.Rachel mau keliling, atau mau keruangan pribadinya? Biar saya tunjukkan."

"Terima kasih kak Mega! Saya ingin berkeliling sebentar, tetapi kak Mega dan yang lainnya silahkan kembali bekerja saja." ujar Rachel menolak dengan lembut. "Oh iya! Kak Mega tahu dari mana kalau saya akan mengunjungi toko?" tanya Rachel heran.

"Bu Cellyn yang telah memberitahu." jawab Mega. "Karena ini pertama kalinya, mungkin bertujuan agar semua pelayan tidak panik dengan kehadiran Ms.Rachel." lanjutnya. "Apa ada yang lain?"

"No! Thank you kak Mega."

Kepala toko dan semua pelayan pun kembali bekerja. Rachel tidak ingin membuat mereka fokus pada dirinya. Ia juga segera bergegas menuju ruangan pribadi yang katanya ruangan khusus untuk dirinya.

★★★★★