Chapter 77 - HOLIDAY...

Sore pun tiba, waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB. Keluarga Winata telah bersiap untuk pergi berlibur. Mereka sengaja berangkat jelang malam karena lebih menyukai indahnya malam hari, juga jalanan yang tidak begitu ramai.

Kini Rachel berubah posisi yang semula akan menyetir mobilnya sendiri, sekarang dia hanya duduk disamping kemudi. Ia merasa kesal karena harus satu mobil dengan Jason yang mengharuskan Laura pindah kemobil Rafa.

Semua ulahnya Rafi yang sengaja mengajak Jason. Sebelumnya Rafi berpikir dengan cara itu Laura akan berpindah ke mobilnya. Namun dirinya kalah cepat dengan Rafa.

Tak hanya Jason, Marissa pun mengajak Angel ikut berlibur bersama keluarganya. Dan membiarkan satu mobil bersama Rio. Lelaki yang sedikit pendiam jika bertemu orang asing itu merasa canggung karena memang baru jumpa kembali dengan Angel setelah hampir satu tahun tak bertemu.

Beberapa jam kemudian keluarga Winata telah sampai didaerah Anyer dan langsung pergi k resort yang sudah dipesan Rachel sebelumnya untuk penginapan selama beberapa hari. Rachel memilih resort yang cukup bagus untuk memanjakan mata.

Resort yang berada dibeberapa kilo menuju pantai menjadi pilihan keluarga Winata. Bukan hanya menyajikan pemandangan saja tetapi resort itu pun memiliki fasilitas yang menarik seperti tempat billiar dan yang lainnya.

Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Rachel merasa lapar dan ingin pergi keluar mencari makanan seraya berjalan- jalan malam disekitar resort.

"Na, cari makan yuk ?" ajaknya pada Laura. Sebutan Fauna untuk Laura membuat Angel mengerutkan keningnya. Dia bingung dengan ajakan Rachel yang entah pada siapa, karena yang disebutnya bukan nama Laura atau nama dirinya.

"Bukannya nama dia Laura, ya ?" tanyanya heran pada Rachel.

"Diotak gue sih nama dia gue save Fauna." jawab Rachel absurd. Angel pun tertawa kecil mendengar kata Fauna.

"Ada ada aja elo." timpal Angel.

"Tahu tuh si Rachel." tambah yang empunya nama.

Mereka bertiga pun segera keluar kamar dan segera turun ke bawah untuk mencari makanan yang diinginkan.

*GC SOMPLAK*

Rachel : "Bang, gue keluar cari makan."

Rafi : *Foto*

"Anjim! Kagak ajak-ajak." ketus Rachel saat melihat foto yang dikirim Rafi.

Rachel : "Lucknat elo !"

Rafi : "Wkwkwk..."

Rachel : "Share loc now !" Dan Rachel pun segera menuju lokasi yang dikirim oleh Rafi.

"Loh, kok malah ke pantai ?" tanya Laura heran yang mengikuti Rachel menyebrang jalan menuju pantai yang tak jauh dari posisi mereka.

"Si trio kampret lagi bakar-bakar dipinggir pantai." jawab Rachel sedikit kesal. "Laknat emang mereka."

"Wah! Kebangetan tuh." timpah Laura.

"Woi!" teriak Rachel setibanya ditempat Rafi. "Laknat emang ya, bikin acara kagak ajak-ajak." omelnya.

"Kenapa sih sayang ? Kok marah-marah ?" tanya Cellyn tiba-tiba.

"Lah, mamih ? Mamih disini juga ?" Cellyn pun mengangguk.

"Gue sengaja gak ngasih tahu elo, Chel. Biar kagak rusuh." ejek Rafi.

"Sialan elo, Fi." ketus Rachel.

"Nih, kesukaan elo! Iga bakar." ucap Rafi memberikan satu tusuk sate berukuran panjang.

"Nyogok elo ?"

"Kalau kagak mau, ya sudah." Seketika Rachel merebut cepat tusuk sate itu sebelum dimakan habis oleh Rafi. "Gue itu bukan nyogok, tapi emang sengaja bikinin makanan buat kalian bertiga." jelas Rafi.

"Bertiga aja nih ? Si Jason kemana ?" tanya Laura.

"Ngapa nyari dia ? Mau nenen elo ?" cibir Rafi sinis.

"Dih, najis!" delik Laura kesal.

Tak lama dari itu, keluarga inti pun berkumpul bersama Rachel dan yang lainnya. Mereka tertawa sambil bercanda bersenda gurau.

Namun dibalik semua itu ada hati yang tengah terluka. Laura merasa jika kehidupan Rachel sangat beruntung memiliki banyak keluarga yang sayang padanya. Memiliki keluarga yang utuh dan lengkap. Dirinya merasa iri dengan semua itu. Tetapi apalah daya, dia berpikir bahwa semuanya memiliki kebahagiaan dengan berbeda cara.

Laura pun berjalan menjauh menuju tepi laut. Ia duduk dengan memandangi kerlap kerlip air laut yang terkena cahaya lampu. Dia sengaja menyendiri untuk sedikit menenangkan hatinya. Seketika ia merindukan sosok ibunya yang telah lama pergi.

Disisi lain, Rafi tersadar jika Laura tidak bersama mereka. Dengan segera ia menyusul dan mencarinya.

"Elo ngapain sendirian disini ?" tanya Rafi yang berhasil menemukan Laura ditepi pantai seraya meneguk botol kaleng berisi minuman bersoda. Kemudian duduk disampingnya dan menyodorkan satu botol minuman rasa pada Laura. Tapi Laura mengabaikannya. Tak ada sepatah atau dua patah kata yang dilontarkan seperti biasa.

"Elo nangis ? Why ?" tanyanya lagi sedikit panik ketika melihat wajahnya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya. "Jangan bilang semua itu karena gue ? Tapi kalau gue punya salah dengan sikap atau kata-kata gue, gue minta maaf." ucap Rafi pede. "Apa kata-kata gue tadi itu menyakitkan ?" pikirnya.

"Gak!" sangkal Laura yang akhirnya bicara juga. "Elo gak salah. Yang salah itu, hidup gue."

***

Lautan biru disertai ombak yang menyapu pasir pantai terlihat begitu indah dari jendela kamar yang ditempati Rachel. Mentari pagi sudah menyapa Rachel dengan sinarnya yang menembus jendela kamar.

Rachel pun terbangun lalu merentangkan kedua tangannya ke atas dan menyibak selimut. Ia pun segera pergi ke balkon kamarnya untuk menikmati udara pagi serta menyapukan pandangannya keseluruh pantai.

Selang beberapa menit, usai sarapan pagi Rachel pergi berjalan jalan ditepi pantai sendirian. Namun bumi itu memang bulat. Kemana pun Rachel pergi ia selalu saja bertemu dengan orang yang paling dibencinya.

"Yak!" pekik Rachel saat berpas-pasan dengan seorang laki-laki yang tak lain adalah Jason. "Elo lagi, elo lagi." ucapnya malas.

"Jodoh kita." timpal Jason iseng seraya tertawa kecut.

"Ih, amit-amit dah."

"Eheem!" ujar seorang berdeham. "Pagi-pagi udah berduaan aja. Pantes gue ditinggal."

"Dih, siapa juga yang berduaan? Elo gak lihat, disini kan banyak orang ?" sangkal Rachel.

"Enggak tuh. Yang gue lihat cuma kalian berdua, yang lain mah batu."

"FAUNAAAA!!! Awas elo, ya!" teriak Rachel kesal sambil berlari mengejar Laura. Mereka berdua pun akhirnya kejar-kejaran ditepi pantai.

Tak lama kemudian datanglah Rafi dan menantang Jason untuk bermain jet ski. Jason pun menerima tantangan itu. Mereka pun segera pergi ke tempat penyewaan jet ski dan langsung memakai pelampung untuk keamanan dan keselamatan bila terjadi hal yang tak diinginkan.

Tak disangka tak diduga, ternyata Jason mahir mengemudi jet ski tersebut. Malah dia juga pamer dengan keahliannya ditengah lautan. Setelah menepi, Rafi menantang kembali dengan menaiki banana boat.

Satu boat diisi oleh 5 orang. Kali ini Haris, Andrea dan Andrian ikut bermain. Jason pun memaksa Rachel ikut bersenang-senang dengannya.

"Gue kagak mau Es kutub." bantah Rachel.

"Elo harus mau! Dengan cara ini, elo bisa hilangin rasa trauma elo." paksanya.

"Udah sayang, ikut aja. Kamu gak perlu takut." ucap Andrea.

"Oke! Rachel ikut, tapi papih harus satu boat sama Rachel."

"All right."

Dengan sangat terpaksa Rachel menuruti keinginan Jason. Ia memberanikan diri untuk tidak takut tenggelam lagi seperti kejadian waktu kecil yang membuatnya trauma sampai sekarang.

Banana boat adalah pilihan terbaik, karena wahana ini ditarik oleh motor boat sekencang mungkin dan akan menjatuhkan penumpang ditengah-tengah laut.

***

Usai bermain dengan beberapa wahana air sampai berani basah-basahan, jelang sore Rachel dan yang lainnya berencana untuk bermain voli pantai. Permainan yang boleh dimainkan hanya 4 orang saja dan dibagi menjadi dua tim. Rafi sangat antusias sekali karena bisa satu tim dengan Laura. Sedangkan lawannya adalah Jason dengan Rachel.

Kedua pasangan itu sama-sama tak pernah akur. Mereka selalu saja ribut bila bertemu, meskipun tak tahu apa alasan utamanya yang diributkan. Dari awal berjumpa, Rafi dan Laura memang sudah seperti tom and jerry. Sama seperti Rachel dan Jason.

Waktu berputar begitu cepat. Matahari pun segera tenggelam dilaut barat. Langit biru Anyer yang berubah warna menjadi jingga pun telah memayungi lautan. Menjadikannya lebih indah disore itu. Semua orang kembali ke resort untuk membersihkan badan dan beristirahat. Karena besok pagi, mereka akan balik ke Jakarta.

Rachel harus mengakhiri masa liburannya dengan cepat, sebab dirinya harus mempersiapkan keberangkatannya ke Jepang. Liburan yang singkat namun bagi Rachel itu sudah cukup. Yang terpenting adalah kebersamaan keluarganya nomor satu.

★★★★★