Pukul 18.00 WIB, Rachel dan seluruh anggota keluarga Winata lainnya telah bersiap untuk pergi ke pestanya Leon, termasuk Laura. Jika pada saat ada undangan atau acara keluarga, biasanya keluarga Winata hanya menggunakan dua atau tiga kendaran saja. Kali ini, masing-masing keluarga membawa mobil pribadinya.
Tiga mobil sport yang dikendarai oleh Rachel, Rafa, juga Rio melesat begitu cepat. Diikuti oleh lima mobil lainnya, empat mobil khusus keluarga dan satu mobil khusus pengawal.
Lokasi yang dijadikan tempat pesta adalah sebuah gedung yang memang milik keluarga Siregar. Beberapa wartawan juga beberapa awak media sudah berbaris di samping red karpet untuk menyambut kehadiran sang kekasih Raja yang masih dalam perjalanan.
Tak lama kemudian, satu persatu mobil keluarga Winata terparkir didepan gedung. Dimulai dari mobil lamborgini merah milik Rachel, disusul mobil Ferarri hitam milik Rafa lalu mobil BMW milik Rio juga mobil keluarga Winata yang lainnya.
Secara bersamaan, mereka keluar dari mobil masing-masing. Baru saja membuka pintu mobil, Rachel sudah menjadi pusat perhatian dari orang-orang yang melihatnya. Dua gadis cantik tersebut keluar dari mobilnya.
Bukan hanya karena mobil mewahnya, tetapi gaun yang dikenakan Rachel sangatlah cocok ditubuhnya. Dengan riasan wajah yang natural juga gaya rambut disanggul yang menyisakan beberapa helai rambut dibagian depan. Dan tanpa disengaja, Rafa disebut-sebut pasangan couple bersama Laura karena mengenakan pakaian yang senada.
Rachel pun segera memasuki kawasan red karpet dengan berjalan begitu anggun juga sedikit memberi keramahannya pada awak media. Lalu diikuti yang lainnya.
"What ? Bukankah dua gadis itu yang tadi ditoko ?" ucap seorang gadis. "Mobilnya mewah banget, pantas saja dia lempar-lempar duit seenak jidatnya. Mana banyak banget lagi tadi."
Saat masuk ke dalam gedung, Rachel kembali menjadi pusat perhatian. Lalu disambut oleh sang Raja, yang tak lain adalah Leon. Keluarga Siregar juga menyambut kedatangan tamu yang bisa dikatakan paling spesial yaitu keluarga Winata.
"Baik, saya mohon perhatiannya sebentar." ucap Leon menarik perhatian semua tamu undangan. "Untuk semua para tamu undangan, saya ucapkan banyak terima kasih atas waktunya karena telah hadir diacara saya. Sebelumnya, saya ingin memperkenalkan kembali gadis cantik disebelah saya."
"Ck! Norak banget anjim." umpat Rafi pelan.
"Gadis cantik ini adalah, tunangan saya." lanjutnya dengan bangga.
Dibalik bahagianya Leon, ada seseorang yang sama sekali tidak menyukai momen itu. Sudah lama ia memendam amarah terhadap Leon juga Rachel. Emosi telah menyelimuti dirinya. Kali ini dirinya tak bisa menahan semua perasaan sakit hatinya.
"Tunggu saja, permainan akan segera dimulai." gumamnya.
๐ตSelamat ulang tahun...
Selamat ulang tahun...
Terdengar suara seorang perempuan memakai mikrofon menyanyikan sebuah lagu.
Selamat ulang tahun...
Selamat ulang tahun...๐ต
Perempuan itu pun menampakkan dirinya didepan para tamu, lalu berjalan menghampiri ke arah Leon. Semua mata tertuju pada perempuan yang memakai gaun diatas lutut dan terlihat sedikit seksi.
Tiba-tiba gadis itu dengan antusias memeluk Leon sambil mengucap selamat padanya. Perlakuan perempuan itu membuat Leon sangat risih.
"Nana! Apa-apan sih kamu ?" tanya Leon sedikit berbisik. Ya, perempuan itu adalah Nana. Orang yang sangat tergila-gila pada Leon. "Lepasin gak ?"
"Ini baru permulaan Leon." bisik balik Nana.
"Ini acara gue, jangan coba-coba membuat kekacauan." tekan Leon. Nana pun melepas pelukannya pada Leon. Kemudian memberikan sebuah kotak sedang berbalut pita merah.
"Buat kamu nih." ucapnya. "Sekali lagi selamat ya."
Namun bukannya pergi malah berdiam diri disebelah Leon. Seakan-akan Leon mempunyai dua wanita. Tetapi Leon mengabaikannya, karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul 8 malam. Leon pun memulai acaranya, dari meniup lilin sampai potong kue. Semua orang memberi tepuk tangannya memeriahkan acara dimalam itu. Lalu menikmati hidangan dan minuman yang telah disediakan.
Karena Rachel sibuk dengan Leon, Laura pun mau tak mau mencari kesenangan sendiri. Barang kali dirinya bertemu dengan teman sekelasnya. Ia pun pergi mengambil segelas minuman untuk menghilangkan rasa hausnya.
"AAHHH!!!" pekik seseorang. Seketika Laura pun sontak terkejut saat menabrak gadis bergaun putih lalu mengambil beberapa lembar tisu untuk membersihkan minuman yang tumpah dan membuat kotor gaun seseorang.
"Sorry, sorry! Gue gak sengaja." ucap Laura meminta maaf.
"Argh! Goblok lo ya. Makanya kalau jalan pakai mata." pekik orang itu.
"Suaranya kek kenal deh." pikir Laura seraya melirik orang tersebut.
"ELO ?" ucap mereka kompak saat empat mata saling bertemu.
"Nih, rasain!" ketus orang itu sambil menyiram wajah Laura dengan segelas minuman yang dipegangnya. "Impas kan ?"
Tapi perbuatan gadis itu langsung dibalas kembali oleh Rachel yang tiba-tiba datang membela kebenaran. Satria baja hitam kali ah, pembela kebenaran. Rachel menumpahkan segelas minuman tepat diatas kepala sang gadis.
"Itu akibatnya elo berani macam-macam sama sahabat gue." tutur Rachel.
"Chelsea ?" ucap Leon yang sepertinya mengenal gadis itu.
"Leon, tolongin gue." rengek gadis yang dipanggil Chelsea oleh Leon.
"Oh, jadi kalian saling kenal ?" tanya Rachel.
"Iya, sayang. Dia sepupu aku dari Semarang, baru datang tadi pagi." jawab Leon.
"Kalian lagi, kalian lagi!" pekik seseorang lagi. "Ngapain sih kalian berada diacara seperti ini ?"
"Tante! Tante Kinar tolong jaga ya ucapannya." bentak Leon. "Apa tante tidak tahu, mereka itu siapa ?"
"Oh, mereka kan bocah sok kaya." timpal Kinar sinis.
"Dia itu tunangan Leon, tante. Tante jangan sembarangan kalau bicara." tegasnya.
"Siapa yang bilang cucu saya sok kaya ?" tukas Bram tiba-tiba nongol aja.
"Maaf, dia anak saya. Kalau memang ada kesalahan, saya minta maaf." ucap Cellyn sedikit kesal.
Kinar pun menatap beberapa orang yang datang membela Rachel, nyalinya kian menciut melihat penampilan anggota keluarga Rachel yang terbilang sungguh memukau. "Ma-maaf, saya minta maaf. Saya yang salah." katanya.
"Ekhem! Baik semuanya, saya mohon perhatiannya sebentar." ucap seseorang dalam mikrofon. Sontak semua orang
"Itu nenek sihir mau ngapain lagi sih ?" tanya Rafi risih.
"Nana ? Mau ngapain lagi dia ?" ucap Leon tak habis pikir.
"Saya disini ingin memberi tahu sesuatu yang kalian tidak tahu." tutur Nana.
"Dia itu siapa sih ?" tanya salah satu tamu undangan yang heran dan penasaran apa yang sedang dilakukannya.
"Beberapa bulan yang lalu, keluarga Siregar dengan keluarga Winata mengadakan sebuah pertunangan antara Leonardo dengan Rachel Winata." lanjutnya.
"Nana!" panggil Leon yang membuat Nana berhenti sejenak berbicara. "Apa yang bakal elo lakuin ? Plis, jangan rusak acara gue." titahnya. Namun Nana tak memperdulikannya, ia melanjutkan kembali pembicaraannya.
"Tuan Leonardo Siregar. Dia adalah orang yang rela ninggalin study nya di Aussie demi perjodohan. Tapi sayang nya, nyonya Rachel menentang perjodohan itu." jelas Nana membuat semua orang menjadi bertanya tanya dan berpikir. "Ya, Rachel memang terpaksa menerima perjodohan itu. Tetapi, bukan soal Rachel yang mau saya bahas saat ini."
"Hentikan Nana!" teriak Lydia. "Kamu jangan sesekali mencoba merusak momen anak saya." pekiknya.
"Dia!" tunjuk Nana pada Lydia. "Saya akan cerita tentang tante Lydia."
"Cukup Nana! Kamu keluar sekarang juga dari gedung ini." titah Lydia yang sudah muak dengan Nana.
"Tidak! Tolong lanjutkan cerita kamu." Bram pun penasaran dengan arah pembicaraan gadis itu.
"Baik, saya akan lanjutkan cerita ini. Tetapi tidak gratis, sama seperti perjodohan mereka."
"Maksud elo apaan sih ? Langsung intinya aja napa ? Ngantuk gue lama-lama dengar cerita elo yang panjang kali lebar kali tinggi." ketus Rafi.
"Coba kalian pikirkan. Jika kalian berada diposisi keluarga Siregar, lalu apa yang terlintas dibenak kalian sehingga kalian ingin menjodohkan anak kalian dengan keluarga Winata yang super duper kaya raya ?"
"Oh, gue mengerti arah pembicaraan dia." gumam Rachel.
"Chel! Elo gak mau ngelakuin sesuatu gitu ?" tanya Laura heran. Rachel pun hanya mengangkat kedua bahunya.
"APA SEMUA INI KARENA UANG ?" tekan Rere yang mulai mengerti maksud pembicaraan Nana. "Jawab LYDIA ?"
"Bu-bu-bukan, oma." sangkal Lydia.
"Apa ? Because money ?" pekik Leon tak percaya. "Coba ceritakan yang sebenarnya pada Leon, Mah."
"Gak Leon. Semua itu gak benar Leon." Bantahnya.
"Apanya yang gak benar ?" tanya Leon pada Lydia. "Chel, kamu percaya kan sama aku ?"
"Entahlah." timpal Rachel malas.
"Kalau memang semua itu benar, kamu harus percaya sama aku, Chel. Aku sama sekali tidak tahu soal itu. Dan kamu harus tahu, aku tulus sayang sama kamu." kata Leon meyakinkan seraya menggenggam tangan Rachel.
"Elo doang yang tulus, lah keluarga elo ? Macam mana ?" sindir Rafi.
"Sudahlah, lebih baik kita pergi dari sini." ujar Rere kecewa. "Saya kecewa Lydia."
"Bu Retno, saya bisa jelaskan bu." tukas Regar. "Kalian jangan pergi dulu. Saya minta maaf atas ketidaknyamanan kalian disini. Tolong beri saya kesempatan untuk menjelaskan." pintanya menahan Rere. Namun keluarga Winata terlanjur muak dengan drama yang dimainkan oleh keluarga Siregar. Nana pun merasa menang atas kejadian tersebut.
"Okeh! Untuk keluarga Winata, saya mohon tunggu sebentar." Lagi-lagi Nana mengalihkan perhatian tamu undangan dan membuat Bram juga yang lainnya berhenti melangkah. "Sebenarnya, ini bukan rencana saya untuk membongkar semuanya. Ini semua akhir dari rencana Rachel." tuduh Nana. Semua orang pun lebih terkejut dengan perkataan terakhir yang di ucapkan Nana. "Bukan begitu, Rachel ?"
โ โ โ โ โ