***
Saat melewati Departemen Kesehatan, Rika berhenti sejenak sambil menatap gedung berwarna putih tulang itu.
'Apa mereka sudah membawa tabib ke rumah Karina?'
Rika mempertimbangkan keputusan, kemudian melangkah masuk ke departemen tersebut.
"Oh, selamat datang, Rika. Ada yang bisa aku bantu?" tanya perawat bagian jaga dengan pakaian berwarna merah muda.
"Hei, sudah lama tidak berjumpa. Omong-omong, aku butuh tabib."
"Siapa yang sakit? Kau atau kepala desa?" tanya perawat itu dengan tatapan menyelidik.
Rika menggeleng. "Bukan aku ataupun ayah. Memangnya aku terlihat sakit?" Dia memegangi wajah.
"Kau terlihat sedikit pucat. Jadi, tabib mana yang kau inginkan?"
"Mungkin tabib yang bisa mengecek kandungan? Bukan untukku, tapi orang lain."
"Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan memanggil tabib yang mahir di bidang itu. Silakan duduk dulu," ujarnya menunjuk kursi panjang yang kosong.