***
Cicit burung terdengar merdu bersahutan. Membuat Karina yang tengah terlelap dalam tidurnya jadi terbangun. Wanita dengan rambut semrawut itu mengusap wajahnya dan menghela napas panjang. Rasanya dia baru saja tidur, tapi hari sudah pagi lagi dan dia harus beraktivitas.
Menyibakkan selimut yang cukup tebal, Karina berdiri dan berjalan pelan, kemudian membuka pintu yang dikuncinya.
Tepat saat membuka pintu, dia menemukan Juna ada di ruang tengah sambil melahap sarapan yang sepertinya dibuat oleh Bima atau Chandra.
"Baru bangun, Kak?" sapa Juna yang terdengar sudah bersemangat.
"Hmm," jawabnya singkat sambil merapihkan rambut. Karina sadar betul apa yang terjadi padanya saat ini, seperti berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat saat dia masih tinggal di istana. Matanya berkeliaran di ruang tengah, mencari seseorang yang telah sukses membuat tubuhnya pegal-pegal dan ngilu.
"Raka... di mana?" tanya Karina pada adiknya.