***
"Tidak terjadi apapun pada Yang Mulia," ujar tabib dengan yakin. Dia sudah memeriksa keadaan Arunika berkali-kali, tapi tetap tidak ada kesalahan apapun pada tubuh putri baru itu.
"Lalu kenapa dia terus mengeluarkan darah jika tubuhnya tak ada yang salah?" tanya Gasendra kesal. Dia jadi berpuluh-puluh kali lebih khawatir akhir-akhir ini karena sering mendapat laporan dari Eni yang datang ke ruang kerjanya di Istana Gading.
"Sa.. saya tidak tahu, Yang Mulia." Tabib itu menundukkan kepala sambil menggigit bibirnya.
"Tch!" Gasendra mendecih. Dia menoleh saat merasakan usapan ringan di lengannya.
"Jangan marah-marah," lirih Arunika melihat alis suaminya terus mengerut sepanjang pemeriksaan. Bahkan Gasendra telah menyuruh tabib untuk memeriksanya berkali-kali karena diagnosa yang menurutnya salah.
"Bagaimana aku tidak marah-marah? Istriku terus mengeluarkan darah dan merasakan sakit, tapi mereka bilang tak ada yang salah dengan tubuhnya!"