***
Dua orang itu memasuki kedai yang baru buka dini hari dengan kondisi yang masih sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang makan di sana.
"Sudah ku bilang sarapan di kedai malam saja. Pasti akan ramai kalau kita makan di sana," ujar Karina yang merasa sedikit kecewa dengan situasi sepi itu.
"Apa, sih? Kedai malam, kedai malam. Kau begitu suka melihat para pria yang menggoda wanita di sana? Atau kau menyukai para pria yang membuka pakaiannya? Ih, mesum!" Rupanya Chandra sudah melupakan kebiasaan buruknya saat menjadi pangeran dahulu. Dia sering mengadakan pesta berisi wanita-wanita cantik berpakaian kurang bahan.
Karina mengikuti Chandra yang duduk mengemper di lantai.
"Omong kosong macam apa itu?" kesal Karina. "Aku hanya tidak menyukai tempat yang sepi," sambungnya.
Chandra menoleh saat wanita pemilik kedai makan tersebut menghampiri mereka untuk memberikan dua gelas teh hangat. "Terima kasih, Bibi." Chandra meminum teh tersebut agar tubuhnya menghangat.