**
"Apa?!"
Mata Yasawirya terbelalak dengan rahang yang hampir jatuh. Sementara ekspresi Arunika tidak jauh berbeda dengan ayahnya. Hanya saja ... Arunika menutup mulut sebagai rasa keterkejutannya.
"Jangan coba-coba untuk membohongiku," ujar Yasawirya dengan pelan, namun punya makna yang dalam.
Gasendra menghela napas, lalu merogoh saku celananya dan memberikan sebuah tanda pengenal anggota kerajaan.
"Kalau begini, apakah kalian percaya?"
Kedua orang itu melongok melihat liontin tanda pengenal kerajaan yang benar-benar ada di tangan Gasendra. Tidak mungkin liontin kerajaan dipalsukan, jika ada pun ... mereka pasti akan dihukum pancung dan kepalanya digantung di gerbang istana saat mendapatkannya.
Yasawirya dan Arunika melirik sekitarnya. Mereka ingin memberi hormat pada sang pangeran, namun keadaan sekeliling tidak memungkinkan dan lagi, pria di hadapan mereka sepertinya sedang mengerjakan tugas kerajaan.