***
Chandra mengantarkan Karina sampai ke depan gerbang pabrik kayu Desa Athni. Mereka berhadapan satu sama lain.
"Maaf, aku tidak bisa mengantarmu pulang," kata Chandra menatapnya galau. Dia ingin mengantar sang pujaan hati dan menghabiskan lebih banyak waktu lagi bersamanya. Namun, apa daya pimpinan-pimpinan pabrik sudah meneriaki pekerjanya kalau jam istirahat sudah habis. Kalau dia nekat pergi juga... upah Chandra bisa dipangkas 'hampir' tidak ada upah.
Bisa gila dia kalau kerja sungguh-sungguh, tapi berakhir tanpa dibayar.
Karina membawa genggaman tangan mereka ke pipinya. Dia menyandarkan kepala di sana.
"Bukan masalah besar. Kita bisa menghabiskan waktu bersama malam ini. Kau tidak lupa kalau kita akan kencan, bukan?"
Chandra tersenyum menampakkan deretan gigi yang putih dan rapih. "Tentu saja aku tidak melupakannya. Aku akan mandi di sumur umum dan menjemputmu untuk pergi kencan."
"Kenapa tidak mandi di rumah saja?"