***
"Tidak peduli seberapa baiknya dirimu, aku bisa melihat lututmu yang gemetar," kata Karina yang sejak tadi memperhatikannya di balik membaca surat. "Kau terluka dalam perjalanan?"
***
"Tidak apa-apa, Yang Mulia. Luka adalah kebanggan bagi kami, para ksatria dan prajurit," jawab Rita dengan ekspresi kaku.
Juna pikir kembaran Rika yang saat ini berdiri di hadapannya terlihat berbeda sifat walaupun wajah dan tinggi mereka sama. Dia melirik sang kakak yang mungkin punya pemikiran sama dengannya.
"Setelah ini, kau mau ke mana?" tanya Karina setelah terdiam cukup lama. Dia mengerti dengan kehormatan para ksatria yang sangat dijunjung tinggi.
Rita menyampirkan tangan di depan dada dan sedikit menunduk. "Saya akan pulang sebentar ke rumah. Setelah itu, akan kembali lagi ke barak pasukan ksatria dua."
Karina mengangguk singkat. "Setelah sampai di rumah, jangan lupa obati lukamu. Aku akan sedikit tenang kalau kau mau melakukan itu sebelum kembali ke barak."
