***
"Kau terlalu kaku. Menarilah dengan pedangmu."
Karina mengerutkan alis. Menatapnya dengan tanda tanya.
"Menari dengan pedang?"
"Maksudku, jangan terlalu kaku. Pedang itu sama seperti tarian. Satukan dengan hatimu dan dia akan menghasilkan mahakarya. Paham?"
Wanita itu menggigit bibir, kemudian mengangguk. "Aku paham."
Chandra menunjuk kayu yang dipegang Karina dengan dagunya.
"Ambil sikap dasar."
Wanita itu mengacungkan kayu dan membuka kedua kakinya. Mengambil posisi yang telah dikoreksi oleh Chandra.
Pria yang memakai pakaian cukup tebal itu menunjuk obor dengan dagu. Membuat Karina menaikkan alis, tapi tetap melakukan apa yang diperintahkan olehnya.
'Kenapa obor?' batinnya bertanya. "Sekarang apa yang harus kulakukan?"
"Anggap obor itu musuhmu."
Karina mengangguk, kemudian menatap obor tersebut dan mulai menyerang, menyayat api.