***
Di tengah gelap dan sunyinya malam, Juna melangkah tanpa penerangan menuju kamar sang kakak.
Dia membuka pintu kamar tanpa suara dan melongokkan kepala di sana. Matanya melihat sang kakak yang sedang duduk sembari mengganti perban untuk mengobati luka tebas di tangan kirinya bermodalkan daun-daun herbal dan sebuah lilin yang sebentar lagi akan padam.
"Kak, apa aku boleh masuk?"
Karina mendongak sambil menatap datar pada sang adik.
"Kau sudah masuk ke kamarku."
Juna membuka lebar pintu kamar itu seraya menggaruk pelan tengkuk lehernya.Ā Suara kekehan kecil terdengar di telinga Karina yang kembali sibuk membenarkan kain yang melilit lukanya.
"Kau sudah berkemas?" tanya Juna memperhatikan kamar sang kakak yang belum terlihat satu pun kain pembungkus barang.
"Belum, aku mengobati lukaku dulu. Kau sudah selesai berkemas?" Karina menyudahi kegiatannya, lalu meletakkan obat herbal di atas meja kecil.
