Sudah direvisi ya guys, maaf.
***
"Pilihanku adalah...."
Jahankara menatap keduanya dengan mantap. "Aku ingin mengabdikan diri dan terbebas dari urusan istana ataupun status kebangsawanan."
"Ayah serius?"
"Anda serius, Yang Mulia? Itu... pilihan yang cukup sulit, bukan?"
Jahankara menyunggingkan senyum. Padahal tadi Ger berkata akan menerima apapun keputusannya.
"Tentu saja aku serius. Aku telah memutuskan sejak lama. Beberapa tahun setelah Anindya meninggal. Kalian tahu kalau aku tidak ingin berakhir seperti Ayahku yang memilih untuk menghilang."
"Kemudian, Istana Garnet memang tawaran yang sangat menggiurkan." Menoleh dan menatap putranya dengan bangga. "Terima kasih untukmu yang telah membuat gagasan tersebut dan mengubah peraturan istana."
"Ya, Ayah." Wajahnya terlihat sendu walaupun dia sudah berusaha untuk menyembunyikannya.