Matahari sore terlihat indah dari kejauhan. Langit oranye tanpa awan menunjukan keindahan alam. Kicauan burung yang sedang terbang memainkan irama merdu menyebarkan ketenangan dan kegembiraan.
Ragael mengambil secangkir kopi hangat dan meminumnya perlahan. Ia menatap matahari dari balik jendelanya.
"Aah," wajahnya menunjukan kepuasan, secangkir kopi kesukaanya sangat pas untuk menemani hari.
Pintu kantornya seketika terbuka. Sosok Ravina masuk melalui pintu. Ekspresinya terlihat marah. Ragael dapat menebak penyebab kemarahan guru wanita itu. "Apa kau ingin menghabiskan sore ini di kantorku?" tawar Ragael dengan nada bercanda.
"Huh, aku tak ingin menghabiskan waktu ku dengan pria tua sepertimu," ucap Ravina dengan ketus.
"Kau suka pria muda kah? Hm pria muda, mereka mempunyai semangat yang tinggi tetapi pria tua memiliki pengalaman yang kaya."
"Akhiri ucapan kotormu itu. Kau tahu kenapa aku kemari bukan Kepala sekolah?" ekspresi Ravina berubah serius. Dia menatap tajam Ragael.