Chereads / Astral : Seed of Chaos / Chapter 25 - Ronald, Zack Vs Han, Rhinos

Chapter 25 - Ronald, Zack Vs Han, Rhinos

Nina Storm, wanita berusia 22 tahun memiliki pekerjaan sebagai petualang. Ia adalah seorang Mistral tahap Lanjutan. Dia juga seorang yang anti terhadap teknologi.

Nina juga memiliki orientasi seksual yang agak menyimpang. Gadis ini seorang lesbian. Ia juga cenderung meremehkan pria-pria yang kurang berotot.

"Begitulah, maaf jika dia menganggumu," ucap Zack dengan tulus. Ia sendiri sering diganggu kakaknya jadi ia punya firasat selama Ronald disini, ia akan diganggu juga.

Ronald menghela nafas, "Aku sudah melupakannya, sudahlah."

"Baiklah kalau begitu, Istrahatlah terlebih dahulu, aku akan mendatangimu waktu makan malam," ucap Zack seraya meninggalkan Ronald di kamar miliknya.

Ronald membaringkan tubuhnya. Ia memikirkan kembali sosok Zack. Ada beberapa hal yang ia kagumi dari dia.

Gaya bertarung yang liar namun teratur. Gaya bertarungnya terkesan liar saat pertama kali melihat, namun jika diperhatikan dengan baik ia bertarung secara teratur. Zack mengatur ritme bertarungnya membimbing lawan pada suatu kondisi lalu mengalahkannya.

Zack memiliki banyak pengetahuan mengenai Dunia Astral dan petualang. Karena lahir di keluarga petualang. Zack sendiri juga sangat berpengetahuan mengenai petualang.

[Red 46 Area adalah kesempatan yanf bagus bocah. Kau bisa mendapatkan pengalaman bertarung lebih banyak dan mungkin kau bisa mengukuhkam gaya bertarungmu sendiri.]

Suara Zio bergema di kepalanya. Zio memberi saran pada Ronald berdasarkan penilaiannya sendiri.

"Kau benar, aku tak sabar untuk mencobanya," ucap Ronald menanggapi Zio.

Sang mentari mulai tenggelam secara perlahan. Cerahnya langit digantikan oleh kelamnya malam. Bintang dan bulan perlahan menunjukan eksistensinya. Orang-orang mulai menghentikan aktivitasnya dan kembali ke rumah.

Berbeda dengan kebanyakan orang. Distrik yang kacau oleh petualang malah semakin ramai ketika matahari telah tenggelam. Banyak pedagang mulai berjejer di sisi jalan.

Zack pun datang menjemput Ronald yang tengah beristirahat. Ronald mengikutinya ke ruang makan. Disana dia melihat orang tua Zack dan Kakak Zack Nina Storm.

"Selamat malam Paman, Bibi," sapa Ronald pada orang tua Zack.

"Selamat malam, silahkan duduklah," kata Ayah Zack.

"Namamu Ronald bukan? Bertemanlah dengan Zack, dia memang agak nakal tapi dia anak yang baik," bisik Ibu Zack dengan lembut.

"Tak perlu disuruh bu, Aku dan Bro sudah berteman sekarang," sahut Zack yang mendengar oerkataan Ibunya.

"Baguslah kalau begitu," ucap Ibu Zack menanggapi Zack.

Acara makan malam sendiri berlangsung lancar. Ronald tak merasa aneh dengan masakan yang disajikan. Setelah makan sepertinya semua orang punya agenda tersendiri. Ronald dan Zack kembali ke Red 46 Area.

Saat sampai ke sana Ronald dan Zacn disambut oleh Han dan seorang temannya.

"Syukurlah kau datang, kupikir kau akan lari Zack," ucap Han memprovokasi Zack.

"Heh, mana mungkin aku lari dari orang sepertimu," sahut Zack tanpa terpancing ucapan Han.

"Kau mungkin tidak takut padaku tapi kau takut pada orang disampingku bukan?" ucap Han seraya menyeringai.

Zack memfokuskan penglihatannya pada sosok di samping Han. Ia kemudian terkejut ketika ia berhasil mengenali orang itu.

"Rhinos? Bagaimana mungkin dia ada disini?" Zack terkejut melihat sosok itu.

"Siapa Rhinos?" ujar Ronald yang tak mengetahui sosok itu.

Sosok yang dipanggil Rhinos itu tertawa, "Kau tak mengenaliku bocah? Sepertinya kau bukan orang sini."

"Dia adalah orang yang telah menang 22 kali di turnamen Red 46 Arena tahap Pemula. Itu adalah sebuah turnamen yang diselenggarakan untuk memfasilitasi pertarungan antar Mistral tahal Pemula. Barang siapa yang mampu menang 50 kali berturut-turut maka dia akan dihadiahi 10.000 poin kontribusi."

Zack menjelaskan secara detail siapa Rhinos dan mengapa ia terkenal.

"Bukankah dia hanya menang 22 kali berturut-turut, apa yang spesial?"

"Apa kau tidak mengerti Bro? Setiap pertandingan akan ditonton langsung oleh banyak orang. Satu pertandingan saja sudah cukup bagi para veteran untuk melihat kelemahanmu. Pertandingan berikutnya kelemahanmu akan diincar secara khusus."

Ronald kemudian mengerti. Satu pertandingan sudah cukup untuk melihat seberapa jauh kekuatanmu. Keunggulan, kelemahan, gaya bertarung, hal itu akan di analisis dan akhirnya berbagai taktik akan digunakan untuk mengalahkanmu.

Artinya, untuk memenangkan pertarungan 22 kali berturut-turut Rhinos mungkin telah mengubah berbagai gaya bertarung, memahami dan melindungi kelemahannya sendiri, bertempur dengan seseorang yang secara khusus dilatih untuk mengalahkannya.

"Itu hebat," ucap jujur ketika memikirkan prestasi Rhinos.

"Sepertinya kau telah paham kekuatan Rhinos, ayo kita mulai saja pertarunganya," ucap Han dengan bersemangat.

Zack dan Ronald mengikuti Han dan Rhinos pergi ke Red 46 Area. Mereka menghubungi penyelenggara untuk memulai duelnya. Tak ada hambatan, penyelenggara menyetujui dengan kesepakatan mengenai taruhan ditetapkan. Taruhannya sederhana, Orang yang menang akan mendapatkan uang dari orang yang kalah. Taruhan yang berlangsung bersifat internal, yaitu taruhan antar petarung karena pertarungan ini bukanlah pertarungan yang secara resmi di adakan penyelengara. Disepakati bahwa taruhannya adalah 10.000 gre setiap orang.

Keempat orang itu kemudian memasuki Arena untuk memulai pertarungan.

Sorakan keras terdengar nyaring pada indra pendengaran. Mereka meneriakan nama orang yang menang 22 kali beruntun belum lama ini. Senyum sombong terpatri pada wajah Rhinos. Han percaya diri ia akan menang.

Zack menatap Ronald dengan tegas.

"Ini akan menjadi pertandingan yang sulit. Bersiaplah, Bro."

Ronald mengangguk. Ia bersemangat, bagaimanapun pertarungan ini akan menjadi pengalaman berharga baginya, terlepas dari ia menang atau kalah.

"Mulai!" teriak Wasit yang mengawal jalannya pertarungan.

Dalam sekejap, Zack menyerang dengan agresif Rhinos. Sementara Han menyerang Ronald dengan aktif.

Rhinos yang sangat berpengalaman menanggapi serangan demi serangan Zack dengan mudah. Sesekali ia membalas serangan Zack dengan pukulan atau tendangan sederhana.

Terlihat dengan jelas serangan Rhinos lebih berdampak daripada serangan Zack yang mudah dihalau.

Di sisi lain Han dan Ronald beradu pukulan dengan cepat. Han melakukan tendangan tinggi mengincar kepala Ronald. Menggunakan tangannya, Ronald menahan serangan Han.

Han terus menyerang Ronald dengan kakinya. Ia menyerang dalam intensitasi tinggi. Ronald memcoba untuk terus menahannya seraya mencari-cari kesempatan untuk membalikkan ritme pertarungan.

"Namamu, siapa namamu?" ucap Han di sela-sela pertarungan.

Ronald menundukkan badannya, lalu memukul Han saat serangan Han gagal.

"Namaku Ronald," ucapnya seraya melayangkan pukulan.

Sayang sekali pukulan itu tak terlalu keras sehingga Han mampu menahan dampaknya.

"Namaku Han. Biar kuberi kau saran yang bagus. Kalahkan aku segera atau Zack akan kalah dan Rhinos akan menghabisimu segera," ucap Han secara mengejutkan.

Ronald terkejut mendengarnya, "Kenapa kau memberiku saran?"

"Aku dan Zack juga teman, aku hanya kesal dengan sikap sombongnya, jika dia dipukuli Rhinos tentu aku senang tapi aku tak ingin dia kalah terlalu parah," ujar Han yang kembali meluncurkan serangan.

"Terima kasih atas sarannya ...."

Ronald mengadukan tendangannya dengan Han.

" ....Aku akan menyelesaikanmu segera."

Ronald mempercepat setiap serangannya. Pukulan demi pukulan ia lancarkan dengan cepat sehingga Han mulai kewalahan.

"Dengan ini selesai sudah."

Ronald membenamkan kepalan tangannya dengan sekuat tenaga pada perut Han. Pria itu terlempar sebagai akibat kerasnya pukulan Ronald sehingga menyebabkan dia membentur dinding.

Di sisi lain, Rhinos yang hanya bertahan mulai melancarkan serangan pada Zack yang kelelahan akibat terlalu asyik menyerang tadi.

Frekuensi pukulan Rhinos tidak terlalu cepat namun setiap pukulannya sangat berdampak pada tubuh Zack.

"Kau harus belajar ...."

Rhinos menghantam kepala Zack.

" ....Lebih banyak ...."

Ia kemudian menarik Zack mendekat lalu menusukan lututnya pada perut Zack.

" ....pengalaman."

Terakhir, ia menyatukan kedua tangannya lalu dagu Zack hingga tubuh Zack terlempar ke belakang.