Hari ini mungkin adalah hari yang cukup indah untuk orang sepertiku, aku terus mengingat pertanyaan Martin, saat ia melamarku menjadi kekasih. Mungkin ini langkah yang tepat dalam melupakan seseorang. Cinta hadir tanpa ketidaksengajaan, bisa juga pergi tanpa ketidaksengajaan. Bagaimana dengan cinta yang hadir karena ketulusan, mungkinkah akan berakhir bahagia? Aku rasa bisa berakhir bahagia, seperti dengan apa yang aku harapkan.
Ku keringkan rambutku, kemudian memekai kaus berukuran oversize untuk menutupi tubuh mungilku. Aku segera keluar dari kamar dan pergi menuju ruang makan. Martin di sana sudah menuju kehadiranku. Juga disusul Ayah yang kebetulan turun dari ruang kerjanya. Apa yang aku dapatkan saat ini, pantas aku syukuri, tidak semua orang bisa bernasib sama sepertiku.
"Malam, Ayah," sapaku ramah.
"Malam," sapanya balik.
