Chereads / Queen mafia / Chapter 34 - Bab 34

Chapter 34 - Bab 34

Ivana kembali masuk keperusahaan itu . Pria yang disampingnya adalah pemilik dari JoinCompy dan, tidak ada yang mengetahuinya. Mereka berdua sudah sampai diruangan Alvin. Saat membuka Pintu ia melihat alvin sedang menonton sesuatu.

Ckrett

"Berhentilah menonton itu Alvin!". Teriak Ducsha saat tau Sahabatnya ini menonton vidio menjijikan.

Alvin lalu berbalik dan melihat Boss nya kembali. Bukan sendiri. Melainkan membawa wanita yang sudah ia usir baru saja. "Kenapa wanita ini berada disini lagi? Pergilah!". Usir Alvin.

"Buatkan dokumen baru! Kau ku beri 15menit". Perintah Duscha.

"T-tapi. T-".

"Tidak ada bantahan! Kau ingin kuberikan keorang semua koleksi mobilmu ?". Ancamnya.

"Baiklah". Desih Alvin lalu beranjak pergi untuk membuatkan dokumen kontrak. Ia menatap sinis ke Ivana. Sedangkan Ivana membuat wajah Datar dan dingin.

"Silahkan duduk". Tawar Duscha lagi.

Ivana lalu duduk disofa. Ivana menggerutu." Jika tau seperti ini. Seharusnya aku membawa Clarissa". Gumam Ivana menggerutu untuk dirinya sendiri karena merasa bosan.

Jackson is calling...

"Ada apa?".

"Kau dimana? Aku pergi ke Masion dan tidak ada siapapun disana".

"Apa ? Kemana mereka ? Agh .Aku mengurus urusan perusahaanku. Ada perlu apa kau mendatangi Masionku?".

"Tidak ada. Hanya, ingin bertemu Marvel".

"Kau Humo?". Tanya Ivana membuat Jackson terkejut.

"Tidak ada !! Aku hanya ingin bertemu dengan sesama pria".

"Apa kau pria?".

"Pertanyaanmu menusuk Van". Jawab Jackson merasa tersakiti.

"Kau ingin mengajaknya ke Bar bukan ?". Ucap Ivana tau pikiran Jackson.

"Kau tau. Dimana dia sekarang!".

"Dia sedang bertemu dengan Alena. Sudahlah. Aku tidak mau membahasnya . Jangan hubungi aku jika tidak ada masalah penting!". Ucap Ivana lalu mematikan Panggilannya.

"Dasar pemburu jalang!". Gumam Ivana.

Ducsha mendengar semua pembicaraan Ivana. "Jadi kau pemilik Vancompy". Ucapnya dengan tiba-tiba.

Ivana sontak berdiri dan keringat dingin tampak membasahinya ." Tidak apa-apa. Aku juga merahasiakan identitasku. Jadi.. kau tau". Ucap Dicsha memaklumi Ivana.

Skip

Sedangkan ditempat lain. Marvel sedang berada disebuah Cafe yang ia sewa khusus untuk bertemu dengan model papan atas itu. Ia terus saja melihat jam tangannya. "Sudah 1jam aku menunggunya". Gumam Marvel.

"Agh! Kita disini sudah 1jam menunggunya! Aku ingin pulang!". Teriak Arkan karena sudah menunggu terlalu lama.

Tiba-tiba Ada beberapa pria bertubuh besar mendatangi mereka . Marvel yang tau mereka bekerja dengan siapa tampak santai. Sedangkan Arkan terlihat seperti orang gila karena terkejut.

"Siapa kalian!! Ya! Marvel! Kenapa kau terlihat santai! Mereka menyusup masuk ! Dan lihatlah mereka membawa senjata!". Teriak Arkan gelisah.

"Kau kenapa ? Mereka hanyalah pengawal Wanita itu. Tenanglah. Kau membuatku malu saja!". Jawab Marvel.

"Maaf sudah membuat kalian menunggu". Ucap Alina terlihat tidak merasa bersalah sekalipun. Ja bahkan tidak menunjukan ekspresi bersalah.

"Kami sudah menunggu mu selama 1 jam. Apa kau tidak mempunyai Jam tangan ?". Tanya Marvel yang sebenarnya tidak menyukai orang yang tidak menghargai waktu orang lain.

"Aku sibuk". Jawabnya singkat.

Marvel mendesih. Ia lalu melepaskan kacamata hitam yang digunakannya sejak tadi. Marvel memakai Jas berwarna hitam tidak lupa rambut yang memperlihatkan kelemahan wanita itu.

Jidatnya yang bersinar.

Alena yang dari tadi tidak terlalu memperhatikan Marvel membuatnya fokus saat Marvel melepaskan kacamatanya dan, memperlihatkan matanya yang indah. Alena takjub dengan ketampanan yang dimiliki Marvel dan tanpa mengalihkan padangannya dari Marvel.

"Jadi Nona Alena bisa kita mulai?". Suara Marvel membuat lamunan Alena kembali normal.

"B-baiklah". Gugup Alena.

Arkan yang melihat Alena yang tiba-tiba gugup dan sifat itu yang dikenal tidak berada dikamus Alena. Ia mengkerutkan alisnya mencoba memahami sesuatu.

"Apa dia menyukai Marvel? Kalau benar. Hidupnya dalam bahasa jika Ivana mengetahui ini". Batin Arkan.

Marvel menjelaskan beberapa perjanjian dan cara kerja diperusahaanya. Sedangkan Alena hanya fokus ke wajah tampan Marvel. Dan Arkan dari tadi memperhatikan Gerak-gerik Wanita yang dihadapannya. "Suda kuduga. Wanita ini terpesona". Batin Arkan lagi.

"Jadi bagaimana Nona Alena? Apa kau menyetujui beberapa Syarat dalam kerjasama kita ?". Tanya Marvel.

Alena masih tidak sadar. Ia terlalu fokus dengan Marvel dan tidak mendengarkan apa yang mereka bicarakan tadi.

Marvel mengangkat sudut alisnya karena tidak ada respon. "Nona Alena?!". Ucap Marvel sedikit meninggikan suaranya.

"A-agh? Apa?". Tanyanya.

Marvel menghembuskan nafasnya kasar. "Apa kau mendengarku ?".

"Baiklah. Aku menyetujui persyaratan nya." Jawabnya lalu menandatangani kontrak tanpa membacanya terlebih dahulu.

"Karena urusan kita sudah selesai. Maka, kita akhiri sampai disini. Dan mulai beberapa hari kedepan kau bisa syuting iklan. Dan selanjutnya kau bisa langsung datang ke Amerika untuk pemotretan selanjutnya". Ucap Marvel.

"Baiklah. Senang bekerja sama denganmu". Ucapnya sambil menyulurkan tangannya untuk bersalaman.

Marvel dengan senang hati membalas." Kami juga". Jawabnnya.

"Baiklah. Kami pergi dulu". Pamitnya lalu pergi meninggalkan Cafe itu.

"Kenapa harus aku yang menunggu? Aku adalah direkturnya dan aku juga yang mengajukan kontrak?!". Gumam Marvel bisa didengar Arkan.

"Kau sendiri yang mau. Aku tau, kau ingin membuat Ivana cemburu bukan?".

Marvel mengangguk ia menghela nafas kasar. Cukup sulit ternyata. Ia berfikir seperti inilah skertarisnya menghadapi meeting/pertemuan.

Sangat melelahkan ternyata dilakukannya sendiri.

Ia kembali keMasion Ivana untuk beristirahat. Sedangkan Ivana sudah menyelesaikan perjanjian antara perusahaanya dengan JoinCompy.

"Agh! Hari yang panjang. Cukup membuatku emosi". Desah Ivana yang terbaring diranjang miliknya.

"Aku akan berendam". Gumamnya lalu bangkit dari tempat tidurnya dan pergi kekamar mandi. "Aku harus kunci pintu kamar. Aku tidak amu ada yang menggangu ketenagan ku". Ucapnya lalu pergi untuk mengunci pintu.

"Oke Van. Buatlah dirimu tenang". Ucapnya lalu memasuki Bak mandi.

Sedangkan Marvel ia sudah sampai di Masion. "Kemana semua orang pergi?".

Marvel langsung saja masuk kekamarnya dan membersihkan dirinya. Sebenarnya ia cukup lelalh sekarang dan ingin tidur saja.

Skip

Mereka sahabat Ivana dan Marvel. Mereka semua pergi berbelanja disalah satu Mall terbesar di Rusia. Mereka berfikir untuk berbelanja daripada berada di Masion seharian. Lagipula mereka mempunyai banyak Uang membeli apapun yang mereka mau.

"Seharusnya kita izin ke Ivana dulu. Aku yakin dia akan marah dengan kita. Karena, tidak mengajaknya". Ucap Gibrella.

"Ya! Mark, apa Marvel tau kalian pergi bersama kami?". Tanya Stella.

"Tidak". Jawab Mark singkat.

"Dan kita bakal di tanyain macem-macem sama Ivana". Ucap Tasya takut.

"Tidak perlu takut. Kita belikan dia beberapa pakaian dan Jam tangan. Aku yakin dia tidak akan marah". Usul Clarissa.

Semuanya langsung menatap Clarissa dengan tatapan tidak percaya ." Wah. Sudah kuduga kau akan menyukai berbelanja". Ucap Gibrella menepuk tangannya.

"Kenapa?". Tanya Clarissa lagi.

"Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya. Dan sudah dipastikan kau menyukai berbelanja. Dulu kau sangat susah dalam bernegosiasi dengan kami. Dan sekarang kau.. wah". Ucapnya sambil menggelang-gelengkan kepalanya tidak percaya.