Chereads / Queen mafia / Chapter 66 - Bab 66

Chapter 66 - Bab 66

Ivana kini sedang berada di rumah. Ia pulang lebih awal akibat ulah Aurora. ""Sial!! Hampir saja aku ketahuan!". Gumam Ivana.

Ivana yang kini tengah berada di kamar sambil merebahkan diri-Nya ke ranjang milik-Nya. Ia tengah mencoba merilexkan pikiran-Nya yang kini sedang kacau.

-

-

-

-

-

Flacsback

Aurora sudah membeli ponsel baru. Ia lalu kembali ke sekolah untuk menunjukan-Nya ke Vany. Entah apa yang sedang dipikirkan-Nya sekarang. Tapi yang jelas Ia tidak akan membiarkan Vany sekarang dan akan membarinya hukuman yang setimpa dengan apa yang ia lakukan dengan murid yang lain-Nya.

Aurora lalu mencari Vany yang kini sedang berada di ruang istirahat mereka yang tampak seperti ruang direcktur. "Ternyata kalian berada disini". Ucap Aurora mendatangi mereka sambil melihat-lihat dekorasi yang berada dalam ruangan itu.

"Sedang apa kau kemari?! Berani sekali kau mendatangi tempat kami". Ucap Vany dengan memandang remeh ke wanita yang sedang berada di hadapan-Nya sekarang.

"Sepertinya ayahmu membuatkanmu tempat untuk bersantai disini. Hmm. Lihatlah barang-barang ini". Ucap Aurora sambil melihat-lihat seisi ruangan yang penuh dengan beberapa barang. Ia juga tersenyum manis sambil berjalan ke arah Vany.

Ia terus saja berjalan mendekati Vany dan ingin menunjukan ponsel yang baru saja ia beli. "Apa kau lihat ini? Aku baru saja membelinya. Aku mengikuti perkataanmu tadi".

"Kenapa kau menunjukan ini kepada kami!! Dasar bodoh! Apa kau ingin memamerkan-Nya kepada kami!".

"Aku hanya menunjukan-Nya karena kau yang menyuruhku membeli bukan?".

Aurora lalu tersenyum smrik dan dengan tiba-tiba melempar ponsel itu ke arah Vany.

Plakk

"Agh!! ". Teriak Vany sambil memegangi Kepalanya yang kini berdarah. Aurora juga menarik rambutnya dengan kuat.

Kedua teman Vany tidak tinggal diam. Mereka lalu menghentikan Aurora berniat membalas apa yang ia lakukan ke Vany.

"Yaa!! Apa yang kau lakukan!! Apa kau gila! Agh! Aku berdarah!". Teriak Vany.

Brakkk

Aurora membuat mereka terpental jauh dari-Nya. Mereka berdua kini menimpa meja kayu dan merusaknya.

"Aghh!!". Teriak mereka memegangi pinggang-Nya yang terkena meja.

"Apa yang kau lakukan?!!!". Teriak Vany.

Aurora masih saja menampilkan senyum manis meski ia kini tengah melukai mereka bertiga. Aurora lalu mendekati Vany dan mencekik lehernya dengan sangat kuat.

"Agh! L-lepaskan a-aku!". Ucap Vany mengeluarkan seluruh tenaga-Nya meski apa yang dilakukannya akan sia-sia saja. Ia memukul tangan Aurora agar melepaskannya.

"Kau tadi cukup berani melempar ponselku bukan? Kenapa tiba-tiba kau takut seperti ini. Hmm". Ia mencekik leher Vany dan mengangkatnya ke atas.

Kedua teman Vany kini tercengang melihat Ivana bisa mengangkat-Nya dengan mudah.

Wajah Vany kini memucat. Aurora sedari tadi tidak melepaskan-Nya walau sudah melihat keadaan Vany. Kedua teman Vany ingin menolong dan mengambil Vas bunga untuk memukulnya dengan benda itu.

Saat ingin memukulnya dengan Vas bunga. Aurora menyadarinya lalu langsung menghindar. "Berani sekali kalian menyerangku dari belakang!". Ucap Aurora lalu melepaskan Vany.

Aurora lalu mendekati mereka dan memberikan beberapa tamparan keras di pipi mereka.

Plak plak plak

"Sakitt!!". Ucap mereka sambil memegangi pipi mereka yang kini memerah dan Hidung mereka juga mengeluarkan darah.

"Jadi, apa yang kalian perbuat dengan yang mereka?! Apa tidak sakit? Apa kalian pernah berfikir? Apa yang kalian lakukan kepadanya lebih sakit dari ini!". Teriak Aurora membuat mereka terkejut.

Aurora kembali ke Vany yang kini tergeletak lemas di lantai. Aurora lalu mencekam pipinya dengan kuat." Ini peringatan terakhir untuk kalian. Bersikap baiklah mulai sekarang kepada siapapun". Gumam Aurora.

Ada suara langkah kaki menuju kemari. Aurora lalu menghilang dari Tubuh Ivana. "Ah sial!! Dia meninggalkan beban kepadaku!". Gumam Ivana lalu menatap Vany sinis.

Sedangkan Vany kini melihatnya bertanya-tanya. Mengapa suaranya tiba-tiba bisa berubah. "Berbuat baiklah! Ahh! Kau membuat mood ku hancur sekarang!". Ucap Ivana lalu pergi meninggalkan mereka.

"Aku akan membalas ini!". Gumam Vany lalu terbatuk. Lehernya sekarang membekas akibat cengkraman Ivana yang dilakukannya.

-

-

-

-

-

"Aghhhh!! Dia menyusahkan saja!". Teriak Ivana mengamuk.

Avina lalu datang karena mendengar teriakan sang adik. "Kenapa!! Apa kau gila!!". Teriak Avina lalu mendekati Sang adik.

"Ya. Aku gila!". Jawab Ivana sambil memasang raut wajah seperti orang gila.

"Aiss. Tidak perlu memasang ekspresi seperti itu! Wajahmu sudah gila meski normal".

Plakk

Avina menyentil wajah Ivana ."Ya!!". Teriak Ivana tidak terima karena disentil dan di bilang gila. Padahal wajahnya masuk dalam daftar wanita tercantik di artikel yang baru saja ia baca.

"Kenapa kau mengamuk?". Tanya Avina lalu merebahkan diri-Nya disamping Ivana.

Ivana tidak menjawab. Ia mengabaikan pertanyaan sang kakak dan sengaja membuat-Nya kesal. "Oh iya tadi ada teman-temanmu datang. Mereka sedang duduk di bawah".

Ivana lalu bangkit dari tempat tidur-Nya." Kenapa kakak baru mengatakan-Nya?! Aghh!!". Teriak Ivana lalu keluar dari kamar.

"Aku manusia. Sering mengalami kelumpuhan lupa". Gumam-Nya lalu memainkan ponsel-Nya.

Ivana menuruni anak tangga dan melihat para sahabatnya kini tengah asik memainkan Game.

"Jadi kalian kemari hanya untuk bermain Game?!".ucap Ivana membuat mereak terkejut. Tapi tetap saja mereka melanjutkan aktifitas mereka.

"Ahh Van. Kenapa tadi pulang lebih awal tidak mengabari kita? Kami khawatir kau tau itu". Kata Gibrella sambil memakan cemilan.

"Marvel mencari kau tadi. Dan ternyata kau sudah pulang. Ia khawatir melihat kau tadi yang dikuasai Aurora".

"Benarkah? Aku lupa mengabarinya. Aku masih kesal melihatnya karena kejadian itu". Ucap Ivana lalu duduk di sofa sambil menyilangkan kaki-Nya.

"Kau ini van. Dia kan tidak salah! Mengapa kau kesal".

"Memang. Hanya saja perempuan itu pasti sudah menempelkan bibir penuh dosa-Nya ke Marvel". Kesal Ivana yang melihat tanda merah di sekitar leher Marvel.

Ia juga melihat tanda itu di leher Alena dan membuatnya tambah marah dengan Marvel. "Aku rasa. Marvel mengira itu kamu Van. Apa kau dengar. Bahwa, Marvel terus saja memanggil namamu". Ucap Stella.

"Ahh lupakan saja! Aku sedang datang bulan sekarang! Jangan membuat mood ku turun". Teriak Ivana membuat yang lain-Nya terkejut.

Mereka kini tengah menjaga suasana hati sang leader untuk tetap baik. Mereka juga berfikir munculnya aurora adalah karena Ivana sendiri tidak bisa mengotrol emosinya. Ditambah dengan Apa yang dilakukan Vany dengannya.

Dan yang membuat Ivana bertambah marah sekarang. Adalah sahabat-sahabat nya ini tengah menghabiskan cemilan-Nya yang baru saja ia beli.

Beberapa barang yang didatangkan langsung dari Korea. sang kakak yang membelikannya untuknya sekarang di makan habis oleh para manusia tidak tau diri ini.

"Yaa!!". Teriak Ivana membuat yang lainnya terkejut. Mereka melihat Ivana yang kini nafasnya naik turun. Mereka menyadari bahwa. Mereka kini menghabiskan makanan Miliknya. Ivana terkenl sensitif dengan makanan. Jika dengan benda lain. Ia akan memberikannya tapi terkecuali makanan.