Nafas Ivana kini masih naik turun, entah kenapa Ivana tidak bisa mengendalikan emosinya setelah dirinya menghabisi banyak manusia dalam sehari. Bahkan Ivana melampiaskan kemarahannya dengan menusuk-musuhan pisau disalah satu korbannya itu sehingga ia kehilangan kendalinya tadi.
"Ambilkan aku baju di markas! Aku akan menunggu disini." Perintah Ivana.
Mereka semua meninggalkan ketuanya yang sekarang berlumuran dengan darah di seluruh pakaiannya. Wajah yang sudah di bersihkan sedikit memakai air minum yang berada di dalam mobilnya, meskipun tidak bersih total. Tapi bisa mengurangi Darah di wajahnya.
Ivana duduk di tepi tepung itu memandang lautan yang berada di hadapannya lalu menghela nafasnya kasar. Ivana merilexskan pikirannya setelah melenyapkan beberapa orang. Ivana melampiaskannya kepada mereka.
Ivana memejamkan matanya meredakan hembusan angin menyentuh kulitnya. "Siapa dia— dan, bayangan Adrie?." Gumam Ivana lagi. Ia membuka kedua matanya perlahan.