"Itu adalah... Daddy Gale dan Daddy Cashel!" Teriak Rosea penuh antusias. Alaric dan Darren yang mendengarnya merasa dipermainkan. Keduanya melirik Rosea dengan sinis dan penuh amarah.
"Sial, kita dipermainkan." Kesal Alaric, menyenggol Darren.
"Kita harus memberinya pelajaran." Balas Darren, tak mau kalah. Seringai di bibirnya terlihat jelas di mata Rosea, membuatnya merinding.
Cepat-cepat, Rosea memotong kue kembali. kali ini, dua potongan dia ambil dan letakkan di atas piring yang telah disediakan. Matanya memperhatikan seluruh tamu undangan, kemudian berhenti tepat pada manik coklat milik Alaric dan Darren secara bergantian.