Tuk
Tuk
Tuk
Suara ketukan heels menggema ke seluruh koridor hotel. Heels 10 centimeter itu berjalan lurus menuju ruangan termahal di hotel tersebut. Rok span berwarna hitam dengan balutan kemeja pink muda membalut tubuh sexy nya. Rambut pirangnya ia ikat agar terlihat rapi.
Di depan pintu kamar hotel,gadis itu menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya kasar.
"Kali ini aku kembali menjadi sekretaris,"gadis itu bermonolog.
Pintu ruangan terbuka memperlihatkan dua orang pria yang tengah berselisih paham. Mereka sedikit berdebat sampai netranya melihat gadis dengan nametag Fransiska tersebut.
"Rose?"lirih Darren nyaris tak bersuara.
Gadis itu adalah Rosea yang sedang menyamar sebagai sekretaris Darren demi menyelesaikan kekacauan yang telah pria itu perbuat. Darren hampir saja membunuh pria tua itu jika saja Rosea tidak datang.
Rosea bukan gadis gila hormat dan popularitas. Dia hanya ingin hidup tenang tanpa banyak orang tahu. Bahkan dia tidak pernah mempublish mengenai hubungan persahabatan antara dia dengan kedua CEO tampan itu.
Followers instagram Rosea hanya 5000 orang. Sangat jauh jika harus dibandingkan dengan milik Alaric dan Darren yang memiliki pengikut hingga ratusan ribu orang.
"Saya Fransiska sekretaris Tuan Gale mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya kepada tuan. Saya harap tuan tidak membawa masalah ini ke jalur hukum. Kita anggap impas saja,kami juga tidak akan membawa masalah pelecehan tersebut ke jalur hukum. Hanya saja tuan diwajibkan membayar denda terkait pelanggaran kontrak kerja,"ujar Roseaz berusaha sesopan mungkin.
Pria tua bernama Bara itu memperhatikan penampilannya dari atas hingga bawah,Rosea merasa ditelanjangi sekarang. Darren yang menyadari hal itu segera maju dan menutupi tubuh Rosea. Dia tidak terima melihat gadisnya di tatap penuh nafsu oleh pria cabul seperti itu.
"Sekretarismu sangat sexy,boleh saya mendapatkannya?"tanya Bara membuat Darren geram. Jika saja Rosea tidak menahan Darren,maka pria tua bangka itu pasti sudah mati di tangan Darren.
Darren menarik Rosea keluar dari ruangan tersebut. Saat keduanya baru saja sampai di pintu,suara Bara membuat langkah Rosea terhenti.
"Kau bukan Fransiska,kau Rosea."kata Bara.
Darren juga mendengar itu,dia hampir saja kembali masuk ke ruangan itu untuk menghajar Bara jika saja Rosea tidak menahannya. Gadis itu menahan Darren agar tetap di tempatnya lalu masuk ke dalam ruangan menghampiri Bara.
Dia sedikit menyobek rok span ketat itu lalu melayangkan sebuah tendangan tepat ke wajah Bara. Namanya adalah Rosea,bukan Jasmine si putih yang harun. Dia adalah Rose si merah cantik yang berduri.
"Anggap saja sebagai hadiah dari saya,"bisik Rosea sambil menyeringai.
***
"Haruskah kau menendangnya hingga mimisan Rose?"tanya Darren.
Rose mengangguk cuek, dia sedang sibuk mengikat jas milik Darren di pinggangnya agar pahamya tidak terekspos. Setelah dari hotel tersebut,Rosea mengajak Darren makan karena memang dirinya belum makan malam.
"Dia mendapatkan hal setimpal,"balas Rosea.
Nafas Darren berhembus kasar,pria itu tengah menghitung kerugian yang harus ditanggungnya akibat insiden tersebut.
"Kau membuat 28 miliarku melayang,"dengus Darren.
Rosea tidak menyetujui perkataan Darren,dia mengelak. "Aku hanya menendang sekali,hitung saja 5 miliar sedangkan kau memukulinya hingga sekarat! Itu artinya 23 miliarmu hilang atas ulah kau sendiri Darren!"Rosea tidak terima.
"Lagian mau sampai kapan kau tidak memiliki sekretaris?"lanjut Rosea sambil menyantap tteokbokki di depannya. Mereka sedang ada di restaurant korea yang kebetulan menjadi favorit keduanya.
"Sampai kau menjadi sekretarisku,My Rose."balas Darren dengan sebuah cengiran.
"Makan ini,makan... sekretaris palamu teriris! Kau tau aku paling membenci hidup terikat dalam sebuah aturan,"Rosea memasukkan Tteok pedas ke dalam mulut Darren membuat pria itu tersedak.
Darren tidak bisa makan pedas,mulut pedasnya sudah menyakiti banyak hati orang,mungkin itu sebabnya Darren tidak doyan pedas.
"Aku hah... bisa...hah... pedas sialan,membebaskanmu."balas Darren terbata-bata. Dia meminum air dingin yang berada di sampingnya.
"Tidak perlu,aku tetap tidak berminat menjadi sekretaris."tolak Adeeva secara tegas.
Saat keduanya tengah asik mengobrol sambil menikmati makanan,ponsel milik Rosea berbunyi. Terlihat nama Alaric di sana membuat iris mata Rosea bergulir malas.
"Bahkan saat sedang makanpun aku diganggu,"ekspresi wajahnya terlihat sendu,tetapi tangannya tetap menggeser tombol hijau di sana.
"Ada apa?"tanya Rosea sesaat terdengar suara Alaric yang sepertinya tengah mabuk lagi.
"Rosea,bisa minta tolong jemput Alaric lagi? Dia kali ini hampir mencekik seorang wanita,"mohon seorang pria yang menjadi teman club Alaric.
"Baiklah Reyan,"jawab Rosea pasrah. Gadis itu berdiri menbuat Darren mengernyit heran.
"Setelah menjadi sekretarismu,aku harus menjadi babysister Alaric. Antarkan aku beli pakaian dulu!"ujar Rosea.
Darren langsung paham dengan maksud Rosea. Dia segera mengambil barang-barangnya dan membukakan pintu mobil untuk Rosea. Keduanya melaju dengan kecepatan sedang menuju sebuah toko pakaian terdekat.
Rosea turun dari mobil Darren lalu mulai memilih pakaian. Para pelayan toko terkesima melihat Darren yang terlihat begitu tampan. Beberapa memberi tatapan kurang menyenangkan kepada Rosea yang datang bersama Darren.
"Tuan,sepertinya pakaian ini cocok untuk calon istri tuan."lagi-lagi Rosea harus berpura-pura menjadi sekretaris Darren hanya demi identitasnya. Menurut Rosea,identitasnya adalah hal terpenting yang gadis itu miliki.
"Kau akan mengenakan kaos ke club?"bisik Darren.
Rosea tersenyum sambil menjawab lirih,"aku ke sana bukan untuk menjadi jalang,tapi untuk menjadi babysister bodoh!"
Setelah selesai membeli pakaian yang Rosea inginkan,keduanya kembali ke mobil milik Darren. Rosea bukan duduk di samping kemudi melainkan di bagian penumpang. Karena toko yang ramai,ada banyak yang memfoto Darren sehingga Rosea tidak mungkin berganti pakaian di sana,dia sudah tidak betah.
"Awas saja jika kau mengintipku!"ancam Rosea sambil membuka kancing kemejanya. Mata Rosea mengamati Darren yang berusaha curi pandang melalui kaca mobil.
"Aish,kita bahkan pernah mandi bersama,kenapa kau malu?"kesal Darren.
Rosea memukul ringan kepala Darren lalu pindah ke bangku samping kemudi dan membalas perkataan Darren,"itu saat kita masih kecil bodoh! Waktu itu sosismu masih impoten sehingga tidak menegang saat melihatku,beda dengan sekarang!"
Darren tersenyum menunjukkan deretan giginya,"benar juga,saat itu kau masih sangat tepos."
***
Darren dan Rosea memasuki bar yang cukup ramai. Beberapa wanita di sana mencoba menggoda Darren. Jika saja tidak bersama Rosea,mungkin Darren sudah berakhir di ranjang dengan salah satu dari mereka. Sedangkan Rosea sendiri meskipun hanya mengenakan hotpants dan kaos hitam,dia tetap terlihat sexy. Beberapa pria menatapnya penuh nafsu membuat Darren harus melototi mereka satu persatu.
Keduanya terus memasuki bar hingga menemukan Alaric yang tengah membentak seorang wanita bayaran. Sepertinya itu wanita bayaran yang dimaksud oleh Reyan.
"Maaf atas kesalahan Alaric,dia selalu lepas kendali saat mabuk."kata Rosea dengan sebuah senyuman. Wanita itu hanya menatap sinis terhadap Rosea,sepertinya dia merasa cemburu.
"Kau selalu merepotkanku Alaric,"cibir Rosea.
Saat mata Alaric menangkap Rosea,dia langsung berlari ke arah gadis itu dan memeluknya erat. Seperti biasanya,Alaric terus mengucapkan segala rayuan gombalnya kepada Rosea.
"Ayo kita bercinta My Rose,"rengek Alaric di sela cegukannya.